Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: 3 Cara Menyambut Ramadhan
Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025/22 Syaban 1446 H: 3 Cara Persiapkan Ramadhan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNPRIANGAN.COM - Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025/ 22 Syaban 1446 Hijriah dengan judul 3 Cara Menyambut atau Mempersiapkan Kedatangan Bulan Ramadhan
Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyamapaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Surga atau Neraka sebagai Balasan Amal ketika di Dunia
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang 3 Cara Persiapkan Ramadhan
Khutbah I
نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,
Tidak henti-hentinya khatib mengingatkan tentang pentingnya iman dalam kehidupan kita. Iman adalah fondasi utama dalam setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim. Apalagi, bulan Ramadhan yang mulia segera tiba.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 Februari 2025: Sambut Ramadhan dengan Penuh Rasa Gembira
Sepanjang bulan tersebut, seorang muslim yang sudah balig dan tidak terkena udzur syar'i diwajibkan untuk berpuasa. Ramadhan tidak hanya sebatas menahan lapar dan dahaga. Lebih dalam lagi, Ramadhan adalah tentang menguatkan iman dan takwa kepada Allah.
Semakin dekatnya kita dengan Ramadhan, semestinya di hati kita semakin kuat pula keinginan untuk mengisi bulan tersebut dengan berbagai amalan. Bukan cuma demi mendapatkan pahala dan menghapus dosa. Puasa adalah salah satu cara paling istimewa untuk mendekatkan diri dengan Allah.
Diriwayaatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, "Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia (puasa) untuk-Ku dan Aku (sendiri) yang akan membalasnya.” (H.R. Bukhari)
Hadirin yang berbahagia,
Menjelang Ramadhan 1446 H, terdapat 3 persiapan menyambut Ramadhan yang mesti dilakukan seorang muslim. Yang paling pertama dan utama adalah memperbaiki hubungan dengan Allah. Manusia memang tidak bisa lepas dari perbuatan salah dan dosa. Namun, bukan berarti pula ia tidak bisa membersihkan diri.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Selalu Optimis Hadapi Jalan Hidup Meski tak Sesuai Ekspetasi
Ramadhan adalah momentum pembersihan diri tersebut. Sepanjang bulan, umat Islam dilatih untuk terus-menerus menjaga dirinya. Pada siang hari, sejak fajar shadiq terbit hingga matahari terbenam, seorang muslim tidak hanya menahan lapar dan haus. Ia juga mesti menyingkirkan ucapan tercela dan mengendalikan emosinya. Saat malam tiba, ia sibuk dengan berbagai ibadah mulai dari shalat sunnah hingga tadarus Al-Qur'an.
Sebelum rangkaian ibadah yang intens tersebut, sudah semestinya kita mendekatkan diri kepada Allah jelang Ramadhan. Misalnya, dengan mandi dan shalat sunnah taubat. Langkah lain adalah menjauh dari perbuatan-perbuatan buruk sehingga ketika bulan puasa tiba, kita sudah terbiasa dalam rute yang benar.
Persiapan kedua adalah menjaga hubungan baik dengan sesama manusia dengan bersilaturahim. Dalam setahun lampau, mustahil jika kita tidak menyakiti orang lain, baik sengaja maupun tidak disengaja. Dalam setahun terakhir, mungkin pula kita melewatkan silaturahim dengan orang-orang tertentu karena kesibukan.
Tradisi meminta maaf jelang Ramadhan adalah momentum untuk menjaga silaturahim. Dengan semakin canggihnya teknologi, menelepon atau mengirim pesan kepada keluarga jauh, guru, atau teman lama, dapat dilakukan dengan mudah. Dengan meminta maaf, niscaya hati kita sudah lebih bersih dan lapang jelang Ramadhan.
Persiapan terakhir menjelang Ramadhan adalah memperbanyak ilmu tentang bulan suci tersebut. Kita dapat membaca kitab-kitab yang mengupas keistimewaan Ramadhan dan apa saja yang dapat dilakukan sepanjang bulan ini. Melakukan amalan tanpa ilmu, akan membuat amal tersebut tidak sempurna.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025/15 Syaban 1446 H: 3 Hikmah Mengetahui Pentingya Puasa Ramadhan
Hadirin yang dimuliakan Allah, demikian tadi 3 persiapan menyambut Ramadhan yang dapat dilakukan dalam seminggu ke depan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
Sahabat-sahabat yang dimuliakan Allah, persiapan menuju bulan Ramadan membutuhkan kesiapan diri. Tidak hanya fisik (badan) saja, tetapi juga kesiapan amal, kesiapan ekonomi, kesiapan ilmu, dan yang terutama kesiapan batin (spiritual). Oleh karena itu, mari kita jadikan Ramadan sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan, memperkuat ukhuwah Islamiyah, dan memperbaiki kualitas hidup kita.
Khutbah II
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ .رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب العالمين.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.