Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat 20 Desember 2024: 3 Kekeliruan Muslim mengenai Perbuatannya yang Dianggap Sepele
Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024/ 18 Jumadil Akhir 1446 H: 3 Kekeliruan Muslim mengenai Perbuatannya yang Dianggap Sepele
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024/18 Jumadilakhir 1446, dengan judul 3 Kekeliruan Muslim mengenai Perbuatannya yang Dianggap Sepele.
Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyamapaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekedar informasi ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 13 Desember 2024 : Mulianya Pengabdian diri Seorang Guru
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad).
Untuk itu, pada kesempatan ini, TribunPriangan ingin mengulas tentang 3 Kekeliruan Muslim mengenai Perbuatannya yang Dianggap Sepele.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ ِللهِ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرًا مُبَارَكًا، وَفَرَضَ عَلَيْنَا الصِّيَامَ لِأَجْلِ التَّقْوٰى. أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مَحَمَّدٍ الْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. يَاۤأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءٰمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Jaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
Allah swt telah menciptakan manusia tanpa main-main. Ada maksud dan tujuan mengapa manusia diciptakan. Namun sayang sekali, begitu banyak manusia yang memiliki anggapan-anggapan yang keliru dalam menjalani kehidupan ini. Akibatnya, banyak sekali manusia yang tidak bisa menjalani kehidupan sebagaimana yang dikehendaki Allah swt.
Di dalam Al-Quran, Allah swt menginformasikan dan menjelaskan berbagai anggapan keliru manusia sekaligus meluruskannya.
Pertama, Iman Tidak Diuji. Banyak orang mengaku beriman kepada Allah swt. Bagi mereka, ini penting untuk bisa mendapatkan status sebagai seorang mukmin dihadapan kaum muslimin, mereka melakukan ini sekadar untuk menarik simpati atau mendapatkan pengaruh dari kaum muslimin. Manakala manusia mengaku beriman tanpa bisa membuktikan kepribadian sebagai seorang mukmin, maka ia tidak bisa diakui keimanannya, Allah swt berfirman:
Diantara manusia ada orang yang mengatakan: "kami beriman kepada Allah dan hari akhir", padahal mereka bukanlah orang-orang yang beriman (QS Al Baqarah [2]:8).
Namun mereka tidak menyadari bahwa setiap kali orang yang telah mengaku beriman pasti akan mendapatkan ujian agar bisa dibuktikan kualitas keimanannya, Allah swt berfirman:
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Baik Buruk Muslim Terlihat dari Ibadah Salatnya
Apakah manusia dibiarkan begitu saja menyatakan dirinya beriman, padahal belum diuji. Sungguh orang terdahulu sudah diuji, sehingga menjadi jelas mana yang betul-betul beriman dan mana yang dusta (QS Al Ankabut [29]:2-3).
Dalam kaitan dengan ujian, hal lain yang tidak boleh disalahpahami oleh manusia adalah bahwa ujian itu tidak hanya berupa hal-hal yang tidak menyenangkan. Ujian bisa juga berupa hal-hal yang menyenangkan bila ditinjau dari sisi duniawi. Karena itu setiap mukmin harus menyadari bahwa iman pasti diuji, bila ia mengalami hal-hal yang menyenangkan dalam hidupnya ia tidak akan sampai lupa diri dan bila mengalami hal-hal yang menyulitkan atau menyengsarakan ia tidak akan putus asa, Allah swt berfirman:
Setiap yang bernyawa pasti akan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, kepada Kamilah kamu semua akan kembali (QS Al Anbiya [21]:35).
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Kedua, anggapan yang keliru dari manusia adalah apa yang dilakukannya di dunia ini tidak ada pertanggungjawaban dalam kehidupan akhirat, akibatnya manusia bisa menjadi begitu bebas sebagaimana layaknya binatang, merekapun menghalalkan segala cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya, bahkan sampai ada yang bersalah tapi tidak merasa bersalah. Dalam perkara hukum, iapun berusaha mempengaruhi hakim agar tidak menganggapnya bersalah meskipun sebenarnya ia salah. Adanya anggapan manusia bahwa hidup ini tanpa pertanggungjawaban akhirat dikemukakan Allah swt dalam firman-Nya:
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Ibu dan Perjuangannya yang Tak Dapat Terbayarkan
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS Al Mukminun [23]:115).
Manusia memang bisa saja mengelabui manusia, tapi ia tidak akan bisa mengelabui Allah swt, apalagi semuanya akan kembali kepada-Nya dan mereka harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya dalam kehidupan di dunia ini, Allah swt berfirman:
Apakah manusia mengira bahwa, ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? (QS Al Qiyamah [75]:36).
Karena hal itu merupakan anggapan yang keliru, maka Allah swt menegaskan bahwa manusia akan dimintai pertanggungjawaban yang membuatnya tidak boleh sembarang melakukan sesuatu, apalagi sekadar ikut-ikutan (taqlid), Allah swt berfirman:
Janganlah kamu melakukan sesuatu yang kamu sendiri tidak punya pengetahuan tentang itu, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati akan dimintai pertanggungjawabannya (QS Al Isra [17]:36).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Tahan Godaan Setan Tak Terjerumus Dalam Kemaksiatan
Sidang Jumat Yang Dimuliakan Allah swt.
Anggapan keliru manusia yang Ketiga adalah penjahat mengira dirinya beriman. Di dunia ini, banyak orang yang melakukan kejahatan, namun ia berusaha untuk menutupi kejahatannya itu, caranya dengan berpura-pura seperti orang beriman yang dapat menunjukkan keshalehan. Ia lakukan korupsi dalam jumlah besar, dirampaslah hak-hak masyarakat, sesudah itu ia sumbangkan sebagian kecil dari hasil jarahannya itu sehingga ada anggota masyarakat yang menganggapnya sebagai orang yang dermawan, sesudah itu ia lakukan ibadah haji agar nampak sempurna keimanannya. Padahal semua itu merupakan sesuatu yang hanya merusak citra iman dan Islam, karenanya anggapan mereka yang demikian itu merupakan anggapan yang sangat keliru, Allah swt menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang beriman dan mengerjakan amal yang shaleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka?. Amat buruk apa yang mereka sangka itu (QS Al Jatsiyah [45]:21)
Orang beriman dengan penjahat tentu sangat berbeda. Orang yang beriman harus bisa membuktikan konsekuensi keimananannya dalam bentuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan syariat atau peraturan dan undang-undang yang ditentukan Allah swt, sedangkan para penjahat justeru menginjak-injak syariat dengan menuruti hawa nafsu yang sesat meskipun hal itu merugikan dirinya sendiri dalam kehidupan di dunia ini. Di dalam Al-Quran, Allah swt berfirman:
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari'at (peraturan) dari urusan itu, maka ikutilah syari'at itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui (QS Al Jatsiyah [45]:18)
Sebagai seorang muslim yang sejati, menjadi kewajiban kita untuk meluruskan anggapan-anggapan manusia yang keliru dalam kehidupan ini, hal itu karena anggapan yang keliru tidak hanya berdampak buruk bagi Kehidupan mereka, tapi juga bagi kehidupan kita dan masyarakat luas.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Bersyukur dan Berterimakasihl kepada Ibu
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، َأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Naskah Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024/18 Jumadil Akhir 1446 H: 3 Aktivitas Jalan Menuju Ridho Allah |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Bersyukur dan Berterimakasihl kepada Ibu |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Jaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 20 Desember 2024: Begitu Cepat Waktu Ini Berlalu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.