Naskah Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024: Perkuat Ibadah Sunnah untuk Syawal yang Maksimal
Berikut Ini Dia Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024: Perkuat Ibadah Sunnah untuk Syawal yang Maksimal
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, setelah berakhirnya bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah, kita pun tentu harus terus maksimalkan ibadah di bulan Syawal ini.
Kita bisa maksimalkan bulan Syawal dengan menjalankan berbagai macam ibadah sunnah.
Hal ini dalam rangka mempertahankan tren semangat beribadah di bulan Ramadhan yang telah dilalui.
Dengan ibadah di bulan Syawal yang maksimal, Insyaallah akan terus meningkatkan kualitas ketakwaan setiap pribadi umat Islam yang menjadi tujuan dari puasa.
Berbicara perihal esok hari, tepatnya di hari Jumat tanggal 19 April 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024 Bertemakan Syawal dan Silaturahmi
Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.
Khusus untuk khutbah pada Jumat besok, seperti mengutip dari laman NU Online, berikut merupakan naskah singkat khutbah Jumat tanggal 19 April 2024 bertemakan "Perkuat Ibadah Sunnah untuk Syawal yang Maksimal".
Khutbah 1
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قال الله تعالى : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,
Mengawali khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada jamaah wabil kusus kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. terlebih setelah kita melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang memang tujuan utamanya adalah mencetak pribadi umat Islam yang bertakwa. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)
Setelah menjalani puasa di bulan Ramadhan, kita akan banyak mendapatkan banyak ujian dan akan terlihat apakah bulan Tarbiyah Ramadhan berhasil menjadikan pribadi kita orang yang mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Pertanyaannya, apakah kita bisa mempertahankan predikat takwa tersebut di masa-masa yang akan datang?. Bagaimana cara untuk mempertahankannya?
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 April 2024: Menjaga Semangat Ibadah Setelah Lebaran
Sidang Jumat yang dirahmati Allah,
Untuk mempertahankan agar predikat takwa bisa kita pertahankan pasca-Ramadhan, kita perlu memperkuat ibadah-ibadah sunnah terutama di bulan Syawal. Bulan ini menjadi momentum dan kesempatan bagi kita untuk melanjutkan dan meningkatkan semangat beribadah yang telah kita peroleh selama bulan Ramadhan.
Kita perlu ketahui, menilik dari maknanya, kata “Syawal” (شَوَّالُ) berasal dari kata “Syala” (شَالَ) yang berarti “irtafaá” (اِرْتَفَعَ) yang dalam bahasa Indonesia memiliki makna “meningkatkan”. Oleh karena itu, kita terus diingatkan untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan yang penuh kebahagiaan berupa Hari Raya Idul Fitri ini.
Ada beberapa amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Syawal agar kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di antara amalan-amalan tersebut adalah pertama, melantunkan takbir. Begitu memasuki 1 Syawal kita diperintahkan oleh Allah untuk bertakbir mengagungkan kebesaran Allah. Kita bisa saksikan bersama-sama bagaimana takbir, tahmid, tahlil, dan dzikir-dzikir lainnya bergema saat Idul Fitri tiba.
Allah berfirman:
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah (takbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (QS Al-Baqarah: 185)
Baca juga: Khutbah Jumat Terakhir di Bulan Ramadhan 5 April 2024, Ini Bukan Perpisahan Tapi Langkah Baru
Kedua adalah Shalat Idul Fitri. Shalat ini memiliki makna penting sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kemenangan dan keberkahan yang kita dapatkan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan. Shalat Idul Fitri juga menjadi momen bagi umat Islam untuk berkumpul bersama, saling bermaaf-maafan, dan menguatkan tali persaudaraan. Hal ini ditunjukkan dengan shalat Jamaah Idul Fitri di berbagai tempat dengan materi-materi khutbah dengan berbagai tema untuk memaknai hari kemenangan.
Rasulullah bersabda:
عَنْ ابنِ مَسْعُوْد عَنِ النَّبِي ﷺ أَنَّهُ قَالَ اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِيْ كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ وَعِبَادِيْ اللَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ وَخَرَجُوْا اِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ أَشْهِدُوْا أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka."
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 April 2024: Mungkinkah Ini Menjadi Ramadhan Terakhir Bagi Kita?
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,
Ketiga adalah bersilaturahim. Bulan Syawal adalah waktu yang tepat untuk memperkuat tali persaudaraan dengan silaturahim. Melalui silaturahim, kita dapat memperbaiki hubungan dengan keluarga, kerabat, dan teman-teman yang mungkin sempat renggang selama bulan Ramadhan atau bahkan sebelumnya. Selain itu, silaturahmi juga merupakan bentuk taat kepada Allah SWT, karena menjaga hubungan baik dengan sesama manusia adalah bagian dari ajaran Islam.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, Jilid II, halaman 516 menjelaskan pada Hari Raya Idul Fitri, para sahabat Nabi Muhammad saw memiliki kebiasaan untuk saling mengunjungi dan bersilaturahmi. Dalam kunjungan tersebut, mereka saling mendoakan agar amal ibadah selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah swt. Tradisi ini mempererat tali persaudaraan dan menjadi momentum saling mendoakan di antara sesama Muslim.
Keempat adalah puasa Syawal. Puasa Syawal dianjurkan sesuai dengan hadits Rasulullah:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ
Artinya: “Barangsiapa puasa Ramadhan, kemudian ia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim).
Baca juga: Teks Naskah Khutbah Jumat 12 April 2024: Mengevaluasi Segala Amal Setelah Kepergian Ramadhan
Dalam kitab Lathâif al-Ma’ârif fîma li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif karya Ibnu Rajab al-Hanbali halaman 219-223 disebutkan lima keutamaan puasa syawal. Pertama, puasa sunnah Syawal adalah penyempurna puasa Ramadhan. Kedua, menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun. Ketiga, membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita. Keempat, tanda syukur kita kepada Allah swt. Dan kelima, ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus dan melestarikan semangat Ramadhan.
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah, Demikianlah amalan-amalan ibadah sunnah untuk menjadikan Syawal kita maksimal. Mudah-mudahan kita diberikan kekuatan dan hidayah Allah untuk dapat melaksanakannya dan senantiasa ketakwaan akan senantiasa berada dalam diri kita. Amin.
جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ، وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ، اَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِى وَلَكُمْ، وَلِوَالِدَيْنَا وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا, أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا, اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. , اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Perkuat Ibadah Sunnah untuk Syawal yang Maksimal
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 19 April 2024: Menjaga Semangat Ibadah Setelah Lebaran |
![]() |
---|
Teks Naskah Khutbah Jumat 12 April 2024: Mengevaluasi Segala Amal Setelah Kepergian Ramadhan |
![]() |
---|
Khutbah Jumat Terakhir di Bulan Ramadhan 5 April 2024, Ini Bukan Perpisahan Tapi Langkah Baru |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 5 April 2024: Mungkinkah Ini Menjadi Ramadhan Terakhir Bagi Kita? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.