G30S PKI

6 Teori Siapa Dalang Terjadinya Peristiwa G30S, Mulai dari CIA hingga Kerja Sama Inggris-Amerika

Berikut Ini Dia 6 Teori Siapa Dalang Terjadinya Peristiwa G30S, Mulai dari CIA hingga Kerja Sama Inggris-Amerika

Tribun Jakarta
6 Teori Siapa Dalang Terjadinya Peristiwa G30S, Mulai dari CIA hingga Kerja Sama Inggris-Amerika 

Menurut teori ini, G30S digerakkan oleh CIA atau Pemerintah AS yang bekerja sama dengan AD dan memprovokasi PKI.

Tujuan akhirnya adalah menggulingkan PKI dan Presiden Soekarno, yang saat itu condong ke Uni Soviet dan anti-Barat.

Baca juga: 7 Keuntungan Kepemimpinan Soeharto Lengkap Biografinya dari Anak Petani Jadi Presiden Indonesia

4. Inggris-Amerika Serikat

Terdapat teori lainnya berpendapat bahwa G30S direncanakan oleh sebuah konspirasi bersama antara Inggris-Amerika Serikat yang merupakan sekutu.

Dilansir dari Kompas.com, keduanya berkepentingan menghentikan laju Indonesia yang pada masa itu condong ke arah komunisme.

Dalam buku Kudeta 1 Oktober 1965, sebuah studi tentang Konspirasi milik Victor M. Fic, cara untuk mencapai hal tersebut yakni dengan menggulingkan Presiden Soekarno dan menghancurkan PKI.

Teori ini pun menuduh pihak Inggris terlibat, namun AS juga disebut mendorong "teman-teman" mereka di jajaran puncak TNI AD Indonesia untuk melakukan sebuah kudeta militer guna mencapai tujuan-tujuan mereka.

Baca juga: 8 Fakta Kilas Balik Kekuasaan Soeharto di Masa Orde Baru yang Tidak Dialami Gen Z

5. PKI

Nah, PKI adalah pihak yang paling banyak disebut sebagai dalang utama dalam peristiwa G30S kala itu.

Partai yang berhaluan komunis ini mengatur G30S sebagai jalan pintas untuk mereka berkuasa.

Awalnya, PKI tidak memiliki sebuah rencana untuk mengambil alih kekuasaan secara langsung. Mereka berharap mengadakan revolusi agraria di Indonesia dalam lima tahun berikutnya.

Namun Politbiro PKI dengan cepat memutuskan untuk mengadakan kudeta pre-emptive. Hal itu sebagai suatu tindakan darurat pada pertengahan bulan Agustus 1965 karena dua alasan.

Alasan pertama, karena kemungkinan Presiden Soekarno bisa meninggal tiba-tiba atau lumpuh secara permanen, setelah ia jatuh pingsan tanggal 4 Agustus 1965.

Kemudian alasan kedua, Pemimpin China saat itu, Mao Zedong telah mendesak salah satu tokoh PKI, DN Aidit pada tanggal 5 Agustus 1965 untuk cepat bergerak menggulingkan pesaing utamanya menuju kekuasaan.

Rencana selanjutnya, orang yang menggantikan Presiden Soekarno adalah kandidat dari PKI, namun sedapat mungkin bukan seorang anggota partai.

Baca juga: Detik-detik Soeharto Lengser dari Kursi Presiden 26 Tahun Lalu, Setelah Mahasiswa Duduki Gedung DPR

Sumber: Kompas
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved