Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Isi Tafsir Ayat Al-Quran Mengenai Peristiwa Isra Miraj
Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, Poin Penting Penafsiran Ayat Al-Quran Mengenai Peristiwa Isra Miraj
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Kenapa Allah lebih memilih memberi label Nabi Muhammad hanya dengan predikat "hamba" padahal ini merupakan kejadian yang fenomenal? Sebagian mufassir seperti Imam Al-Qusyairi mengatakan, hanya "hamba" yang memahami posisinya sebagai hamba yang bisa memahami kebesaran Tuhannya. Sehingga apabila Tuhan melakukan apa pun, walaupun tidak masuk akal di otak hambanya, ia bisa memahami bahwa bagi Tuhan yang posisinya tidak sama dengan hamba, mampu melakukan hal yang seolah mustahil di mata hambanya tersebut.
Sebagian ulama menyatakan, peniadaan status Nabi Muhammad sebagai Nabi yang prestise di sini supaya Nabi Muhammad tidak mempunyai sifat ujub. Sebagian ulama lain lagi mengungkapkan, hal ini untuk mengagungkan Allah semata dan sebagai bentuk tawadhu' Nabi Muhammad.
Maasyiral muslimin rakhimakumullah,..
Perjalanan Nabi pada isra' mi'raj bukan atas inisiatif dan kemauan beliau, tapi murni atas kehendak Allah "yang menjalankannya".
Oleh karena itu, masuk akal atau tidak, bagi seorang hamba harus mengedepankan posisinya sebagai hamba dan mengagungkan ketuhanan Allah yang mampu melakukan apa saja dan hamba tersebut menomorduakan akalnya yang serba terbatas.
Kalau kita menengok sejarah, memang orang Arab waktu itu tidak semuanya dengan mudah memahami isra' mi'raj Nabi Muhammad dengan landasan logika saja.
Mungkin, apabila dilogikakan hari ini, di saat dunia sudah banyak kecanggihan teknologi, kita akan bisa mendekatkan pikiran ke arah sana.
Dahulu, saat isra' mi'raj ini berlangsung, masyarakat terlampau jauh untuk menganalogikannya. Bagaimana jarak antara Makkah sampai Palestina yang panjangnya sekitar 1.500 km itu hanya ditempuh dalam waktu sangat singkat?
Di dunia modern ini, jarak yang sedemikian jauh, jika ditempuh dengan naik unta atau kuda bisa berminggu-minggu, kita bisa meringkasnya dengan pesawat yang mungkin hanya membutuhkan waktu sekitar tiga jam saja.
Lebih dekat lagi, bagaimana kalau kita membayangkan teori jalannya cahaya. Pada hari ini, kita di Indonesia jika akan ke Amerika menggunakan pesawat bisa menghabiskan seharian baru sampai di sana.
Namun bagaimana dengan kecepatan teknologi telepon atau Whatsapp? Pada detik ini kita mengirim pesan baik gambar, tulisan atau suara, detik itu pula sampai ke sana.
Dengan logika apa pun, mungkin hal seperti ini tidak akan masuk pada logika orang di zaman Nabi Muhammad.
Oleh karena itu, dalam urusan agama walaupun agama itu banyak yang rasional, tapi kita tetap harus memposisikan otak kita di belakan penghambaan kita kepada Allah.
Perjalanan malam Nabi Muhammad yang fenomenal itu menghasilkan sebuah perintah shalat lima waktu dengan kisah yang cukup panjang. Yang perlu kita garisbawahi di sini, shalat adalah sebuah perintah yang melalui momen sakral, fenomenal.
Oleh karena itu kita harus malu jika sampai meninggalkan shalat.
Kita selalu mengingat dan merayakan sesuatu dalam rangka mengingat momen-momen penting dan fenomenal dalam hidup kita. Kita lahir, sebuah hal fenomenal dalam hidup kita, kita rayakan itu.
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 2 Februari 2024, Pentingnya Perbaiki Niat agar Amal Lebih Berarti di Akhirat
Momen menikah yang fenomenal, kita kenang itu. Lalu Nabi Muhammad pernah mengalami suatu kejadian fenomenal dari Allah. Dalam kejadian fenomenal tersebut, Allah mewajibkan kita semua untuk menjalankan shalat lima waktu.
Dengan demikian, shalat lima waktu bukanlah hal yanga sepele seperti kita beli makanan ringan, kita sarapan pagi, tidak. Tapi sebuah pekerjaan yang ditugaskan oleh Tuhan melalui perjalanan fenomenal untuk menerima tugas tersebut.
Pada hari ini, saat kita menjalankan shalat, kita sedang menjalankan perintah Tuhan yang sangat besar nilainya. Itu berarti bahwa shalat bukan hal yang bisa kita kesampingkan.
Mari kita jaga shalat kita. Harapan kita, kelak, saat kita meninggalkan dunia ini, dalam keadaan menetapi iman Islam, tidak meninggalkan shalat. Kita meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah, amin ya Rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَجَعَلَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاِت وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ البَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ. أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيْم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرّاحِمِيْنَ
Baca juga: Teks Khutbah Jumat 26 Januari 2024: Menjadikan Ibadah Salat Sebagai Kontrol Sosial
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(*)
Simak artikel serupa TirbunPriangan.com di Google News
khutbah Jumat
Contoh Teks Khutbah Jumat
Teks Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat
naskah khutbah Jumat tentang Palestina
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Peristiwa Isra Miraj
Sejarah Isra Miraj
hikmah dan keutamaan Isra Miraj
Isra Miraj
Al-Quran
tafsir
NASKAH KHUTBAH JUMAT 9 Februari 2024 Bertemakan 4 Pelajaran Berharga dalam Peristiwa Isra Miraj |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 9 Februari 2024, 4 Pelajaran yang Patut Diambil dalam Peristiwa Isra Miraj |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 2 Februari 2024 Singkat: Hikmah Penting Peristiwa Isra dan Miraj |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 2 Februari 2024, Wajibnya Taubat Setelah Melakukan Dosa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.