Breaking News

Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 8 November 2024/ 4 Jumadil Awal 1446 H: Terapkan Etika & Sunnah Nabi saat Makan

TeksKhutbah Jumat 8 November 2024/ 4 Jumadil Awal 1446 H : Terapkan Etika & Sunnah Nabi saat Makan

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
(dok. Pixabay.com/Putu Elmira)
Ilustrasi makan 

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,

Etika dalam makan selanjutnya adalah jangan makan berlebihan. Berlebihan di sini di antaranya adalah makan dengan porsi yang banyak dan berlebihan. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.

Makan berlebih akan berpengaruh negatif kepada tubuh kita, selain itu akan membuat kita malas untuk bergerak. Nabi Muhammad pernah bersabda:

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا وَتَصَدَّقُوا وَالْبَسُوا مَا لَمْ يُخَالِطْهُ إِسْرَافٌ أَوْ مَخِيلَةٌ

Artinya: "Dari 'Amru bin Syu'aib dari Ayahnya, dari Kakeknya, dia berkata, 'Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Makan dan minumlah, bersedekah dan berpakaianlah kalian dengan tidak berlebih-lebihan atau kesombongan'." (HR Imam Ibnu Majah).

 

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah,

Kesombongan dalam makan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari saat ini. Di era semua orang bermain media sosial, maka kesombongan dengan memamerkan makanan mungkin saja dapat terjadi dengan mudah. Tentunya, mengambil foto makanan dan meng-upload-nya di media sosial memang bukan suatu tindakan yang dilarang selama tidak ada unsur sombong dan pamer kepada orang lain.

Selain itu, adab dan etika yang diajarkan Rasulullah kepada kita adalah tidak mencela makanan apabila kita tidak menyukainya. Mencela makanan memang tidak akan membuat makanan itu berubah menjadi sesuatu yang mencelakakan kita. Akan tetapi jamaah sekalian, mencela makanan akan berujung kepada orang yang memberikannya kepada kita atau memasakkan makanan itu untuk kita. Perihal larangan mencela makanan telah diingatkan oleh Nabi dari sahabat Abu Hurairah:

مَا عَابَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَامًا قَطُّ إِنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ وَإِنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ

Artinya: "Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mencela makanan sekalipun. Apabila beliau suka, beliau memakannya. Apabila beliau tidak suka, beliau pun tidak memakannya". (HR Imam al-Bukhari).

Selanjutnya, etika dan adab yang patut kita amalkan dari sunnah Nabi ketika makan adalah membaca doa dan bersyukur kepada Allah dengan memuji-Nya setelah selesai makan. Dalam sebuah hadits riwayat Anas bin Malik, Nabi bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَيَرْضَى عَنِ الْعَبْدِ أَنْ يَأْكُلَ الأَكْلَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا أَوْ يَشْرَبَ الشَّرْبَةَ فَيَحْمَدَهُ عَلَيْهَا

Artinya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum." (HR Imam Muslim).

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved