Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024: Bersatu & Toleransi dalam Keragaman Jadi Komponen Kemerdekaan 

Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024: Persatuan dan Toleransi di Tengah Keragaman Jadi Tolak Ukur Kemerdekaan 

Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Petani Tebu Bersatu (Petebu) Kabupaten Subang saat menggelar sarasehan, di Lapangan Bermar Pasir Bungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Sabtu (24/12/22). 

Caranya yaitu dengan selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta'ala dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya. 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala 

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman ras, budaya serta kepercayaan yang beragam. Dengan banyaknya perbedaan yang ada, tidak bisa menjadi alasan bagi manusia untuk tidak saling memahami yang berujung pada konflik dan perseteruan.   

Justru dengan menciptakan keragaman tersebut, Allah bertujuan agar kita bisa saling mengenal satu sama lain dengan baik. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13: 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ  

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024, Tema: Islam, Agama yang Cinta Damai dan Keselamatan Sesama 

Artinya, “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti”. (Qs. Al-Hujurat:13)

 Ayat di atas dengan jelas menegaskan keragaman merupakan keniscayaan yang telah ditetapkan oleh Allah. Penciptaan keragaman tersebut bertujuan agar umat manusia saling mengenal satu sama lain tanpa membeda-bedakan golongan. Syekh Nawawi Al-Bantani dalam tafsirnya Marah Labid juz 2 hal 440 menjelaskan bahwa arti dari “agar kalian saling mengenal”  pada ayat yang barusan dibaca oleh khatib ialah agar umat manusia saling mengenal satu sama lain sebagai manusia tanpa memedulikan dan membangga-banggakan etnis, suku atau golongan masing-masing. 

Jama’ah shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ta'ala 
Untuk menanggapi perbedaan yang ada, seyogyanya bagi umat Islam untuk menerapkan 3 sifat yang fundamental yaitu toleran, moderat dan seimbang. Dengan menerapkan ketiga sifat tersebut, kita akan dapat menerima perbedaan yang telah digariskan oleh Allah ta'ala. 

Termasuk bahkan perbedaan dalam urusan agama, umat Islam dalam hal ini diperintah untuk mengedepankan toleransi antar sesama umat beragama. Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9: 

 لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ ۝٨ اِنَّمَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ قَاتَلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَاَخْرَجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوْا عَلٰٓى اِخْرَاجِكُمْ اَنْ تَوَلَّوْهُمْۚ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۝٩ 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Artinya, "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (8). Sesungguhnya Allah hanya melarangmu (berteman akrab) dengan orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama, mengusirmu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) dalam mengusirmu. Siapa yang menjadikan mereka sebagai teman akrab, mereka itulah orang-orang yang zalim. (9)”. (Qs. Al-Mumtahanah: 8-9). 

Jama’ah shalat Jum’at yang dimuliakan oleh Allah ta'ala 

Ayat di atas menurut Imam Al-Wahidi dalam tafsirnya Al-Basith, juga Ar-Razi dalam tafsirnya Mafatihul Ghaib, turun untuk Suku Khuza’ah yang non-muslim. Mereka memiliki perjanjian damai dengan Nabi Muhammad saw untuk meninggalkan saling bermusuhan dan berperang satu sama lain. Kemudian Nabi memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka. 

Ada juga riwayat dari Mus’ab bin Tsabit yang mengatakan bahwa ayat ini turun untuk Asma binti Abu Bakar yang kedatangan ibunya yang non-muslim dengan membawa hadiah. Kemudian Asma tidak menerimanya dan bahkan tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah. Asma meminta kepada Aisyah untuk menanyakannya kepada Nabi saw. Nabi memerintahkan untuk menerima hadiahnya dan mempersilakannya masuk. 

Ayat tersebut menjelaskan bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dengan umat beragama lainnya. Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap baik dan adil, toleran dan saling menghargai antar umat beragama. Dalam penerapannya, sikap persaudaraan memiliki tujuan penting lainnya yaitu menghilangkan segala bentuk diskriminasi. Semua sama dalam persaudaraan, tidak ada etnis atau golongan yang lebih unggul dari golongan yang lain. Hal tersebut sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw  dari riwayat Jabir bin Abdillah berikut: 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 Tentang Cara Mensyukuri Anugerah Kemerdekaan

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved