Naskah Khutbah Jumat
NASKAH KHUTBAH JUMAT 9 Februari 2024: Cara Mengingat Kematian yang Pasti Dialami Setiap Manusia
Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024: Cara Mengingat Kematian yang Pasti Dialami Setiap Manusia
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, setiap manusia pasti akan mengalami kematian, namun yang pasti kita tak akan tahu kapan kematian tersebut datang menjemput kita.
Hanya Allah SWT yang tahu kapan saatnya waktu kita di dunia akan berakhir.
Hanya amal saleh dan amal kita selama di dunia yang menyelematkan kita di akhirat kelak.
Dalam hal ini khususnya dalam Islam, kita dianjurkan untuk selalu mengingat kematian.
Dengan mengingat kematian akan membuat seorang muslim semakin siap kapan pun ajal tiba.
Baca juga: TEKS KHUTBAH JUMAT Hari Ini 9 Februari 2024, Hukum Berpolitik Uang dalam Islam Jelang Pemilu 2024
Hari ini tepatnya di hari Jumat tanggal 9 Januari 2024, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.
Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.
Khusus untuk khutbah pada Jumat hari ini, seperti mengutip dari laman NU Online Banten, berikut merupakan naskah khutbah Jumat bertemakan "Cara Mengingat Kematian yang Pasti Dialami Setiap Manusia".
Khutbah 1
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Isi Tafsir Ayat Al-Quran Mengenai Peristiwa Isra Miraj
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Manusia adalah sosok mahluk Allah yang terbaik dan dimuliakan sehingga mahluk lain diperintahkan untuk tunduk dan merunduk kepadanya. Iblis dan malaikat diperintahkan untuk tunduk kepada manusia atau Nabi Adam AS sebagai bentuk kemuliaan manusia di depan makhuk yang lain. Akan tetapi manusia diciptakan Allah ke dunia ini untuk menyembah dan bersujud kepadaNya. Dan manusia yang terbaik, termulia di sisi Allah adalah manusia yang paling tunduk kepada Allah, paling baik ibadahnya, atau takwanya. Semakin baik takwanya, maka dia akan semakin baik nilainya, posisinya di sisi Allah.
Setiap manusia pasti akan mati. Tiada yang bisa memajukan atau memundurkan jadwal kematian yang sudah ditentukan Allah. Allah berfirman:
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS al-A’raf Ayat 34)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Amalan di Dunia Bisa Jadi Penentu Surga Atau Neraka
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Sebelum kematian itu datang, maka kita harus berusaha untuk sering-sering mengingat kematian. Mengapa? karena ketika kita lupa dengan kematian akan sangat merugi lantaran tidak mempersiapkan bekal kematiannya, sehingga yang ada penyesalan dan penyesalan di akhirat nanti.
Rasulullah menganjurkan umat Islam untuk sering mengingat kematian:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ » يَعْنِى الْمَوْتَ.
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan di dalam Kitab Shahih Tirmidzi)
Bagaimana cara mengingat kematian? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Pertama, menjenguk orang sakit
Semua orang yang sakit memerlukan bantuan dan pertolongan orang lain baik dokter atau lainnya. Terkadang bantuan bukan hanya berupa obat, uang atau ambulans, akan tetapi boleh jadi hanya butuh teman untuk bisa curhat, perhatian dan nasihat.
Bagi kita yang memiliki uang boleh membantu dengan keuangannya, atau yang memiliki ambulans atau mobil membantu dengan mobilnya. Bagi yang tidak memiliki uang dan mobil, boleh juga membantu dengan berdoa untuk orang yang sakit atau menemaninya.
Menjenguk orang sakit dapat mengobati atau paling tidak mengurangi sakitnya dan menggembirakan hati orang yang sakit. Nabi bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
Artinya: ’’Hak Muslim terhadap Muslim ada 6 hal. Sahabat bertanya: Apa saja, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Bila engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, bila ia mengundangmu maka hadirilah, bila ia meminta nasihat maka nasihatilah, bila ia bersin dan memuji Allah (mengucap: alhamdulillah) maka jawablah (dengan mengucapkan: yarhamukallah), bila ia sakit maka jenguklah, dan bila ia meninggal dunia maka antarkanlah (jenazahnya hingga makam).” (HR Muslim, No 2162)
- Kedua, melihat kematian
Setiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. Agar kita lebih mengetahui dan memahami bahkan boleh jadi merasakan bagaimana kematian, maka menjadi penting melihat dan mendekat kepada seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut.
Kematian seseorang biasanya tidak jauh dari kebiasaan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu mari kita di dalam kehidupan sehari-hari berusaha untuk berada dalam kegiatan atau aktivitas yang selalu berbuat baik, sehingga jika meninggal, akan ada dalam kondisi atau lingkungan dan suasana yang baik. Allah berfirman:
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۗذٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيْدُ
Artinya: “Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.” (QS Qaaf: 19)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024: Pentingnya Perbaiki Niat Supaya Jadi Pribadi yang Lebih Baik
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
- Ketiga, melawat atau takziyah
Sebagai seorang Muslim memiliki empat kewajiban terhadap orang yang meninggal. Empat kewajiban itu adalah memandikan, mengafani, menyalatkan, dan terakhir mengkuburkan. Jika tidak ada yang maumelaksanakan ke empat hal tersebut walau satu orang, maka satu kampung atau daerah tersebut itu mendapatkan dosa.
Melawat atau bertakziyah merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Ini bisa menjadi pengingat sekaligus pelajaran bagi yang masih hidup agar bisa melakukan hal yang lebih baik lagi. Rasulullah bersabda:
كَفَى بِالْمَوْتِ وَاعِظًا وَكَفَى بِالْيَقِيْنِ غِنًى وَكَفَى بِالْعِبَادَةِ شُغلاً
Artinya: ’’Cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah keyakinan sebagai kekayaan, dan cukuplah ibadah sebagai suatu kesibukan.” (HR Al-Qudho’iy)
- Keempat, membiasakan ziarah kubur.
Nabi Muhammad Ketika masih umur sekitar 6 tahun diajak ibunya menziarahi makam almarhum ayahnya Abdullah bin Abdul Muthalib. Dalam berziarah kubur paling tidak ada 2 hal yang penting. Pertama mendoakan orang yang ada di dalam kubur dan kedua mengingatkan kesadaran orang yang berziarah bahwa dirinya pun akan bernasib sama seperti yang di dalam kubur, hanya waktu yang membedakan. Rasulullah bersabda:
فَمَنْ أرَادَ أنْ يَزُورَ القبور فليزر فإنها تذكرنا بالآخرة
Artinya: “Barangsiapa ingin berziarah kubur, hendaklah ia berziarah karena ziarah kubur itu mengingatkan akan kematian.” (HR Muslim)
Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga Allah selalu memberi kekuatan agar bisa selalu maksimal dan bisa lebih baik dalam melakukan kebaikan. Amin.
بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Tema Hukum Praktik Politik Uang dalam Islam di Tahun Pemilu
Khutbah 2
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
TEKS KHUTBAH JUMAT Hari Ini 9 Februari 2024, Hukum Berpolitik Uang dalam Islam Jelang Pemilu 2024 |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Isi Tafsir Ayat Al-Quran Mengenai Peristiwa Isra Miraj |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Amalan di Dunia Bisa Jadi Penentu Surga Atau Neraka |
![]() |
---|
NASKAH KHUTBAH JUMAT 9 Februari 2024 Bertemakan 4 Pelajaran Berharga dalam Peristiwa Isra Miraj |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.