Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 6 September 2024 Bertema Kewajiban Mencintai Rasulullah SAW

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 6 September 2024 Bertemakan Kewajiban Mencintai Rasulullah SAW

Tribun Jogja/Koleksigambar.site
Naskah Khutbah Jumat 6 September 2024 Bertemakan Kewajiban Mencintai Rasulullah SAW 

Hadits di atas menunjukan bahwa bukti iman adalah mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kecintaan terhadap diri, harta, anak serta apa dan siapapun dari kalangan manusia. Orang beriman beriman yang sejati selalu menempatkan cinta kepada Rasul pada posisi cinta tertinggi.

Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebut cinta kepada Rasul sebagai kewajiban yang harus ditunaikan setiap Muslim. Sebab hal itu merupakan hak beliau SAW, sebagaimana ditunjukan oleh firman Allah Ta’ala dalam surah QS. At-Taubah ayat 24;

﴿ قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فتَرَبَّصُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لًا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ ﴾ (سورة التوبة، الآية 24).

Artinya: Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS: At-Taubah Ayat: 24)

Syekh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di mengatakan, “Ayat yang mulia ini merupakan dalil paling agung yang menunjukan wajibnya mencintai Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta mendahulukan kecintaan pada keduanya atas segala sesuatu.

Ayat ini juga menunjukkan ancaman keras (wa’id syadid) dan celaan yang keras terhadap orang yang lebih mencintai hal-hal yang disebutkan dalam ayat tersebut (ayah, anak, saudara, istri-suami, harta kekayaan, aset bisnis, rumah) dari Allah, Rasul-Nya, dan jihad di jalan-Nya. Bukti dari hal itu adalah (sikap) bila disodorkan kepadanya dua pilihan antara (pertama) yang dicintai Allah dan Rasul-Nya namun tidak disukai nafsunya dengan (yang kedua) disukai oleh nafsunya namun tidak dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 30 Agustus 2024: Bersemangat untuk Selalu Introspeksi Diri

Jika seseorang memilih sesuatu yang disukai oleh hawa nafsunya tinimbang yang dicintai Allah, maka hal itu adalah bukti bahwa ia dzalim dan meninggalkan apa yang diwajibkan kepadanya. (Artinya orang itu tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya).” (Taisir Karimir Rahman, hlm.332)

Bahkan takkan pernah sempurna iman seorang hamba selama ia masih lebih mencintai dirinya, anak, dan orang tuanya daripada Nabi SAW. Amirul Mu’minin Umar bin Khathab ra pernah mengatakan kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah; sungguh, engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu, kecuali diriku (artinya Umar masih lebih mencintai dirinya dari Nabi. Tapi beliau masih lebih mencintai Nabi dari orang lain). “Tidak”, kata Rasul. “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya (demi Allah), (kamu tidak beriman) hingga aku lebih kau kamu cintai dari dirimu”, lanjut Rasul. “Sekarang engkau sungguh lebih aku cintai dari diriku”, kata Umar. Nabi mengatakan, “Sekarang (telah benar cintamu padaku) wahai Umar.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 30 Agustus 2024: Nasihat-nasihat Al Quran-Hadits agar Terhindar dari Seks Bebas

Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

Kecintaan pada Rasul akan menjadi sebab berkumpul bersama beliau di surga kelak. Karena setiap orang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya. Seorang pria datang kepada Nabi bertanya tentang ‘kapan’ kiamat. Tapi Rasulullah balik bertanya kepada pria itu. “Apa yang anda siapkan untuknya?” “Tidak ada apa-apa, kecuali cintaku kepada Allah dan Rasul-Nya”, jawab pria itu. “anda akan bersama dengan yang anda cintai”, janji Rasul.

Ini merupakan keutamaan yang agung. Kita dapat dikumpulkan bersama Nabi di surga meski tidak mampu beramal seperti beliau. Anas bin Malik ra mengatakan, beliau sangat bahagia dan senang mendengar, “Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya.” “Saya tidak dapat beramal seperti Rasulullah, Abu Bakar dan Umar”, kata Anas. ”Tapi dengan cintaku pada mereka, aku berharap dapat dikumpulkan bersama mereka di surga nanti”, harapnya.

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Imam Syafi’i rah. Beliau mengatakan;

Aku mencintai para shalihin, meski aku tidak termasuk (bagian) dari mereka. Semoga dengan cintaku pada mereka, aku peroleh syafa’at

Jika manusia sealim dan se-shaleh Anas bin Malik dan Imam Syafi’i masih berharap syafa’at melaui cinta pada orang Shalih, maka orang sekelas kita lebih butuh lagi. Oleh karena itu, mari tumbuhsuburkan kecintaan kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabanya serta orang-orang shalih lainnya.

 

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved