Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat Sambut Tahun Baru Islam: Kilas Balik Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram

Naskah Khutbah Jumat Sambut Tahun Baru Islam: Kilas Balik Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram

Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Warga melaksanakan salat Iduladha di lapangan Gasibu, Senin (17/6/2024). 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini terdapat artikel mengenai Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 bertemakan Tahun Baru Islam 1446 H.

Naskah Khutbah Jumat

Hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari bagi umat muslim diseantero dunia, yang diyakini sebagai hari penuh keberkahan.

Pasalnya dalam hari tersebut pun setiap muslim yang balig diwajibkan untuk mengerjakan shalat Jumat, yang menjadi salah satu penanda perayaan hari raya kecil atau hari raya mingguan bagi umat muslim.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 dengan Tema: 3 Cara untuk Perbaiki Diri di Tahun Baru Hijriah

Adapun beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.

Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Terdapat berbagai macam tema dalam menyampaikan Khutbah Jumat salah satunya adalah bulan Muharram yang merupakan bulan penanda pergantian tahun dalam kalender Islam yakni Hijriah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 dengan Tema Keutamaan Puasa Bulan Muharam Layaknya Puasa Ramadan

Untuk itu kali ini TribunPriangan akan mengulas salah satu diantaranya, dengan judul Kilas Peristiwa Asyura dan Amalan 10 Muharram.

Khutbah I

وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام ، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى. ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖۚ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌۚ وَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ

Hadirin rahimakumullah

Segala puji dan syukur kita persembahkan kepada Allah Swt atas segala karunia dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada hamba-hamba-Nya. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda Rasulullah Saw sumber keteladanan dan manusia yang paling mulia di muka bumi ini.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Keutamaan Puasa Bulan Muharam Layaknya Puasa Ramadan

Kaum Muslimin jemaah Jumat yang berbahagia

Para jemaah Jumat yang berada di depan khatib mari sekarang kita senantiasa bersyukur dan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT sudah memberikan banyak seluruh kenikmatan, rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.

Ini menjadi suatu keberkahan bahwa kita masih diberikan kesempatan shalat Jumat dalam menyambut bulan Muharram sebagai Tahun Baru Islam dalam kondisi iman, Islam hingga tetap diberikan kesehatan untuk selalu ibadah kepada Allah SWT.

Khatib terus kembali mengingatkan bahwasanya bulan Muharram salah satu bulan mendapat kehormatan dimana masuk dalam daftar empat bulan paling mulia karena pahalanya dilipatgandakan oleh Allah SWT. Allah SWT memberikan nama empat bulan mulia tersebut salah satunya Muharram, yakni bulan asyhurul hurum (bulan-bulan mulia).

Ada satu hari di 10 hari awal bulan Muharram, yakni tepatnya pada 10 Muharram sebagai hari mulia dikenal dengan hari "Asyuro".

Baca juga: Khutbah Jumat 5 Juli 2024, Spesial Bahasa Sunda: Judi Hiji Pagawean Telenges Jeung Loba Bahayana

Lantas, apa saa peristiwa penting yang berada di tanggal 10 Muharram pada kala itu?

Kaum muslimin rahimakumullah Khatib ingin menjelaskan bahwa hari Asyuro sebagai bentuk pengingat Allah SWT memberikan penyelamatan terhadap Nabi Musa AS dan Bani Israil dari tenggelamnya Fir'aun bersama bala tentaranya.

Dari Ibnu Abbas RA mengatakan terkait kisah Nabi Muhammad SAW menemui orang-orang Yahudi tengah berpuasa di hari Asyura sebagai bentuk peringatan atas kemenangan Nabi Musa AS dan bani Isra'il dari Fir'aun, begini bunyinya: لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ

صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْفَرَ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ وَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ ثُمَّ أَمَرَ بِصَوْمِهِ Artinya:

"Setibanya Nabi SAW di Madinah, beliau bertemu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Mereka ditanya tentang masalah itu, lalu mereka menjawab; “Ini adalah hari di saat Allah memenangkan Musa ‘alaihissalam dan bani Isra’il atas Fir’aun. Dan kami berpuasa untuk mengagungkan hal itu.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024, Tema Muhasabah untuk Berubah Lebih Baik di Tahun Baru Hijriah

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kami lebih berhak kepada Musa daripada kalian.” Kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari ‘Asyuro`." (Muttafaqun ‘Alaihi)

Ada juga bentuk pengigat peristiwa lain yang memiliki keunikan pada hari Asyuro di antaranya Allah SWT menerima taubat dari Nabi Adam AS, pengangkatan Nabi Idris AS ke tempat tinggi dan dimuliakan.

Tidak sampai di situ, peristiwa di hari Asyuro melihatkan kisah Nabi Ibrahim AS selamat dari kobaran api, pengangkatan Nabi Isa AS menuju langit, ampunan untuk Nabi Dawud AS. Kemudian, kisah Nabi Yunus AS mendapat ampunan saat berusaha keluar dari perut paus, kerajaan Nabi Sulaiman AS dikembalikan, menghindari penyakit dirasakan Nabi Ayyub AS hingga peringatan mengeluarkan Nabi Yusuf AS dari penjara.

Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Keistimewaan Muharam dan Hikmah Hijrah

Dari situ semuanya apakah hal tersebut berada di hari Asyuro?

Kaum muslimin rahimakumullah Imam ibnul Jauzi Rahimahullah ternyata memilah kategori peristiwa tersebut dinamai maudhuaat yakni kabar palsu.

Imam As-Suyuthi Rahimahullah juga mendata dalam kitabnya bernama "al-Lai’ al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah" sebagai karyanya yang memasukkan hadits palsu.

Beberapa ulama lainnya juga memberikan pendapat dari berbagai peristiwa tersebut terjadi di hari Asyuro tidak terbukti berdasarkan nash shahih. Sampai kini peristiwa Nabi Musa AS dan bani Israil menjadi yang tersahih karena Allah SWT menyelamatkan mereka dari ancaman kejaran Fir'aun beserta bala tentaranya dilakukan dengan cara penenggalaman.

Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Hal Penting yang Harus Diperhatikan di Bulan Muharam

Kisah kedua berdasarkan nash shahih ada peristiwa dimana kapal Nabi Nuh AS bersama pengikutnya lolos dari banjir terbesar sepanjang sejarah karena diselamatkan oleh Allah SWT.

Kaum muslimin rahimakumullah Bulan Muharram berdasarkan penjelasan umum memiliki anjuran memperbanyak amalan puasa sunnah dinilai paling baik setelah Ramadhan sebagai bentuk puasa terjadi di bulan Muharram, Rasulullah SAW bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Artinya: "Sebagus-bagus puasa setelah puasa Ramadhan adalah pada bulan Allah yang bernama Muharram." (HR. Muslim)

Munculnya hari Asyuro bukan menjadi hari bersedih seperti diibaratkan dilakukan oleh orang syiah dan tidak sebagai bentuk hari raya bahagia disuguhkan makanan dan minuman seperti kedua hari raya besar, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Hari Asyuro mendapat julukan sebagai hari mulia senantiasa umat Muslim untuk melakukan amalan puasa sesuai perintah Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 5 Juli 2024 Bertemakan Tingkatkan Iman dan Takwa di Tahun Baru Hijriah

Jemaah Jumat yang berbahagia Puasa di hari Asyuro memiliki keutamaan yang penjelasannya sudah termaktub di Hadits Riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Artinya: "Dan puasa di hari Asyura saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu." (HR Muslim) Jemaah shalat Jumat wajib mengetahui sebelum puasa Ramadhan diwajibkan bahwa Allah SWT pernah menetapkan puasa Asyuro menjadi kewajiban tidak boleh ditinggalkan umat Muslim. Aisyah RA meriwayatkan:

كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه

Artinya: "Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan (tidak mewajibkan) puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya." (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits di atas melihatkan puasa sunnah Asyuro sangat penting setelah mengamalkan puasa di hari tasua. Ada sejumlah ulama berpendapat anjuran puasa dilakukan umat Muslim cukup tiga hari meliputi tanggal 9-11 Muharram atau tepat pada 9, 10 dan 11 Muhrram.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 Juli 2024: Keutamaan Puasa Bulan Muharam Layaknya Puasa Ramadan

Bulan Muharram merupakan bulan yang bagus untuk mengawali tahun dengan perbuatan dan perangai positif. Muharram bisa dikatakan cerminan langkah awal kita untuk menapaki 11 bulan berikutnya di pembukaan tahun baru hijriah ini. Al-Faqir mengajak kepada diri sendiri dan jamaah sekalian untuk memuliakan bulan ini dengan menjernihkan hati, membenahi perilaku, dan memperindah karakter kepribadian kita.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(*)

Baca artikel serupa di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved