Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024, Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia

Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024, Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia

TribunPalu.com
FOTO ILUSTRASI: Surga dan neraka. Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024, Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Salat Jumat merupakan salat yang diwajibkan bagi kaum muslimin yang telah balig.

Hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, yang diyakini kaum muslimin sebagai hari penuh keberkahan.

Beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.

Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang konsekuensi yang akan didapat setelah melewati kematian, yakni hukum tabur tuai, yang telah banyak dijelaskan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam kalamuLlah mengenai tempat tujuan terakhir, yaitu surga ataukah neraka.

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 2 Februari 2024, 6 Poin Kekhawatiran Rasulullah Terhadap Pemimpin Bodoh

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْـدُ. فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ .وقال أيضا: وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ.كَمَا أُوْصِيْ بِطَاعَةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَائِلِ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang akan terus meningkatkan komitmen kita untuk taat menjalankan perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Rasul-Nya serta menjauhi segenap larangan-larangannya.

Baca juga: TEKS KHUTBAH JUMAT 2 Februari 2024/20 Rojab 1445, Kekhawatiran Rasulullah Terhadap Pemimpin Bodoh

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Segala amal perbuatan yang telah diperbuat di dunia kelak akan dipertanggungjawabkan di hari akhir. Tak akan luput dari pengawasan malaikat pencatat sekecil apa pun amal kebaikan maupun keburukan.

Ketika terjadinya kiamat, manusia akan melalui beberapa masa hingga sampai di hari pertimbangan amal atau yaumul mizan. Di hari inilah nasib manusia akan ditentukan.

Apabila amal perbuatan baik lebih berat, maka surga menjadi balasannya. Sebaliknya jika amalan buruk yang lebih berat, maka neraka hukumannya.

Surga dan neraka merupakan balasan yang dijanjikan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  di hari akhir nanti. Sehingga kita sebagai seorang muslim wajib untuk mempercayainya.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Alhamdulillah pada hari ini kita masih diberi nikmat untuk bersama-sama menjalankan ibadah bertemu dalam sholat jum’at berjama’ah. Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. semoga ketaqwaan itu bisa menyelamatkan kita dari api neraka dan memposisikan kita di dalam surga. Rasulullah saw pernah bersabda dalam hadis-nya yang berbunyi:

إِنَّ الْجَنَّةَ حُفَّتْ بِالْمَكَارِهِ وَإِنَّ النَّارَ حُفَّتْ بِالشَّهَوَاتِ

Sesungguhnya surga itu dikepung oleh segala kemakruhan (hal yang dinistakan agama) sedangkan neraka dikelilingi oleh syahwat (hal-hal yang menyenangkan manusia)."

Arti kata dikepung (huffat) adalah terhalang, layaknya sebuah perkampungan yang tekepung banjir. Karena itu, untuk sampai pada perkampungan tersebut, seseorang harus berani menerjang banjir.

Demikian juga dengan surga, dimana mereka yang menginginkannya harus siap melawan berbagai kemakruhan, dimana segala hal yang dianggap buruk dan dibenci oleh syariat.

Begitu pula sebaliknya, posisi neraka dalam hadis di atas dikelilingi dengan berbagai kesenangan.

Maka dari itu, barang siapa yang kesehariannya selalu bersenang-senang tanpa mempedulikan aturan syariat, sungguh dia telah berada sangat dekat dengan neraka.

Apa yang disampaikan oleh Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam hadis ini sangatlah mudah dipahami, terlebih untuk orang dewasa.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 2 Februari 2024, Pemimpin Amanah Sesuai Tuntunan Allah dan Rasul-Nya

Namun, sayangnya seringkali pemahaman itu hanya berhenti sebagai pengetahuan dan tidak ditindaklanjuti sebagai amalan, sehingga seringkali orang mengaku takut dengan api neraka serta siksa-siksa di dalamnya, tetapi masih saja bergelut dalam kesenangan syahwat yang terlarang.

Begitu pula sebaliknya banyak orang yang mengaku merindukan surga, ingin segera bersanding dengan bidadari, tetapi tidak senang dengan amal-amal saleh dan kebajikan-kebajikan anjuran agama.

=> Sebuah kisah dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang berhubungan erat dengan hadis ini sebagaimana dinukil dalam kitab Sirajut Thalibin karya Kiai Ihasan Jampes sebagaimana diriwayatkan imam Tirmidzi bahwa suatu ketika Rasulullah saw bercerita “ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  telah menjadikan surga diperintahkanlah Jibril untuk melihatnya, sambil berkata “Jibril lihatlah surga dengan segala fasilitas yang Ku-persiakkan untuk penghuninya“.

Segeralah Jibril menengok surga dengan segala perlengkapannya. Kemudian kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan-Mu, semua orang yang pernah mendengar kata surga pasti akan memasukinya” kemudian Allah memerintahkan untuk memagari surga dengan kemakruhan.

Setelah itu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  kembali mengutus Jibril untuk melihatnya “sekarang kamu lihatlah surga itu kembali (lengkap segala fasilitas untuk penghuninya)” maka berangkatlah Jibril, kemudian ia kembali menghadap dan berkata “demi kemuliaan Dzat-Mu aku khawatir tidak ada seorangpun yang dapat memasukinya. “Sekarang pergilah kau ke neraka dan lihat segala macam siksaan yang ada di dalamnya” perintah Allah kemudian kepada Jibril. Ia pun berangkat dan kembali menghadap seraya berkata “demi kemuliaan-Mu ya Allah, hamba yakin tak seorangpun yang pernah mendengar cerita neraka mau memasukinya”. Maka Allah segera menghiasi neraka dengan berbagai kesenangan. Dan kembali berkata pada Jibril “sekarang tengoklah kembali neraka” Jibril pun berangkat dan segera kembali melapor “ Ya Allah, demi kemuliaan-Mu aku khawatir tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari neraka-Mu”.

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 2 Februari 2024, 6 Poin Kekhawatiran Rasulullah Terhadap Pemimpin Bodoh

Hal ini juga telah jauh ditegaskan oleh Allah dengan sengaja membuat pagar untuk surga sebagai ujian bagi mereka yang menginginkannya, dan oleh Allah diperindah neraka dengan berbagai aksesoris yang terbuat kesenangan-kesenangan sebagai cobaan manusia.

Karena itu pada hadis selanjutnya Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menggarisbawahi:

ألا إِنَّ الْجَنَّةَ حُزْنٌ بِرَبْوَةٍ اَلَا وَإِنَّ النَّارَ سَهْلٌ بِسَهْوَةٍ

“Bahwa surga adalah sesuatu yang sulit diraih bagai berada di tempat yang tinggi. Sedangkan neraka adalah sesuatu yang mudah bagai berada di tanah yang rendah”

Begitulah keadaan sebenarnya. Selanjutnya terserah pribadi kita masing-masing. Apakah kita inginkan surga atau menyerahkan diri kepada neraka.

Imam Ghazali pernah menerangkan menyambung keterangan hadis di atas dalam Minhajul Abdidn. Bahwa kini (pada masa al-Ghazali) manusia sungguhlah amat lemah, sedangkan kehidupan semakin kompleks. Pengetahuan agama semakin menipis, adapun kesempatan ibadah semakin menyusut. Kesibukan semakin mendesak, umur semakin berkurang dan amal ibadah terasa makin berat.

Bukankah hal semakin terasa pada zaman sekarang. Manusia sangat lemah, kemauan manusia semakin hari semakin pupus. Yang diinginkan hanyalah segala yang serba cepat dan instan. Tidak ada usaha serius yang ada hanyalah ketergantungan yang semakin tinggi.

Ketergantungan dengan gadget, dengan alat komunikasi, dengan mesin ATM dengan segala macam peralatan teknologi.

Hal ini semakin melemahkan manusia sebagai individu. Manusia kini tidak berani menghadapi kehidupan tanpa tetek-bengek tersebut.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024, Teguran Bagi Insan yang Bangga Berbuat Dosa

Di sisi lain kesibukan kegiatan manusia luar biasa padatnya. Sehingga waktu yang ada hanya habis untuk mengurus segala macam urusan yang disekitar. Sehingga kesempatan beribadah semakin lenyap. Sholat lima kali saja terkadang tidak terlaksana. Kalaupun terlaksana pengetahuan tentang ibadah itu sangat minim sekali. Pelajaran tentang agama hanya di dapat di sela-sela waktu bekerja. Dalam pesantren kilat, kultum di tv atau di sela istirahat kantor, melalui google, tanya jawab dalam media sosial. Urusan belajar agama menjadi sampingan. Tidak terasa umur sudah senja. Ketenangan jiwa masih jauh, fisik semakin lemah diajak beribadah. Bagaimanakah jika sudah demikian?

Maasyiral muslimin rakhimakumullah,

Maka yang tersisa hanya satu memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  agar dianugerahi taufiq dan hidayah. Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  melimpahkan cahaya untuk hambanya. Sebagaimana yang difirmankannya:

أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ

Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya

Artinya: apapun yang terjadi ketika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  telah menghendaki untuk memberikan hidayah-Nya kepada seorang hamba, maka tidak ada satupun masalah yang tersisa. Kemudian seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Bagaimanakah tanda seseorang memperoleh cahaya hidayah-Nya? Rasulullah  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:

التَّجَافَى عَنْ دَارِ الْغُرُوْرِ وَالْإنَابَةِ الَى دَارِ اْلخُلُوْدِ وَالاِسْتِعْدَادِ لِلمَوْتِ قَبْلَ نُزُوْلِ الْمَوْتِ

Hamba itu (yang memperoleh hidayah) akan undur diri dari urusan dunia, menekuni urusan akhirat, dan mempersiapkan diri seolah ajal akan segera datang.

Apakah ada dalam diri kita tanda-tanda memperoleh hidayah-Nya? Marilah kita raba diri kita masing-masing.

Demikian khutbah jumat kali ini semoga bermanfaat untuk saya khususnya selaku khatib dan jamaah pada umumnya.

هدانا الله واياكم أجمعين, أقول قول هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم

Baca juga: TEKS KHUTBAH JUMAT 26 Januari 2024, Tegaskan Hati Agar Berhenti Berbuat Dzalim Kepada Siapapun

Khutbah Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.ـ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.ـ . (*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved