Pilpres 2024

UPDATE Hasil Penghitungan Suara Pilpres di Jabar, Anies Baswedan Tak Terkalahkan di Kuningan

Hasil Penghitungan suara Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 di Jabar Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tak terkalahkan di kampung halaman Anies

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
tribunpriangan.com/Kiki andriana
Hasil Penghitungan suara Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 di Jabar, pasangan capres-cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tak terkalahkan di kampung halaman kelahiran Anies, di Kabupaten Kuningan. 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Hasil Penghitungan suara Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 di Jabar, pasangan capres-cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tak terkalahkan di kampung halaman kelahiran Anies, di Kabupaten Kuningan.

Kemenangan pasangan Amin di Kuningan ini merupakan satu-satunya kemenangan di Jawa Barat. 26 Kota/Kabupaten lain habis disikat pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Berdasarkan data real count KPU di laman pemilu2024.kpu.go.id, Selasa (20/2/2024) pukul 09.00, dengan jumlah suara yang masuk berasal dari 1823 TPS atau 50,70 persen dari total 3596 TPS, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar unggul dengan perolehan 45,37 persen atau mendapat 164.571 suara.

Sementara pasangan Prabowo-Gibran mendapat 157.357 suara atau 43,37 persen.

Disusul pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan perolehan 40.847 suara atau 11,26 persen.

Baca juga: Anies Baswedan Bareng Istri Datangin UNPAD Jatinangor, Ada Apa?

Baca juga: Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Unggul di TPS Koruptor Lapas Sukamiskin Bandung, Eks Ketua MK

Data serupa yang dikumpulkan kawalpemilu.org juga menunjukkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar unggul di Kabupaten Kuningan

Pasangan Amin memperoleh 48,85 persen atau 127.894 suara. Kemudian pasangan Prabowo-Gibran memperoleh 40,92 persen atau 107.106 suara dan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapat 10,23 persen atau 26.783 suara. 

Pemilihan Legislatif

Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Legislatif 2024 untuk DPRD Provinsi Jawa Barat masih berlangsung. Wabsite resmi KPU RI baru menerima data rekapitulasi 66.607 dari 140.457 TPS di Jawa Barat pada Senin, 19 Februari 2024 pukul 12.05 WIB.

Berdasarkan laman tersebut, Partai Gerindra masih memuncaki raihan suara untuk DPRD Jabar, yakni 16,64 persen atau 1.139.220 suara. Disusul Partai Golkar dengan 14,12 persen, PKS dengan 13 persen, PKB 11,79 persen, dan PDIP dengan 11,54 persen.

Selanjutnya adalah PAN dengan 6,34 persen, Partai Nasdem dengan 6,04 persen, Partai Demokrat dengan 6,03 persen, PPP dengan 5,59 persen, PSI 2,22 persen, Partai Gelora 1,31 persen, Perindo dengan 1,15 persen, Partai Buruh 1,15 persen, Partai Hanura 0,77 persen, PBB 0,75 persen, Partai Ummat 0,69 persen, Partai Garuda 0,48 persen, dan PKN dengan 0,33 persen.

Penghitungan suara para calon legislatif dari setiap daerah pemilihan di Jawa Barat pun masih berlangsung. Totalnya ada 15 daerah pemilihan, semuanya memperebutkan 120 kursi di DPRD Provinsi Jawa Barat.

Penghitungan untuk DPD RI di Jawa Barat sudah mencapai 55,98 persen. Alfiansyah Komeng meraih suara terbanyak dengan 1.819.188 suara atau 11,9 persen, disusul Aanya Rina Casmayanti dengan 819.290 suara atau 5,36 persen, dan Jihan Fahira dengan 700.660 atau 4,58 persen.

Profil Anies Baswedan

Sebagaimana diketahui,  Anies Baswedan lahir pada tanggal 7 Mei tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat. Ayahnya bernama Rasyid Baswedan yang berprofesi sebagai dosen Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia.

Anies merupakan cucu dari H. Abdurrahman Baswedan atau dikenal dengan nama A. R. Baswedan.

Kakeknya Anies merupakan pahlawan nasional dan dikenal sebagai seorang nasionalis, jurnalis, pejuang Kemerdekaan Indonesia, diplomat, mubaligh, dan sastrawan Indonesia.

Diberitakan gramedia.com, Kakeknya Anies Baswedan juga pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebagai wakil menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir, Anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), anggota parlemen, dan merupakan Anggota Dewan Konstituante.

Selain itu Anies merupakan sepupu dari Kompol. (Purn.) Novel Baswedan yang merupakan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak tahun 2007. Novel Baswedan juga merupakan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dari tahun 1999 hingga 2014. Ibu Anies Baswedan bernama Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M. Pd. yang merupakan dosen dan guru besar emeritus di Universitas Negeri Yogyakarta.

Hj. Aliyah Rasyid selain aktif di berbagai kegiatan sosial, agama dan kemasyarakatan di  Yogyakarta, juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Wanita Islam DIY selama tiga periode, serta turut aktif memimpin penyaluran beasiswa bagi siswa dan mahasiswa yang berasal dari keluarga prasejahtera selama lebih dari 3 dekade.

Anies merupakan anak sulung dan memiliki dua orang adik, yaitu bernama Ridwan Baswedan dan Abdillah Baswedan. Anies dibesarkan di Yogyakarta.

 Pada saat usianya menginjak 5 tahun, Anies bersekolah di Taman Kanak-kanak Masjid Syuhada. Anies melanjutkan sekolah dasar Laboratori, Kota Yogyakarta saat umurnya 6 tahun.

Anies kecil dikenal sebagai anak yang mudah bergaul dan juga punya banyak teman. Anies melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 5 Yogyakarta.

Anies juga dikenal aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS) dan memiliki jabatan pengurus bidang Hubungan Masyarakat.

Setelah lulus, Anies melanjutkan studinya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Di SMA Anies terpilih menjadi wakil ketua OSIS dan mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama tiga ratus pelajar Ketua OSIS di seluruh Indonesia. Dari situlah Anies terpilih menjadi Ketua OSIS seluruh Indonesia pada tahun 1985.

Tahun 1987 Anies terpilih mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat.

Karena program ini, Anies harus menempuh SMA selama empat tahun lamanya. Saat kembali ke Yogyakarta, Anies mendapat kesempatan untuk berperan di bidang jurnalistik.

Anies bergabung dengan program Tanah Merdeka di televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta dan mendapatkan peran sebagai pewawancara tokoh-tokoh nasional.

Pada tahun 1989 Anies masuk perguruan tinggi dan diterima di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Anies tetap aktif berorganisasi dengan bergabung Himpunan Mahasiswa Islam dan menjadi salah satu Majelis Penyelamat Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam Universitas Gadjah Mada.

Anies pernah menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa di Fakultas Ekonomi pada tahun 1992 dan turut membantu lahirnya kembali Senat Mahasiswa setelah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anies membentuk Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM sebagai lembaga eksekutif dan mempromosikan senat sebagai lembaga legislatif yang disahkan kongres pada tahun 1993.

Masa kepemimpinannya Anies dengan dimulainya gerakan berbasis riset, sebuah tanggapan atas tereksposnya kasus Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh yang menyangkut putra Presiden Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

Anies juga turut menginisiasi demonstrasi melawan penerapan Sistem Dana Sosial berhadiah pada November 1993 di kota Yogyakarta.

Anies Baswedan mendapat beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti program kuliah musim panas di Universitas Sophia, Tokyo dalam bidang kajian Asia pada tahun 1993.

Beasiswa tersebut didapatkan setelah Anies memenangkan lomba menulis bertemakan lingkungan. Hingga akhirnya Anies lulus dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995. Setelah lulus kuliah, Anies bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Gadjah Mada.

Pada tanggal 11 Mei 1996 Anies menikah dengan Hj. Fery Farhati Ganis, S. Psi, M. Sc. Istrinya merupakan akademisi yang menjabat sebagai Ketua Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga DKI Jakarta sejak tanggal 16 Oktober 2017.

Anies dan Fery Farhati dikaruniai empat orang anak, yaitu bernama Mutiara Annisa Baswedan, Mikail Azizi Baswedan, Kaisar Hakam Baswedan, dan Ismail Hakim Baswedan.

 Pada tahun 1997, Anies mendapatkan beasiswa Fulbright dari American Indonesian Exchange Foundation untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan Internasional dan Kebijakan Ekonomi di School of Public Affairs, Universitas Maryland.

Anies juga dianugerahi William P. Cole III Fellow di Universitasnya dan lulus pada Desember tahun 1998.

Pada tahun 1999 sesaat setelah lulus dari Maryland, Anies kembali mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang Ilmu Politik di Northern Illinois University.

Anies bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampus dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang Ilmu Politik pada tahun 2004.

Disertasi yang dibuatnya berjudul “Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia”, menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respon dan transparansi pemerintah daerah serta partisipasi publik, menggunakan data survei dari 177 kabupaten atau kota di Indonesia. Anies mendapatkan gelarnya pada tahun 2005. 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved