Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 10 Mei 2024: Bertemakan Kerapuhan Sosial Akibat Berteknologi Tanpa Iman

Naskha Singkat Khutbah Jumat 10 Mei 2024: Bertemakan Kerapuhan Sosial Akibat Berteknologi Tanpa Iman

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Tribunnews
Naskah Khutbah Jumat 2 Februari 2024, Amalan-amalan Penting Dilakukan di Bulan Rajab 

​​​​​​​Inilah tantangan kita bersama. Tantangan bangsa dan umat muslim Indonesia yang jumlahnya mengatasi berbagai umat agama lainnya di Indonesia.

Pada kesempatan ini khatib hanya ingin mengingatkan saja, marilah kita bersama-sama memperbaiki keadaan ini, kita mulai dari diri sendiri.

Jangan terlalu mengharap banyak dan menghayal adanya kesuksesan tanpa ada sebuah permulaan. Meraba diri kita sejauh manakah kepekaan sosial kita? Sudahkan hari ini kita menyapa tetangga samping rumah kita? Sudahkan kita memberikan senyuman kepada front office di belakang mejanya? Suahkah kita menyempatkan melongok ke luar jendela mobil kita untuk sekedar menyapa para tukang ojek yang mangkal di perempatan jalan yang selalu kita lalui? Jangan-jangan kita tidak pernah melakukan itu semua?

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 10 Mei 2024, Bertema Menjaga Lidah dari Perkataan Ghibah

Karena kita terlalu asyik dengan Televisi, Handphone, Notebook, tablet ataupun teknologi yang lainnya Berbagai benda yang berhasil membawa kita menjelajahi dunia dan mengangkat derjat kita sebagai orang modern yang melek media? Lalau apakah artinya melek media kalau itu membuat kita terkungkung dalam tempurung imagenasi bukan realita. Apakah arti melek teknologi bila kita buta realita?

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Sungguh berbagai kemajuan teknologi itu telah banyak kita gunakan. Ia telah menggeser posisi tetangga-tetangga kita. Benar, teknologi itu menjadi lebih dekat dengan kita dibandingkan keluarga dan juga tetangga.

Inilah virus individualitas yang harus dihindari seperti yang telah disinggung oleh al-Qur’an dalam an-Nisa’ 36:

وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً

Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri"

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 10 Mei 2024, Menjadikan Kegiatan Kehidupan Bernilai Pahala

Bila dilihat sepintas lalu, ayat di atas menyandingkan antara pelarangan menyekutukan Allah swt. dengan perintah berbuat baik kepada orang tua, karib, kerabat, teman dan lainnya. Ini dapat diterjemahkan bahwa bahwa menjalin hubungan dan menciptakan jejaring social tidak kalah pentingnya dengan men-tauhid-kan Allah swt.

Jika berhubungan dengan-Nya (hablum minalllah)Allah swt hanya melarang kita agar tidak menyekutukan-Nya, sedangkan berhubungan dengan sesama manusia (hablum minan nas)Allah swt memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka semua.

Ketika kita mengabaikan perintah yang termaktub dalam ayat di atas, maka kebangkrutan social itu akan terjadi. Itu semua akibat ulah manusia yang enggan menjalin silaturrahmi dengan sesamanya. Sehingga terlahirlah individualism yang banyak menggantungkan hidup pada berbagai benda teknologi yang tak berjiwa dan tak bernyawa.

Ketergantungan ini haruslah segera kita sadari, karena bila penggunaan itu tidak dilandaskan atas kesadaran akan mengarah pada kehancuran akhlaq dan juga keimanan. Bahkan akan mengakibatkan kehancuran nilai-nilai social, sehingga menambah rusaknya sendi kehidupan berbangsa, seperti yang terjadi sekarang ini.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 10 Mei 2024, Menjadikan Kegiatan Kehidupan Bernilai Pahala

Hadirin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Berbagai patologi sosial (pencurian, perampokan, pembunuhan, gelandangan dan berbagai pelanggaran norma sosial) yang muncul akhir-akhir disebabkan karena tiadanya interaksi sosial dan melemahnya kontrol di dalamnya. Ini semua dikarenakan pola pikir keranjingan terhadap teknologi yang kebablasan.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved