Voice of Baceprot
Screaming Marsya Bikin Merinding, 'We Can't be Silent', Voice of Baceprot Guncang The Dome London
Screaming Marsya, vokalis dan gitaris Voice of Baceprot atau VOB, saat manggung di Downstairs di The Dome, bikin merinding
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNPRIANGAN.COM - Screaming alias teriakan Marsya, vokalis dan gitaris Voice of Baceprot atau VOB, saat manggung di Downstairs di The Dome, London, Kamis 24 Juni 2024, bikin merinding.
"The Genocide still happening out there. We can't be silent, we can't be silent," teriakan Marsya dengan suara growl saat memulai lagu What The Holy (Nobel) Today.
Lagu itu bercerita tentang kejahatan perang. Anak-anak dan perempuan jadi korban. Karena itu, VOB menyuarakan agar menghentikan perang.
Saat ini terjadi genosida di Gaza, Palestina. VOB pun turut menyuarakan agar menghentikan perang.
Di belakang panggung The Dome, Marsya, bersama Siti Aisah sang drummer dan Widi Rahmawati sang basis, berfoto bersama dengan seorang kurator seni asal Palestina, Nadine Aranki.
Nadine Aranki membawa bendera kecil Palestina saat berfoto dengan personel Voice of Baceprot itu.
Voice of Baceprot tampil di Downstairs, The Dome, London, sebagai bagian dari rangkaian penampilan mereka di Inggris.
Baca juga: Voice of Baceprot 3 Gadis Berhijab Asal Garut Tampil Garang di The Dome London, Bikin Heboh Penonton

Puncaknya, pada 28 Juni 2024, 3 gadis berhijab asal Garut ini bakal tampil di panggung Woodies di Glastonbury Festival 2024, sebuah festival musik terbesar dan tertua di Inggris, bahkan dunia.
Voice of Baceprot merupakan band pertama dari Indonesia yang manggung di Glastonbury.
Lebih istimewa, karena mereka memainkan genre musik metal dan penampilan berhijab.
Di festival yang sama juga akan manggung Cold Play, Dua Lipa, Avril Lavagne, dan sebagainya.
Kedatangan Voice of Baceprot didukung penuh oleh pemerintah, dalam hal ini sejumlah kementerian, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Ristek melalui Direktorat Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Indonesia untuk Inggris Raya.
Dubes Indonesia untuk Inggris Raya, Desra Percaya, menyambut langsung kedatangan Voice of Baceprot dan menjamunya di rumah dinas.
Dalam kesempatan IG Live sebelum VOB berangkat ke Inggris, Desra Percaya mengatakan, bahwa Voice of Baceprot merupakan duta Indonesia dalam soft diplomacy.
Tak heran saat tampil di panggung Downstairs The Dome pun, personel VOB memakai aksesori kain tradisional khas Nusantara.
Sebagaimana diketahui, Voice of Baceprot dibentuk pada tahun 2014 di sebuah desa pelosok Garut Selatan, yaitu Singajaya.
Bermula dari sebuah kegiatan teater, bakat dan kemauan tro hijaber ini ditemukan oleh guru Bimbingan Karier (BK), Abah Ersa.
Mereka bertiga ini dicap pembangkang, pembuat onar, sehingga sering berurusan dengan BK. Energi keributan mereka kemudian disalurkan ke musik.
Semula mereka hanya mengcover atau memainkan lagu-lagu terkenal dari sejumlah band cadas seperti Red Hot Chilli Peppers, Rage Against The Machine dan System of A Down.
Awalnya kegiatan Marsya dan kawan-kawan bermusik ditentang oleh keluarga dan menyebut sebagai musik setan.
Tak sedikit hujatan, hinaan, cercaan, caci maki, bahkan kekerasan secara fisik menimpa para personel VOB.
Namun tantangan itu tak membuat trio berhijab ini surut. Mereka menuangkan pemikiran, pendapat, opini tentang berbagai hal sosial, bahkan politik ke dalam lagu-lagu mereka.
Voice Of Baceprot pun membuat lagu-lagu karya mereka sendiri. Lagu-lagu ini dibuat berdasarkan pengalaman dalam kehidupan mereka di desa.
Jadilah kemudian sejumlah lagu seperti School Revolution, Age Oriented, God Allow Me Pleas to Play Music, merambah ke panggung dunia.
Titik balik melesatnya VOB terjadi saat mereka diapresiasi musisi dunia saat memainkan lagu-lagu milik band luar. Sebut saja nama Flea, basiss RHCP dan Tom Morello, gitaris RATM.
Dari situ, nama VOB mulai dikenal luas. Yang tadinya hanya mengisi panggung lokal 17 Agustusan atau festival kecil di Garut, VOB mulai melanglang ke Thailand.
Pada 2021, Voice of Baceprot melakukan tur ke Eropa. “Fight Dream Believe: European Tour 2021" merambah 8 kota di jantung Eropa, antara lain Brussel Belgia, Rennes di Prancis, dan Jenewa di Swiss.
Tahun berikutnya, VOB kembali menggelar tur keliling Eropa jilid kedua yang diberi tajuk The Fight Dream Believe European Tour 2022.
Tur kedua VOB ini dimulai di Ostrava, Republik Ceko, pada 14 Juli 2022. Mereka tampil di salah satu festival musik terlama dan terbesar di negara itu, yaitu Colors of Ostrava 2022, bersama dengan festival-festival lainnya seperti The Killers, Franz Ferdinand, Twenty One Pilots, dan banyak lagi.
Negara lain yang mereka datangi adalah Nijmegen, Belanda. VOB bermain bersama dengan berbagai aksi dari musisi/band lokal dan internasional menarik lainnya di festival yang sebagian besar berlangsung di Valkhof Park.
Selanjutnya, band cewek metal ini melanjutkan perjalanan mereka ke Kopenhagen, Denmark.
Pada 2022 pula, Voice of Baceprot pun mewujudkan mimpi mereka berikutnya untuk tampil di Wacken Open Air di Jerman.
Di festival itu VOB bermain di panggung yang sama dengan beberapa nama paling terkenal di metal, termasuk Slipknot, Judas Priest, Limp Bizkit, As I Lay Dying, dan banyak lagi.
Lirik-lirik lagu yang penuh pembebasan terhadap stigma muslimah yang terkungkung, kritik sosial, dan penampilan hijab mereka, membuat Voice Of Baceprot kerapa menjadi pemberitaan media-media besar luar negeri.
Sebut saja nama New York Times, The Guardian, BBC dan Reuters, yang pernah menampilkan kisah band asal Garut ini.
Tentu majalah khusus musik metal, Metal Hammer pun meliput mereka. Bahkan menggelarinya sebagai The Metal Band the World Needs Right Now.
Pada 2023, Voice of Baceprot mengeluarkan album pertama mereka berjudul Retas. Dengan album ini pula, Voice of Baceprot merambah pentas musik di Amerika Serikat dengan menggelar konser-konser di sejumlah kota, antara lain Washington DC, California, dan Los Angeles.
Lagu tentang perubahan iklim “The Enemy of the Earth is You' pun menggebrak panggung cadas di negeri Paman Sam.
Pada 2024, majalan Forbes menobatkan Voice of Baceprot sebagai Forbes 30 Under 30, sosok di bawah usia 30 tahun yang membawa perubahan dan inspirasi.
Saat ini, tinggal menunggu jam sebelum Voice of Baceprot manggung di Glastonbury Festival 2024, Jumat 28 Juni 2024.
Voice of Baceprot tak hanya membawa nama mereka, mereka pun membawa nama Garut, tempat asal mereka, dan tentu nama Indonesia di panggung musik dunia itu. Garut Pride! (*)
KEREEN! Marsya Voice of Baceprot Asal Garut Masuk Daftar 100 Perempuan Berpengaruh di Dunia |
![]() |
---|
Voice of Baceprot Taklukkan Korea dengan Musik Metal, Sukses Guncang Gyeonggi Musik Festival 2024 |
![]() |
---|
KEREN, Voice of Baceprot Tambah Jadwal Manggung di Australia, Awali Debut Tur di Sydney |
![]() |
---|
Voice of Baceprot Band Metal 3 Gadis Asal Garut Makin Menyala, Akhir Oktober 2024 Tur di Australia |
![]() |
---|
Voice of Baceprot Tetap Gahar Tampil Bareng Erwin Gutawa Orchestra, Mainkan 2 Lagu Cadas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.