Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024: 3 Hikmah Atas Bencana Alam Bagi Tiap Muslim

Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024: 3 Hikmah Atas Bencana Alam Bagi Tiap Muslim

TRIBUN JABAR/ Kiki Andriana
Penampakan bangunan pabrik di kawasan industri Dwipa Puri, di Kecamatan Cimanggung, Sumedang, hancur akibat disapu angin puting beliung, Rabu (21/2/2024) sore. Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024: 3 Hikmah Atas Bencana Alam Bagi Tiap Muslim 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, seperti yang kita ketahui, angin puting beliung menerjang dua kecamatan, yakni Rancaekek dan Cicalengka, Kabupaten Bandung para Rabu, 21 Februari 2024.

Bahkan, peristiwa tersebut pun mengakibatkan sejumlah bangunan rusak.

Terlihat pula banyak video yang kini viral di media sosial memperlihatkan dashyatnya angin puting beliung yang meluluh lantakan sejumlah bangunan dan usaha dari masyakarat yang berada di dua kecamatan tersebut.

Berbicara perihal hari esok nanti, tepatnya di hari Jumat tanggal 23 Februari 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat esok hari, seperti mengutip dari laman NU Online, berikut merupakan naskah khutbah Jumat bertemakan "3 Hikmah Atas Bencana Alam bagi Tiap Muslim".

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 23 Februari 2024, Surga Atau Neraka Sebagai Balasan Amal ketika di Dunia

Khutbah 1

الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، وَبِفَضْلِهِ تَتَنَزَّلُ الْخَيْرَاتُ وَالْبَرَكَاتُ، وَبِتَوْفِيْقِهِ تَتَحَقَّقُ الْمَقَاصِدُ وَالْغَايَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ المُجَاهِدِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ:  أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ ۗ وَإِنْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُوا هَٰذِهِ مِنْ عِنْدِكَ ۚ قُلْ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ فَمَالِ هَٰؤُلَاءِ الْقَوْمِ لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثًا

 

Jamaah salat Jumat hafidhakumullâh,

Sering kali kita mendengar istilah “musibah” yang biasanya dilawankan dengan istilah “anugerah” atau “nikmat”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, musibah berarti kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa; bisa juga bermakna malapetaka atau bencana. Sedangkan anugerah atau nikmat berarti pemberian atau karunia (dari Allah), atau enak, lezat, dan kesenangan. Secara umum kira-kira bisa ditarik kesimpulan bahwa musibah berkenaan dengan hal-hal yang menyedihkan, sementara anugerah berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan.

Secara permukaan, orang kemudian memaknai bencana alam hampir selalu sebagai musibah. Hal tersebut sangat wajar karena peristiwa-peristiwa menyedihkan yang mengiringinya, seperti kehilangan anggota keluarga, kehilangan tempat tinggal, mengalami luka-luka, hingga kehidupan yang mendadak berubah menjadi serba-sulit: kekurangan makanan, air bersih, obat-obatan, sanitasi yang layak, dan lain sebagainya.  

Secara lebih mendalam, sejatinya bencana alam bersifat relatif: bisa bermakna musibah, bisa juga justru merupakan anugerah (karunia dari Allah). Hal itu sangat tergantung pada diri seseorang dalam menyikapi bencana. Karena relatif, bencana alam bagi tiap orang memiliki sudut pandang berbeda-beda: bisa jadi adalah musibah bagi satu orang, namun anugerah bagi orang lainnya—tergantung cara dia merespons peristiwa itu. Dengan bahasa lain, bencana adalah kiriman yang mengandung pelajaran, bukan hanya bagi yang tertimpa bencana tapi juga yang tidak terkena bencana. Sekali lagi, pelajaran itu berlaku buat semua orang, entah mengalami bencana itu ataupun tidak.

Kapan bencana alam itu menjadi musibah dan kapan ia merupakan anugerah? Jawabannya sangat tergantung seberapa jauh pelajaran dari bencana alam itu terserap dan berpengaruh positif pada diri seseorang, baik yang tertimpa bencana itu atau yang sekadar menyaksikannya. Dalam kesempatan kali ini, khatib memaparkan setidaknya tiga pelajaran penting dalam peristiwa bencana alam.  

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 23 Februari 2024, Menjadi Pemimpin Amanah Sesuai Tuntunan Allah dan Rasul-Nya

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved