Stunting di Kota Tasikmalaya Naik, Pemkot Intervensi Program Upaya Pencegahannya

Sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat diketahui mencatat data stunting pada anak di Kota Tasikmalaya berada di angka 11

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/aldi m perdana
Sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat diketahui mencatat data stunting pada anak di Kota Tasikmalaya berada di angka 11,78 persen. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Sistem elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat diketahui mencatat data stunting pada anak di Kota Tasikmalaya berada di angka 11,78 persen.

Angka stunting tersebut naik dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,75 persen.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia pada Bapelitbangda Kota Tasikmalaya, Sandi Jaelani mengatakan, pihaknya akan melakukan intervensi terhadap program upaya pencegahan stunting di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Ini evaluasi semester 1. Dicek kesiapannya dan beberapa kemungkinan data stunting ada yang naik. Ada beberapa yang di atas rata-rata. Itu menjadi acuan kami untuk mengintervensi di lapangan, ke kelurahan sesuai dengan sasaran," terangnya pada Senin (5/8/2024).

Sandi juga membenarkan, bahwa pada tahun 2023, angka stunting di Kota Tasikmalaya berada di angka 10,75 persen. "Dan itu turun jika dilihat dari tahun 2022 yang berada di angka 12,06 persen," ujarnya.

Hasil evaluasi semester 1, tambah Sandi, angka stunting yang paling tinggi berada di Kecamatan Mangkubumi dan Kawalu, mengingat 2 wilayah tersebut paling luas di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Intervensi di puskesmas-puskesmas, ada 2000 balita dan beberapa ibu hamil. Itu yang jadi sasaran. Ada kegiatan Pemberian Makanan Tambahan lokal bagi mereka," ucapnya.

Menurut Sandi, intervensi pengentasan stunting dinilai efektif.

"Dari beberapa dinas sudah kami arahkan dan kami berikan pemahaman. Intervensi ke lapangan terus kami lakukan. Sudah dilaunching juga dengan Damaskus," ucap dia.

Damaskus atau Dapur Masyarakat Khusus Stunting Damaskus, tambah Sandi, diluncurkan untuk memberikan pemenuhan gizi stunting melalui menu-menu yang telah dibuat oleh tim ahli gizi.

"Sudah ditetapkan per Rancangan Kerja dan Anggaran (RKA) untuk harga setiap menunya. Itu tim bentukan yang di dalamnya ada ahli gizi. Sudah dicoba kemarin juga," pungkasnya. (*)
 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved