Naskah Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Perbanyak Shalawat di Bulan Syaban
Berikut Ini Dia Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Perbanyak Shalawat di Bulan Syaban
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
شَعْبَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ، شِيْنٌ وَعَيْنٌ وَبَاءٌ وَأَلِفٌ وَنُوْنٌ، فَالشِّيْنُ مِنَ الشَّرَفِ، وَالعَيْنُ مِنَ العُلُوِّ، وَالبَاءُ مِنَ البِرِّ، وَالأَلِفُ مِنَ الأُلْفَةِ، وَالنُّوْنُ مِنَ النُّوْرِ. فَهَذِهِ العَطَايَا مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى لِلْعَبْدِ فِي هَذَا الشَّهْرِ
Artinya, “Sya’ban terdiri dari lima huruf: Syin, ‘Ain, Ba, Alif, dan Nun. Syin berasal dari syaraf (kemuliaan), ‘Ain dari ‘uluww (ketinggian), Ba dari birr (kebaikan), Alif dari ulfah (keakraban), dan Nun dari nur (cahaya). Inilah anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-Nya di bulan Sya’ban.”
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Sadar Akan Umur yang Terus Berkurang
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Salah satu kemuliaan yang diturunkan dalam bulan Sya’ban adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman agar bershalawat dan menghaturkan salam kepada Baginda nabi Muhammad SAW dalam firman-nya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surat Al-Ahzab ayat 56).
Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah hal. 342, shalawat dari Allah kepada Nabi berarti rahmat, sedangkan shalawat dari malaikat adalah permohonan ampunan (istighfar). Sementara itu, shalawat dari umat kepada Nabi merupakan doa dan pujian.
Atau bisa juga diartikan bahwa shalawat dari Allah adalah bentuk sapaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang disertai dengan menunjukkan bahwa beliau senantiasa dalam limpahan rahmat Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusuf bin Ismail Annabhani dalam kitabnya Sa’adatud Darain hal. 35:
وَأَمَّا الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ فَلَيْسَتْ كَذَلِكَ، بَلْ فِيْهَا ذِكْرُ اللّٰهِ تَعَالَى بِلَفْظِ "اللّٰهُمَّ" وَدُعَاؤُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، وَهُوَ مِنْ أَنْوَاعِ الذِّكْرِ
Artinya, “Adapun shalawat kepada Nabi, tidaklah seperti itu (perintah Allah kepada malaikat untuk sujud kepada nabi Adam), melainkan di dalamnya terdapat penyebutan nama Allah Ta’ala dengan lafaz “Allahumma” (Ya Allah), serta permohonan kepada-Nya, yang merupakan salah satu bentuk dzikir.”
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Penentu Jalan Seorang Muslim di Dunia
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dari keterangan tersebut, dapat kita pahami bahwa shalawat adalah amalan yang sangat penting bagi orang-orang beriman. Bukan hanya karena merupakan perintah dari Allah SWT, tetapi juga karena shalawat dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga keimanan seorang mukmin. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusuf bin Ismail Annabhani dalam kitabnya Sa’adatud Darain hal. 36:
وَهَذَا أَعْنِي إِظْهَارَ احْتِيَاجِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ لِلّٰهِ تَعَالَى بِطَلَبِ صَلَاتِهِ وَسَلَامِهِ عَلَيْهِ هُوَ مِنْ أَجَلِّ حِكَمِ مَشْرُوْعِيَّةِ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰيْهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ لِئَلَا يَدَّعِيَ فِيْهِ بَعْضُ النَّاسِ الأُلُوْهِيَّةَ كَمَا أُدُعِيَتْ فِي بَعْضِ الأَنْبِيَاءِ وَغَيْرِهِمْ.
Artinya: “Adapun keterangan ini, yakni penjelasan tentang butuhnya Baginda Nabi kepada Allah dengan meminta shalawat dan salam-Nya, merupakan hikmah paling agung disyariatkannya shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Supaya orang-orang tidak menuduh Nabi memiliki sifat keilahian (atau seperti Tuhan), seperti yang dituduhkan (orang-orang) terhadap para nabi-nabi dan yang lainnya.”
Maka dengan shalawat inilah Allah menjaga Nabi dan umatnya dari kekeliruan dalam menganggap adanya Tuhan selain Allah. Sebab, seagung dan semulia apa pun Baginda Nabi, beliau tetaplah seorang hamba yang membutuhkan rahmat dari Allah SWT. Hal ini tercermin dalam susunan kalimat shalawat, “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin,” yang berarti bahwa Allah adalah Dzat yang memberi rahmat kepada Nabi Muhammad. Sedangkan Baginda Nabi, dengan segala kemuliaannya, tetaplah seorang hamba yang menerima rahmat tersebut. Inilah yang menegaskan sifat kehambaan beliau.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Bersyukur dengan 2 Berkah Kenikmatan
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Perbanyak Shalawat di Bulan Syaban
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Sadar Akan Umur yang Terus Berkurang |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Penentu Jalan Seorang Muslim di Dunia |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Bersyukur dengan 2 Berkah Kenikmatan |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Menyambut Bulan Ramadhan yang Berkah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.