Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Larangan Meremehkan Orang Lain

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Larangan Meremehkan Orang Lain

TribunPriangan.com/Machmud Mubarok
Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Larangan Meremehkan Orang Lain 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, kadang kita menemui orang yang tak sopan atau tak menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan menghormarti antar sesama manusia.

Bahkan, di Islam sendiri adalah agama yang sangat menjunjungi tinggi nilai-nilai kesopanan atau adab terhadap orang lain.

Jangan sampai kita meremehkan orang lain, dengan membawa-bawa ras, agama, budaya dan lain sebagainya.

Larangan tersebut tidak lain selain karena bisa jadi orang yang diremehkan lebih mulia dari orang yang meremehkan di sisi Allah SWT.

Berbicara perihal Jumat esok hari, tepatnya di hari Jumat tanggal 19 Juli 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan".

Khusus untuk khutbah pada Jumat esok hari, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari laman NU Online untuk tanggal 19 Juli 2024 bertemakan "Larangan Meremehkan Orang Lain,"

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, Mempertahankan Pendidikan Islam di Era Perubahan Zaman

Khutbah 1

 اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ.

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْأِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Sebagai pembuka dalam khutbah Jumat ini, mari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, dengan ucapan alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tattimmus shalihât, khususnya nikmat iman dan sehat, sehingga kita bisa terus istiqamah ibadah dan kewajiban kita semuanya. Semoga ibadah yang kita lakukan ini diterima oleh Allah swt dan kita digolongkan sebagai hamba-hamba-Nya yang taat, serta dikumpulkan dalam surga-Nya yang penuh nikmat.

Shalawat dan salam mari senantiasa kita haturkan kepada junjungan dan panutan kita semua, Nabi Muhammad saw, allahumma shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ alih wa sahbih, yang telah mengajarkan kita semua nilai-nilai kesopanan dan adab yang luhur, sehingga bisa menjadikan kita insan yang berakhlakul karimah, sopan, dan memiliki etika yang mulia. Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan kesejahteraan kepada keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya. Amin.

Selanjutnya, sebagai awal dalam memulai khutbah Jumat di atas mimbar yang mulia ini, kami selaku khatib mengajak diri sendiri, keluarga, dan semua jamaah yang turut hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Alah swt dengan hakikat takwa yang sesungguhnya, dengan menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.

Mari kita kuatkan iman, kita tingkatkan takwa, kita teguhkan akidah, dan kita upayakan istiqamah dalam diri kita untuk mengerjakan ibadah kepada Allah swt, sebab hanya dengan cara inilah kita semua akan menjadi hamba yang selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

 وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, Hikmah dan Faedah Besar di balik Pernikahan

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Salah satu ajaran mulia dalam Islam adalah larangan untuk meremehkan dan mengolok-olok orang lain. Tidak ada satu alasan pun yang bisa kita gunakan untuk meremehkan orang lain, baik alasan suku, ras, budaya, bangsa, kultur, agama dan lainnya, khususnya di Indonesia yang notabenenya terdiri dari macam-macam suku, agama dan budaya.

Saling menghormati dan memuliakan orang lain merupakan salah satu pilar penting dalam Islam. Tujuannya adalah agar kerukunan antar sesama terus terjalin. Karenanya, kita semua tidak diperbolehkan untuk saling meremehkan dan merendahkan orang lain dalam keadaan apa pun, sebab bisa jadi mereka yang kita remehkan lebih baik dan lebih mulia di sisi Allah. Hal ini sebagaimana terekam dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ

 Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” (QS Al-Hujurat [49]: 11).

Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini merupakan etika setiap orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dan etika setiap mukmin dengan semua manusia secara umum. Dengan kata lain, kita semua tidak diperkenankan meremehkan orang lain, baik yang seagama maupun tidak. Kita tidak diperkenankan meremehkan sesama muslim, karena bisa jadi mereka lebih mulia di sisi Allah swt.

Kita juga tidak diperkenankan meremehkan pemeluk agama lain bukan berarti karena mereka lebih mulia dari umat Islam, tentu tidak demikian. Barometer kemuliaan setiap orang hanyalah ketakwaan. Hanya saja, bisa jadi nasib akhir hayat mereka yang lebih mulia dari kita karena masuk Islam.

Salah satu contohnya adalah sahabat nabi yang dikenal sangat pemberani, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab. Ia merupakan salah satu sahabat yang memiliki masa lalu yang kelam, bahkan sebelum masuk Islam, ia adalah orang yang sangat berambisi untuk membunuh nabi. Namun apa hendak dikata, takdir Allah berkata lain, justru setelah Umar memeluk Islam, ia menjadi sahabat yang sangat dekat dengan nabi dan menjadi kebanggaan umat Islam. Inilah salah satu alasan kenapa kita semua tidak diperkenankan meremehkan pemeluk agama lain.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, Hikmah dan Faedah Besar Suatu Pernikahan

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan lima tips bagi kita semua agar tidak meremehkan orang lain dalam keadaan seperti apa pun, baik pada yang lebih tua, muda, beda suku dan budaya, beda nasab, bahkan pada non-muslim sekali pun.

Cara pertama, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda, maka katakanlah dalam hati bahwa kemaksiatan dan dosa yang ia lakukan lebih sedikit dari maksiat dan dosa yang pernah kita perbuat, maka sudah pasti dia lebih baik dan lebih mulia dari kita.

Cara kedua, ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, maka kita harus yakin bahwa ibadah dan kebaikan yang ia lakukan lebih banyak dari ibadah dan kebaikan kita. Dengan demikian, tentu ia juga lebih baik dan lebih mulia dari kita.

Cara ketiga, ketika melihat orang yang berilmu, maka katakanlah dalam hati bahwa ia sudah mendapatkan kemuliaan dan anugerah dari Allah berupa pengetahuan, dan semua ibadah dan perbuatannya akan berlandaskan ilmu, tentu ia lebih baik dan lebih mulia dari kita.

Cara keempat yaitu ketika bertemu dengan orang bodoh, maka katakanlah dalam hati bahwa jika ia melakukan kesalahan maka pada hakikatnya kesalahan itu disebabkan ketidaktahuannya, sementara kita melakukan kesalahan disertai pengetahuan, tentu ia juga lebih baik dari kita.

Tidak hanya itu, bahkan cara kelima kita juga tidak boleh meremehkan orang yang tidak seagama dengan kita. Caranya adalah ketika kita bertemu dengan mereka, maka katakan dalam hati bahwa tidak ada yang tahu pada akhir hayat setiap orang, bisa jadi ia akan masuk Islam dan semua dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah, dan bisa juga kita akan tersesat dan mati dalam keadaan su’ul kahtimah, naudzubillah,

 وَإِنْ كَانَ كَافِرًا قُلْتَ: لَا أَدْرِي، عَسَى أَنْ يُسْلَمَ وَيُخْتَمَ لَهُ بِخَيْرِ الْعَمَلِ، وَيَنْسَلَ بِإِسْلَامِهِ مِنَ الذُّنُوْبِ. وَأَمَّا أَنَا - وَالْعِيَاذُ بِاللهِ - فَعَسَى أَنْ يُضِلَّنِي اللهُ فَأَكْفُرُ فَيُخْتَمُ لِي بِشَرِّ الْعَمَلِ فَيَكُوْنُ غَدًا هُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَأَنَا مِنَ الْمُبَعَّدِيْنَ

 Artinya, “Dan jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah: Aku tidak tahu, bisa jadi ia akan masuk Islam dan mati dalam keadaan husnul khatimah, dengan Islamnya semua dosa-dosanya akan terhapus. Sedangkan aku, bisa saja Allah membuatku tersesat, akhirnya menjadi kafir, kemudian pekerjaanku dicatat sebagai paling jeleknya perbuatan. Maka kelak (di akhirat) dia akan menjadi bagian orang-orang yang istimewa (masuk surga), dan aku akan menjadi bagian orang yang jauh dari Allah (masuk neraka).”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, dengan Tema: Warnai Umur dengan Syukur dan Tafakkur

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Itulah alasan-alasan yang harus selalu kita ingat agar tidak pernah meremehkan orang lain dengan keadaan apa pun dan status apa pun. Islam tidak pernah membolehkan pemeluknya untuk meremehkan orang lain, sebab kemuliaan sejati dalam Islam hanyalah bisa diraih dengan ilmu dan keimanan, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:

 يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya, “Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Muadilah [58]: 11).

Karena itu, mari kita semua terus berusaha untuk terus belajar dan meningkatkan keimanan kepada Allah swt, tanpa meremehkan ataupun merendahkan orang lain, karena bisa saja orang yang kita rendahkan lebih mulia di sisi Allah swt. Meremehkan orang lain bukanlah ajaran Islam.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Demikian khutbah Jumat perihal larangan bagi kita semua agar tidak pernah meremehkan orang lain. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

 أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024: Ingat Kembali Janji Manusia Kepada Allah Taalaa Sebelum ke Dunia

Khutbah 2

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved