Idul Fitri 1445 H

Naskah Khutbah Salat Idul Fitri 2024 Bertemakan Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Salat Idul Fitri 2024 Bertemakan Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?

Tribun Jabar/Andri M Dani
Ilustrasi salat Idul Fitri 2024. Naskah Khutbah Salat Idul Fitri 2024 Bertemakan Layakkah Kita Merayakan Kemenangan? 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, Alhamdulillah kita sudah masuk puasa sudah di hari ke-22 di bulan suci Ramadhan.

Tentu itu artinya, hanya tinggal menghitung hari kita akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024.

Di Hari Raya Idul Fitri, kita pun akan melaksanakan ibadah sunnah yang dianjurkan dilaksanakan seuai salat Ied Idul Fitri yaitu mendengarkan khutbah Idul Fitri.

Umat muslim yang telah melaksanakan salat Idul Fitri dianjurkan untuk tetap duduk dan mendengarkan khutbah yang dibawakan oleh khatib.

Dikutip dari NU Online, salah satu dalil yang menjadi dasar anjuran pelaksanaan khutbah Idul Fitri adalah hadits Ibnu Abbas berikut,

شَهِدْتُ العِيدَ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ، فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الخُطْبَةِ

Artinya, "Saya melaksanakan sholat id bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra. Semuanya melaksanakan shalat sebelum khubtah berlangsung." (Muttafaq 'alaih).

Baca juga: 10 Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 2024 dalam Bahasa Inggris, Penuh Doa dan Harapan

Perlu diketahui, hukum khutbah dalam salat Idul Fitri adalah sunnah muakkad.

Nah, untuk kamu yang saat ini tengah membutuhkan contoh khutbah Idul Fitri nanti, TribunPriangan.com sudah rangkum khutbah Idul Fitri yang bisa kamu gunakan di Hari Raya nanti setelah melaksanakan ibadah salat Ied.

Berikut naskah khutbah Idul Fitri dengan tema "Layakkah Kita Merayakan Kemenangan?".

Khutbah 1

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَرَحْمَتُهُ الْمُهْدَاةُ، صَلَّى اللَّهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ، القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Baca juga: 25 Ucapan Permohonan Maaf saat Hari Raya Idul Fitri 2024 Buat Sanak Saudara hingga Sahabat

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Wasiat takwa senantiasa dan akan terus mengawali setiap khutbah. Karena dalam kehidupan abadi di akhirat kelak, tidak ada yang bermanfaat bagi kita kecuali takwa dan amal saleh. Untuk itu, mengawali khutbah yang singkat ini, kami berwasiat kepada kita semua agar senantiasa berusaha untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta'ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh larangan.

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,

Selama satu bulan penuh kita telah menjalani pendidikan dan pelatihan di Madrasah Ramadhan. Selama menempuh pendidikan di Madrasah Ramadhan, kita tidak hanya dididik untuk memperbaiki hubungan dengan Allah ta'ala. Tapi juga dilatih untuk memperbaiki hubungan dengan sesama hamba.

Pada hari ini, di hari raya ini, kita semestinya merayakan kemenangan sebagai orang-orang yang berhasil melewati berbagai rintangan selama menjalani pendidikan di Madrasah Ramadhan. Kita rayakan keberhasilan kita menundukkan hawa nafsu. Kita rayakan kesuksesan kita mengalahkan tipu daya setan. Kita rayakan kemenangan karena kita telah melewati Ramadhan dengan berbagai ibadah dan kebaikan.

Di hari raya ini, kita juga semestinya merayakan kelulusan dari Madrasah Ramadhan dengan meraih predikat sebagai orang-orang yang bertakwa. Sebaliknya, jika keluar dari Madrasah Ramadhan kita belum menjadi pribadi yang bertakwa, belum berhasil menundukkan hawa nafsu dan masih kalah dengan tipu daya setan, pantaskah di hari yang fitri ini kita merayakan kemenangan? Layakkah kita berhari raya? Sejatinya, apa yang kita rayakan pada hari raya ini jika kita belum benar-benar menjadi orang-orang yang bertakwa?

Oleh karena itu, hadirin sekalian, marilah kita bermuhasabah. Kita introspeksi dan evaluasi diri kita. Apakah kita telah layak merayakan kemenangan di hari raya ini?

Baca juga: KUMPULAN 20 Kartu Ucapan Estetik untuk Persiapan Postingan di Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah

Hadirin jamaah shalat Idul Fitri yang berbahagia,

Ramadhan tiada lain adalah madrasah yang menempa diri kita menjadi pribadi yang lebih baik. Yaitu pribadi yang memenuhi hak Allah dan hak sesama hamba. Pribadi yang melakukan kewajiban kepada sesama hamba dan kewajiban kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ketika menjalani pendidikan dan pelatihan di Madrasah Ramadhan, kita ditempa untuk menerima berbagai pelajaran. Di antaranya:

Pertama, takwa. Tujuan utama dari puasa adalah la'allakum tattaquun. Artinya, puasa Ramadhan diwajibkan agar menjadi wasilah bagi kita untuk meraih ketakwaan. Ketika berpuasa, kita mendekatkan diri kepada Allah dengan meninggalkan syahwat makan, minum dan syahwat-syahwat lainnya. Kita melakukan hal itu tiada lain karena kecintaan kita kepada Allah lebih besar daripada kecintaan kita kepada diri kita sendiri. Di bulan Ramadhan, kita dilatih untuk mempuasakan seluruh anggota badan semampu yang dapat kita lakukan. Mata berpuasa sehingga tidak melihat yang haram. Lisan berpuasa sehingga tidak mengucapkan perkataan yang diharamkan. Begitu pula, hidung, telinga, tangan, kaki dan sekujur badan ikut berpuasa sehingga tidak melakukan perkara-perkara yang diharamkan. Bahkan jika mampu, hati juga ikut berpuasa. Puasanya hati adalah mencegahnya secara total dari pikiran-pikiran duniawi dan segala hal selain Allah ta'ala.

Kedua, ikhlas. Yakni melakukan ketaatan semata-mata karena Allah. Puasa mengajarkan kepada kita keikhlasan dan menghindarkan diri dari niat ingin memperoleh pujian dari sesama. Puasa seorang mukmin adalah rahasia antara dirinya dan Allah. Tiada yang mengetahui puasanya kecuali Allah dan dirinya sendiri. Jika mau, sangat mudah bagi kita untuk melakukan hal-hal yang membatalkan puasa tanpa diketahui oleh orang lain lalu kita tampakkan seolah-olah diri kita masih berpuasa. Kenapa hal itu tidak kita lakukan? Karena niat kita lillaahi ta'aalaa, bukan karena yang lain dan tidak bertujuan memperoleh sanjungan dari sesama makhluk.

Ketiga, sabar. Di Madrasah Ramadhan, kita dilatih dan dididik untuk bersabar. Dengan berpuasa, kita belajar sabar dengan tiga jenisnya sekaligus: sabar dalam melakukan ketaatan, sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan sabar dalam menghadapi musibah. Selama Ramadhan, kita bersabar dalam melakukan shalat-shalat fardlu maupun sunnah, sabar dalam membaca al Qur'an, sabar dalam beri'tikaf di masjid dan sabar dalam menjalankan berbagai amal kebaikan yang lain. Kita juga sabar dalam meninggalkan syahwat makan, minum, berhubungan badan dengan istri dan syahwat-syahwat lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Kita juga dilatih bersabar dalam menghadapi rasa lapar dan rasa haus dan merasakan apa yang dirasakan oleh mereka yang tidak seberuntung kita.

Keempat, mujahadah. Puasa mengajarkan kepada kita untuk melakukan mujahadah, yaitu berjuang menghadapi hawa nafsu dan godaan setan dalam berbagai bentuknya.

Baca juga: KUMPULAN 50 Ucapan Idul Fitri 1445 Hijriah dalam Versi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia

Kelima, menjaga lisan. Puasa mengajarkan kepada kita untuk menjaga lisan jangan sampai mengatakan ucapan yang tidak diridlai Allah. Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ والعَمَلَ بهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طعَامَه وشَرَابَه(رواه البخاريّ)

Artinya: "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dosa dan perbuatan dosa, maka Allah tidak akan menerima puasanya" (HR al Bukhari)

Keenam, mengendalikan amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا الصَّوْمُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ (رواه الشيخان)

Artinya: "Sesungguhnya puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa maka janganlah bersikap keji dan jangan bertindak bodoh, jika ada orang yang mengganggunya atau mencacinya maka hendaklah ia berkata: aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa" (HR al-Bukhari dan Muslim)

Ketujuh, menjaga persatuan, kebersamaan dan saling tolong menolong serta berempati kepada orang yang membutuhkan. Madrasah Ramadhan mengajarkan kepada umat Islam untuk bersatu dan saling tolong menolong. Tentu persatuan yang berlandaskan kesatuan akidah. Shalat tarawih berjamaah, tadarus al Qur'an bersama, berbuka puasa bersama di waktu yang sama, berbagi takjil di jalanan, i'tikaf bersama di masjid, kegembiraan menyambut hari raya yang sama, itu semua adalah jembatan yang menghubungkan antarhati yang sebelumnya mungkin saling membenci, perekat antarjiwa yang sebelumnya mungkin saling memusuhi serta wasilah yang mendekatkan antarwarga yang sebelumnya mungkin saling menjauhi. Lalu zakat di akhir Ramadhan adalah perwujudan dari semangat saling tolong menolong dalam kebaikan dan membantu saudara-saudara sesama muslim yang membutuhkan.

Kedelapan, menyambung dan mengokohkan tali silaturahim. Ada tradisi yang baik di kalangan kita menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, yaitu tradisi weweh, cinjo atau tinjo. Tradisi ini sejatinya diambil dari ajaran islam yang memerintahkan kita memperbanyak sedekah di bulan Ramadhan dan bersilaturahim pada momen menjelang dan pada saat hari raya. Tradisi tersebut dilakukan dengan cara mengirim makanan, minuman, sembako atau kue hari raya kepada kerabat dan sanak saudara. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (رواه الترمذي والنسائي)

Artinya: "Sedekah kepada orang miskin adalah terhitung sedekah sedangkan sedekah kepada kerabat terhitung dua: sedekah dan silaturahim" (HR at Tirmidzi dan an Nasa'i)

Kesembilan, mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Ada juga tradisi yang sangat baik yang biasa kita lakukan di akhir bulan Ramadhan, yaitu nyekar: ziarah ke makam keluarga yang telah meninggal. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

زُوْرُوْا القُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ بِالْآخِرَةِ (رواه البيهقي)

Artinya: "Lakukanlah ziarah kubur karena sesungguhnya ziarah kubur itu mengingatkan kalian akan kehidupan akhirat" (HR al Baihaqi)

Baca juga: 25 Kata Mutiara Untuk Meriahkan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, Lengkap dengan Arti dan Doa

Hadirin yang mudah-mudahan ditinggikan derajatnya oleh Allah,

Itulah sembilan di antara sekian banyak pelajaran dari Madrasah Ramadhan. Jika seluruh pelajaran itu sudah berhasil kita terapkan di bulan Ramadhan, marilah kita mempertahankannya setelah kita meninggalkan Ramadhan. Jika kesembilan pelajaran itu telah menghiasi diri kita baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan, sungguh kita termasuk orang-orang yang mulia menurut Allah ta'ala. Alangkah indah dan bahagianya kita jika telah menjadi pribadi yang bertakwa, ikhlash dalam menjalankan ketaatan, selalu bersabar, kuat menundukkan hawa nafsu dan mengalahkan godaan setan, mampu menjaga lisan, dapat mengendalikan amarah dan tidak membalas keburukan dengan keburukan, menjaga persatuan dan kebersamaan dengan saudara sesama muslim, senantiasa menyambung silaturahim, memperbanyak sedekah serta selalu mengingat kematian dan kehidupan akhirat. Lebih dari itu apalagi yang kita inginkan? Dengan menerapkan 9 pelajaran itu secara istiqamah, kita telah menjadi hamba yang diridhai Allah dan kelak kita akan meraih kebahagiaan yang sejati, hakiki dan abadi di akhirat.

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah Idul Fitri pada pagi hari yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah menganugerahkan kepada kita kemampuan dan kekuatan untuk mengamalkan berbagai pelajaran dari Madrasah Ramadhan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan mudah-mudahan kita diberikan panjang umur serta dipertemukan kembali dengan Ramadhan pada tahun yang akan datang.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah 2

اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ الأَمِيْنِ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ المَيَامِيْنَ، وَالتَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَاتَّقُوا اللَّهَ تَعَالَى فِي هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيمِ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى تَمَامِ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَأَتْبِعُوا رَمَضَانَ بِصِيَامِ سِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ، لِيَكُونَ لَكُمْ كَصِيَامِ الدَّهْرِ وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا أَمَرْتَنَا، فَقُلْتَ وَقَوْلُكَ الْحَقُّ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ الصَّالحينَ،

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلْ عِيدَنَا هَذَا سَعَادَةً وَتَلاَحُمًا، وَمَسَرَّةً وَتَرَاحُمًا، وَزِدْنَا فِيهِ طُمَأْنِينَةً وَأُلْفَةً، وَهَنَاءً وَمَحَبَّةً، وَأَعِدْهُ عَلَيْنَا بِالْخَيْرِ وَالرَّحَمَاتِ، وَالْيُمْنِ وَالْبَرَكَاتِ، اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْمَوَدَّةَ شِيْمَتَنَا، وَبَذْلَ الْخَيْرِ لِلنَّاسِ دَأْبَنَا، اللَّهُمَّ أَدِمِ السَّعَادَةَ عَلَى وَطَنِنَا، وَانْشُرِ الْبَهْجَةَ فِي بُيُوتِنَا، وَاحْفَظْنَا فِي أَهْلِينَا وَأَرْحَامِنَا، وَأَكْرِمْنَا بِكَرَمِكَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ مَعَ الْأَبْرَارِ، يَا عَزِيزُ يَا غَفَّارُ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

 

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved