Sosok Hamzah Haz, Wapres ke-9 RI Dampingi Megawati Soekarnoputri, Wafat Hari Ini di Jakarta

TRIBUNPRIANGAN.COM - Sosok Hamzah Haz, Wapres ke-9 RI yang meninggal hari ini Rabu 24 Juli 2024 pukul 09.30 WIB di Tegalan, Kelurahan Palmeriam, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.

Kabar duka itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Benar, telah wafat Bapak Dr Hamzah Haz, pagi ini jam 09.30 di kediaman Tegalan," kata Arwani kepada Kompas.com, Rabu.

Presiden PKS, Ahnad Syaikhu, menyampaikan duka citanya melalui akun X nya.

Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un.

Keluarga Besar Partai Keadilan Sejahtera menyampaikan duka yang mendalam atas meninggal dunianya Dr. KH. Hamzah Haz. Beliau Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2001-2004 dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan periode 1998–2007.

Almarhum adalah tokoh yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah politik Indonesia. Beliau berjuang untuk keadilan, toleransi, dan kesejahteraan rakyat.

Dedikasi beliau untuk bangsa dan negara akan selalu dikenang dan diapresiasi. Mari kita bersama-sama mendoakan agar beliau mendapatkan husnul khatimah dan kebahagiaan di akhirat.

Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, diterima amal ibadahnya, diampuni segala khilafnya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan.

Profil

Setelah lulus dari SMEA di Pontianak dan pernah menjadi wartawan. Hamzah kemudian merantau dan melanjutkan pendidikannya di Akademi Koperasi Yogyakarta. Pada 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan memulai kuliah di Universitas Tanjungpura mengambil jurusan ekonomi perusahaan.

Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga. Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.

Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri. Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999–2004. Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999. Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan. Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.

Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.