Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 12 Juli 2024 Bertema Janji Kita pada Allah SWT sebelum Terlahir ke Dunia

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 12 Juli 2024 Bertemakan Janji Kita pada Allah SWT sebelum Terlahir ke Dunia

Pixabay
Naskah Khutbah Jumat 12 Juli 2024 Bertemakan Janji Kita pada Allah SWT sebelum Terlahir ke Dunia 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, sebagai seorang hamba yang taat akan perintah Allah SWT, tentu sebelum kita lahir ke dunia, manusia sudah terikat perjanjian dengan Allah SWT.

Tidak ada satu pun nabi dan rasul kecuali mengingatkan janji itu. Lantas apa perjanjiannya?

Berbicara perihal lusa nanti, tepatnya di hari Jumat tanggal 12 Juli 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat lusa nanti, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari laman NU Online untuk tanggal 12 Juli 2024 bertemakan "Janji Kita pada Allah sebelum Terlahir ke Dunia".

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Sambut Tahun Baru Islam: Kilas Balik Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram

Khutbah 1

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ تَفَرَّدَ بِجَلَالِ مَلَكُوْتِهِ، وَتَوَحَّدَ بِجَمَالِ جَبَرُوْتِهِ وَتَعَزَّزَ بِعُلُوِّ أَحَدِيَّتِهِ، وَتَقَدَّسَ بِسُمُوِّ صَمَدِيَّتِهِ، وَتَكَبَّرَ فِي ذَاتِهِ عَنْ مُضَارَعَةِ كُلِّ نَظِيْرٍ، وَتَنَزَّهَ فِي صِفَائِهِ عَنْ كُلِّ تَنَاهٍ وَقُصُوْرٍ، لَهُ الصِّفَاتُ الْمُخْتَصَّةِ بِحَقِّهِ، وَالآيَاتُ النَّاطِقَةُ بِأَنَّهّ غَيْرَ مُشَبَّهٍ بِخَلْقِهِ.

وَأَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَّا اللهّ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدِنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ مَصَابِيْحُ الدُّجَى، وَعَلَى أَصْحَابِهِ مَفَاتِيْحُ الْهُدَى، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً.

أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ وَاعْبُدُوْهُ، فَإِنَّ اللهَ خَلَقَكُمْ لِذَلِكَ قَالَ تَعَالَى: ﴿ وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ﴾ وَقَالَ: ﴿ وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ ﴾ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

 

Sidang jumat yang berbahagia, 

Pertama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah swt. Dzat yang telah melimpahkan beragam nikmat-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan ini kita bisa berada di tempat yang mulia ini.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Alam habibana wa nabiyyana Muhammad saw. Rasul pembaharu dan pembawa cahaya ketauhidan bagi umatnya. Shalawat dan salam juga semoga terlimpah kepada keluarga dan para sahabatnya, tabi’in dan tabia’atnya, hingga kepada kita semua yang senantiasa mengharap syafa’atnya kelak.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 dengan Tema: 3 Cara untuk Perbaiki Diri di Tahun Baru Hijriah

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Sebelum melanjutkan khutbah ini, khatib berpesan kepada diri khatib sendiri khususnya dan kepada sidang Jumat sekalian pada umumnya, untuk bersama-sama mempertahankan keimanan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya ketakwaan dan keimanan yang menjadi ukuran seorang hamba di hadapan Tuhannya. Hanya ketakwaan yang menjadi perisai bagi kita untuk menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

 

Hadirin rahimakumullah 

Penting kita imani bahwa jauh-jauh hari sebelum terlahir ke dunia, kita sudah terikat perjanjian dengan Allah. Dan tidak ada satu rasul pun yang diutus oleh Allah kecuali mengingatkan janji itu, sebagaimana dibenarkan dalam Al-Quran.

أعوذ بالله من الشيطان الرجطيم، وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya, “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyerumu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang yang beriman,” (QS. Al-Hadid [57]:8). 

Ini artinya, beriman kepada Allah adalah keniscayaan bagi kita. Sebab, selain kita sudah berjanji akan menauhidkan dan mengimani Allah, para rasul juga sudah mengingatkan janji itu.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 dengan Tema Keutamaan Puasa Bulan Muharam Layaknya Puasa Ramadan

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Selanjutnya, kapan kita berjanji akan menauhidkan Allah? Disampaikan dalam hadits Rasulullah saw., setelah kakek moyang kita Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan. Demikian yang tersurat dalam hadits riwayat Abu Hurairah.

لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مَسَحَ ظَهْرَهُ، فَسَقَطَ مِنْ ظَهْرِهِ كُلُّ نَسَمَةٍ هُوَ خَالِقُهَا مِنْ ذُرِّيَّتِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَجَعَلَ بَيْنَ عَيْنَيْ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ وَبِيصًا مِنْ نُورٍ، ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى آدَمَ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ ذُرِّيَّتُكَ

Artinya, “Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya (Adam). Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari Kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu,”  (HR. Al-Tirmidzi). 

Sewaktu seluruh calon keturunan Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari punggungnya Allah mengambil janji dan sumpah mereka:

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ

Artinya, “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari tulang sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka", (QS. Al-A‘raf [7]: 172). 

Dari ayat dan hadis ini, diketahui bahwa kita disumpah dan diambil janji sewaktu abul basyar, kakek moyang kita, Adam alaihissalam diciptakan. Setelah Allah mengusap punggungnya, berjatuhanlah dari punggung Nabi Adam setiap jiwa yang akan diciptakan Allah hingga hari Kiamat. Masing-masing turunannya diketahui ada cahaya yang bersinar di antara kedua matanya. Kala itu, Nabi Adam sendiri tidak tahu siapakah mereka yang bersinar di antara kedua matanya itu, sehingga Allah pun memberi tahu. “Mereka adalah keturunanmu,” jawab-Nya.

Sehingga tidak akan terjadi kiamat sebelum semua keturunan yang telah diambil sumpah, kesaksian, dan janjinya itu terlahir ke dunia. Demikian seperti yang dijelaskan oleh Abu Muhammad Sahl dalam Tafsir al-Tasturi, terbitan Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, jilid 13, halaman 222.  

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Keutamaan Puasa Bulan Muharam Layaknya Puasa Ramadan

Sidang jumat yang dirahmati Allah, 

Lantas apa isi perjanjian kita kepada Allah? Dan apa tujuannya? Lanjutan ayat surat Al-A'raf 172 menyebutkan:

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Artinya: (Allah berfirman),  “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf [7] : 172).  

Berdasar ayat ini, kita membenarkan ketuhanan Allah. Secara tidak langsung, kita sudah berikrar jauh sebelum terlahir ke dunia untuk mengakui ketuhanan Allah, kita mengakui keesaan Allah, kita tidak akan beribadah kepada selain Allah, kita tidak akan meminta tolong kepada selain Allah. Konsekuensinya, kita tidak alasan untuk tidak mengesakan-Nya. Di akhirat kita tidak ada alasan mengaku sebagai orang yang lupa terhadap janji.

Sumpah serupa juga diambil Allah dari para nabi.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi, dari kamu (sendiri) dan dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,” (Q.S. al-Ahzab [33]: 7). 

Bedanya, perjanjian Allah dengan para nabi bukan soal menuhankan-Nya, melainkan soal saling meneguhkan antara satu nabi dengan yang lain, soal penyampaian risalah, dan tugas-tugas kenabian lainnya.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 Juli 2024: 3 Hal untuk Perbaiki Diri di Tahun Baru Hijriah

Hadirin rahimakumullah,

Lantas, mengapa kemudian manusia ingkar janji, menyimpang, dan kufur? 

Itulah sifat manusia. Mereka lupa atas janjinya sendiri di hadapan rabb mereka. Makanya Allah mengutus para rasul untuk mengingatkan janji itu. Sehingga tidak ada hujjah atau alasan bagi mereka untuk tidak beriman saat ditagih janji pada hari kiamat kelak. Tak lagi ada alasan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah  orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf [7] : 172). 

Dari ayat dan hadits ini, dapat dipetik beberapa poin penting: 

Setelah menciptakan Adam, Allah mengeluarkan seluruh calon keturunannya.

Tidak akan berdiri kiamat sebelum seluruh keturunan yang berjanji itu terlahir ke dunia.  

Saat seluruh calon keturunan Adam dikeluarkan, Allah mengadakan perjanjian dengan mereka. 

Dalam perjanjian itu, manusia sudah berjanji untuk menuhankan Allah. Secara tak langsung, mereka juga berjanji untuk tak menyekutukan-Nya, tidak menyembah kepada selain-Nya, tidak meminta kepada selain-Nya, dan seterusnya.  

Namun, manusia memiliki sifat lupa dan ingkar atas janji yang telah diungkapkan.

Maka para nabi dan rasul diutus tak lain kecuali untuk mengingatkan janji manusia kepada Allah yang pernah diikrarkannya sebelum lahir ke dunia. 

Sehingga di akhirat, tidak ada alasan bagi mereka lupa janji atau lengah atas ketuhanan dan keesaan Allah.

Semoga kita termasuk hamba yang berpegang teguh terhadap janji, terutama janji untuk mengesakan Allah, sehingga kelak di akhirat termasuk hamba yang selamat dan mendapat rida-Nya.  

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

 

Khutbah 2

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved