Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024, Bertemakan: Makna Kemerdekaan bagi Umat Manusia

Berikut Ini disajikan Naskah Khutbah Jumat, Bertemakan: Makna Kemerdekaan bagi Umat Manusia

Tribunnews.com/Freepik.com
Ilustrasi - Naskah Khutbah Jumat 16 Agustus 2024, Bertemakan: Makna Kemerdekaan bagi Umat Manusia 

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS Al-Hujurat [49]: 13).

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 Bertema Bangun Rumah Surga dengan 3 Amalan

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Saat ini kita semua berada pada momentum kemerdekaan Republik Indonensia ke 79, puncaknya yaitu pada tanggal 17 Agustus 2024. Namun tidak kalah penting dari perayaan itu adalah merenungi kembali perihal kemerdekaan manusia itu sendiri. Sudahkah kita menjadi manusia merdeka? Atau sebaliknya, kita justru masih ditawan oleh hawa nafsu yang hina?

Syekh Zakaria al-Anshari dalam salah satu karyanya al-Ghararul Bahiyyah fi Syarhil Bahjah al-Wardiyyah, mengutip salah satu syi’ir yang layak untuk kita jadikan renungan bersama perihal kemerdekaan seorang hamba. Menurutnya, barometer seorang hamba bisa dikatakan merdeka jika ia sudah bisa menerima semua yang ada pada diri kita (qana’ah), dan tidak tamak pada hal-hal yang tidak ada pada dirinya.

الْعَبْدُ حُرٌّ إنْ قَنِعْ وَالْحُرُّ عَبْدٌ إنْ طَمِعْ فَاقْنَعْ وَلَا تَطْمَعْ فَمَا شَيْءٌ يَشِينُ سِوَى الطَّمَعْ

Artinya, “Seorang hamba sahaya layaknya orang merdeka jika ia merasa cukup dengan apa yang ada, dan orang merdeka layaknya seorang hamba sahaya jika ia rakus. Maka terimalah apa yang ada, dan jangan rakus, karena sesungguhnya tidak ada perangai yang lebih jelek selain daripada rakus.”

Menerima apa yang telah ditakdirkan oleh Allah swt merupakan puncak tertinggi dari kemerdekaan setiap orang. Orang-orang yang sudah bisa merasa cukup dengan apa yang dimilikinya tidak lagi dikekang dan dibelenggu oleh keinginan-keinginan nafsunya. Bahkan mereka sendiri yang akan mengontrol nafsu tersebut untuk selalu menerima apa yang telah menjadi ketetapanNya. Inilah kemerdekaan sesungguhnya bagi diri setiap manusia.

Begitu juga sebaliknya, rakus dan selalu berharap pada apa yang tidak dimilikinya akan menjadikan manusia sebagai hamba sahaya. Ia tidak lagi bisa mengontrol dirinya, namun dikontrol hawa nafsunya. Perbuatan apa pun akan dilakukan demi memuaskan hawa nafsunya. Dan, inilah yang disebut sebagai orang yang tidak merdeka.

Karena itu, mari kita semua berusaha untuk bisa menjadi hamba yang merdeka, dengan cara menerima semua yang telah ditetapkan oleh Allah kepada kita. Segala ambisi dan kerakusan atas apa yang belum kita miliki segera kita hilangkan, karena hal itulah yang akan menawan diri kita sendiri.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 16 Agustus 2024 Bertema Menahan Amarah Berpahala Surga

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Rasulullah saw mengibaratkan sifat qana’ah (menerima apa adanya) sebagai simpanan yang tidak akan pernah rusak. Dalam salah satu haditsnya disebutkan:

الْقَنَاعَةُ كَنْزٌ لَا يَفْنَى

Artinya, “Menerima apa adanya (qana’ah) merupakan simpanan yang tidak akan pernah rusak.” (HR al-Baihaqi).

Maksud hadits ini adalah bahwa dengan memiliki sifat qana’ah kita semua akan menutup mata untuk tidak melihat sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. Kita akan bersyukur atas semua nikmat dan karunia yang kita dapatkan, dan akan terus berbaik sangka (husnuzhan) bahwa yang kita miliki merupakan nikmat terbaik yang harus kita terima.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved