Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 26 Juli 2024 Bertema 5 Tingkatan Balasan Amal di Dunia

Naskah Singkat Khutbah Jumat 26 Juli 2024: Tentang Kadar Balasan Amal Manusia di Dunia yang Dibagi Dalam 5 Tingkatan

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Ilustrasi shalat Idul Fitri. Simak lokasi Shalat Idul Fitri 1444 H di Medan dan sekitarnya yang diselenggarakan pada Jumat, 21 April 2023.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut Ini disajikan Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, dengan Tema Tentang Kadar Balasan Amal Manusia di Dunia yang Dibagi Dalam 5 Tingkatan

Naskah Khutbah Jumat

Hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari bagi umat muslim diseantero dunia, yang diyakini sebagai hari penuh keberkahan.

Pasalnya dalam hari tersebut pun setiap muslim yang balig diwajibkan untuk mengerjakan shalat Jumat, yang menjadi salah satu penanda perayaan hari raya kecil atau hari raya mingguan bagi umat muslim.

Adapun beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 26 Juli 2024 Tentang Meneladani Sifat Nabi yang Pemaaf

Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Terdapat berbagai macam tema dalam menyampaikan Khutbah Jumat salah satunya adalah bulan Muharram yang merupakan bulan penanda pergantian tahun dalam kalender Islam yakni Hijriah.

Untuk itu kali ini TribunPriangan akan mengulas salah satu diantaranya, dengan judul Tentang Kadar Balasan Amal Manusia di Dunia yang Dibagi Dalam 5 Tingkatan.

Sebab Setiap amal perbuatan yang dilakukan oleh umat Islam akan dibalas oleh Allah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 26 Juli 2024 Tentang Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Balasan ini memiliki tingkatan yang berbeda sebagaimana keterangan pada sejumlah ayat dan hadits yang menunjukkan bentuk dan tingkatan balasan amal seorang hamba.

Rasulullah sendiri dalam salah satu haditsnya menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut.

Khutbah I

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Baca juga: Khutbah Jumat 19 Juli 2024/1445 H: Allah Murkah Kepada Orang yang Ucapannya Melenceng dari Perbuatan

Sidang Jumat yang dirahmati Allah

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. Dzat yang tiada hentinya melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, termasuk nikmat taufik, hidayah, dan nikmat berjamaah Jumat seperti sekarang ini. Shalawat teriring salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Muhammad saw.

Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada para sahabat, para tabi'in dan tabiatnya, hingga kepada kita semua selaku umatnya. Tak lupa, melalui mimbar ini, khatib sampaikan pesan takwa dan kebaikan, agar kita senantiasa bersungguh-sungguh menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga kita mendapat ridha dan rahmat-Nya, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Baca juga: Khutbah Jumat 19 Juli 2024: Menuju Kehidupan yang Lebih Baik dengan Berhijrah di Jalan Allah

Sidang Jumat rahimakumullah

Istimewanya seorang hamba memang tidak beramal karena apa pun kecuali karena Allah semata dan memperoleh rida-Nya. Namun, sedikit sekali hamba yang mampu mencapai tingkatan ini. Maka dari itu, para ulama hakikat memperbolehkan seorang hamba sebelum mencapai tingkatan ikhlas seperti di atas, beramal dengan mengharap pahala yang dijanjikan-Nya. Banyak ayat dan hadits yang menunjukkan bentuk dan tingkatan balasan amal seorang hamba.

Rasulullah saw. sendiri dalam salah satu haditsnya menyebutkan tingkatan-tingkatan tersebut. Antara lain dalam hadits yang diriwayatkeun oleh ath-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Ausath, jilid II, halaman 1007:

الْأَعْمَالُ خَمْسَةٌ: فَعَمَلٌ بِمِثْلِهِ، وَعَمَلٌ مُوجِبٌ وَعَمَلٌ بِعَشْرَةٍ، وَعَمَلٌ بِسُبْعُ مِائَةٍ وَعَمَلٌ لَا يَعْلَمُ ثَوَابَ عَامِلِهِ إِلَّا اللَّهُ.

Artinya, “Amal-amalan itu ada lima (tingkatan). Ada amal yang dibalas dengan semisalnya. Ada amal yang mewajibkan. Ada amal yang dibalas sepuluh kali lipat. Ada amal yang dibalas tujuh ratus kali lipat. Dan ada amal yang tidak ada yang mengetahui pahala yang berhak diterima pelakunya kecuali Allah.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Larangan Meremehkan Orang Lain

Pertama, amal yang dibalas dengan semisalnya adalah niat seorang hamba untuk beramal baik, hanya saja karena hal di luar kemampuannya amal itu gagal terlaksana. Itulah kemurahan Allah yang mencatat kebaikan hamba walaupun baru niatnya saja. Tak salah jika Rasululllah saw. menyabdakan, “Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya.” Sebab, dengan niat baiknya, cahaya sudah terpancar dalam hatinya.

Berikutnya, amal yang dibalas satu kali lipat adalah amal buruk seorang hamba. Itu pun tidak buru-buru dicatat, tetapi ditunggu terlebih dahulu hingga enam jam, barangkali hamba yang melakukannya memohon ampunan. Demikian seperti yang diungkapkan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya.

صَاحِبُ الْيَمِينِ أَمِينٌ عَلَى صَاحِبِ الشِّمَالِ، فَإِذَا عَمِلَ حَسَنَةً أَثْبَتَهَا، وَإِذَا عَمِلَ سَيِّئَةً قَالَ لَهُ صَاحِبُ الْيَمِينِ: امْكُثْ سِتَّ سَاعَاتٍ، فَإِنِ اسْتَغْفَرَ لَمْ يَكْتُبْ عَلَيْهِ، وَإِلَّا أَثْبَتَ عَلَيْهِ سَيِّئَةً

Artinya, “Malaikat amal sebelah kanan adalah kepercayaan (pemimpin) malaikat amal sebelah kiri. Jika seorang hamba berbuat kebaikan, maka ia langsung mencatatnya. Namun, jika si hamba berbuat keburukan, maka ia berkata kepada malaikat sebelah kiri, ‘Tunggulah hingga enam jam. Jika hamba itu istighfar, maka amal buruknya itu jangan dituliskan. Tapi jika ia tidak bertaubat, maka tulislah satu keburukan saja,”’ (HR. ath-Thabrani).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Membangun Kesejahteraan dari Masjid

Sidang Jumat rahimakumullah

Kedua, amal yang mewajibkan. Maksudnya, amal dari hamba yang tidak menyembah siapa pun kecuali kepada Allah. Tidak meminta kepada siapa pun kecuali kepada Allah. Tidak menuju siapa pun kecuali kepada-Nya. Tidak keluar dari perintah-Nya dan tidak melanggar larangan-Nya. Maka baginya wajib balasan surga. Sebaliknya, hamba yang keluar dari perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya, maka wajib bagi hamba tersebut balasan neraka.

Ketiga, amal yang dibalas sepuluh kali lipatnya. Secara umum, amal seorang hamba dicatat Allah sepuluh kali lipatnya, sebagaimana yang diinformasikan dalam hadits berikut ini.

الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمثَالِهَا إلى سَبْعِمَائَةِ ضِعْفٍ، والسَّيِّئةُ بِمِثْلِهَا إلَّا أن يَتَجَاوَزَ اللهُ عَنْهَا

Artinya, “Kebaikan itu dicatat sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipatnya. Sementara keburukan dicatat semisalnya kecuali diampuni oleh Allah,” (HR. Ahmad).

Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024: Amalan-amalan Pembuka Pintu Rezeki

Namun, ada pula amal tertentu yang dicatat sepuluh kali lipat dengan bentuk balasan yang berbeda. Contohnya seperti yang disampaikan malaikat Jibril kepada Rasulullah saw.

يَا مُحَمَّدُ مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ، وَمَحَا عَنْهُ بِهَا عَشْرَ سَيِّئَاتٍ، وَرَفَعَ لَهُ بِهَا عَشْرَ دَرَجَاتٍ

Artinya, “Wahai Muhammad, siapa saja yang bershalawat kepadamu satu kali, maka Allah akan mencatat untuk orang itu sepuluh kebaikan, menghapus darinya sepuluh keburukan, dan mengangkat untuknya sepuluh derajat," (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Keempat, amal yang dicatat tujuh ratus kali lipat. Amal yang mendapat balasan tujuh ratus kali lipat adalah amal berjihad di jalan Allah. Informasi balasan itu disampaikan secara jelas dalam ayat Al-Quran.

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ

Artinya, “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji,” (QS. al-Baqarah [2]: 261).
Sidang Jumat rahimakumullah

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024: 4 Pesan Ulama dalam Adab Berbicara dengan Orang Lain

Dalam konteks kekinian, jihad tidak saja berbentuk angkat senjata di medan pertempuran, tetapi apa pun yang dikerahkan dalam rangka menegakkan dan menghidupkan agama Allah, seperti membangun sarana ibadah, menghidupkan kegiatan dakwah, membina generasi pengamal Al-Quran, juga termasuk amaliah jihad atau berjuang di jalan Allah.

Kelima, amal yang tidak mengetahui besaran balasannya kecuali Allah. Salah satu amal yang tidak diketahui besaran balasannya adalah amal puasa. Tentunya adalah puasa wajib, sebagaimana dalam hadits, “Aku akan membalas langsung ibadah puasa wajib.” Sebab, besaran balasan puasa sunah diketahui dalam beberapa hadits ada yang diampuni dosa satu tahun, dua tahun, dan seterusnya.

Selain itu, masih ada amal-amal tertentu dari seorang hamba yang dikehendaki Allah mendapat balasan yang tak ternilai besarnya, sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat berikut.

وَاللَّهُ يُضاعِفُ لِمَنْ يَشاءُ وَاللَّهُ واسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Mahaluas lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al-Baqarah [2]: 261).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, Mempertahankan Pendidikan Islam di Era Perubahan Zaman

Itulah tingkatan dan gambaran balasan Allah bagi para hamba-Nya. Betapa pemurahnya Allah yang begitu teliti membalas kebaikan hamba-hamba-Nya. Di saat hamba-Nya berbuat baik, Dia balas sepuluh kali lipat, tujuh kali lipat, bahkan sampai tak terhingga.

Namun, di kala hamba-Nya berdosa, Allah tangguhkan hingga beberapa saat, barangkali ia bertaubat. Kendati tak bertaubat, maka dicatat-Nya satu kesalahan saja. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang meraih keutamaan beramal.

Amin ya robbal alamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا . وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ آمِينَ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(*)

Baca artikel serupa di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved