Debat Capres Kelima Antiklimaks, Tidak Ada Hentakan Serangan dan Tekanan Para Calon

Debat Capres Kelima Antiklimaks, Tidak Ada Hentakan Serangan dan Tekanan Para Calon

Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/syarif
Debat Capres Kelima Antiklimaks, Tidak Ada Hentakan Serangan dan Tekanan Para Calon 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Debat Capres kelima atau debat terakhir dalam rangkaian Pemilu 2024 digelar, Minggu (4/2/2024). Menghangatkan suasana debat capres pamungkas ini, Tribun Jabar pun menggelar diskusi dan nonton bareng di Studio Tribun Jabar, Kota Bandung.

Nonton bareng dan diskusi ini pun disiarkan langsung di kanal YouTube Tribun Jabar, Tribun Cirebon, dan Tribun Priangan. Kegiatan tersebut digelar bersama Pemimpin Redaksi Tribun Jabar Adi Sasono dan Manajer Liputan Oktora Veriawan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Ketua Harian Tim Pemenangan Daerah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar Jawa Barat Wasmin Al Risyad, Sekretaris Tim Kampanye Daerah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka Jawa Barat Buky Wibawa Karya Guna, serta Direktorat Pangkalan Data dan Survei Tim Pemenangan Daerah Ganjar Pranowo-Mahfud MD Jawa Barat Yunandar Rukhiadi Eka Perwira.

Debat capres kelima adalah edisi terakhir debat Pilpres 2024 yang digelar sejak 12 Desember 2023 lalu, kecuali Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Edisi debat capres kelima pun kembali menampilkan Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.
Adapun tema debat capres terakhir ini adalah kesejahteraan sosial, pembangunan sumber daya manusia, inklusi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, dan teknologi informasi. Debat kali ini berjalan dengan lebih sejuk dan damai.

Wasmin Al Risyad mengatakan debat kali ini memiliki tema yang sangat dikuasai Anies. Hal ini pun, katanya, tampak dalam penguasaan-penguasaan yang mendetail oleh Anies dalam pemaparan dan debat.

Wasmin pun mengamini paparan Anies mengenai kebudayaan yang sangat penting untuk menjadi ciri kemajuan bangsa. Sampai dengan pola pikir pemerintah yang memposisikan penganggaran untuk pendidikan sebagai investasi.

Ia pun ikut sependapat dengan Anies yang mengkritisi pemberian bansos yang dilakukan pemerintah di masa kampanye dan bahkan di pinggir jalan. Hal ini dinilai dapat mengganggu berjalannya pemilu. Sebab, bansos adalah untuk membantu penerima, bukan membantu pemberinya.

"Mereka bukan hanya dibantu oleh bansos berupa beras danminyak tapi, jangan sampai mereka ketergantungan dengan bansos. Jadi tadi Pak Anies sebutkan, bansos plus, yaitu yang pentingnya upaya-upaya meningkatkan pendidikan dan kesehatan," katanya.

Buky Wibawa Karya Guna menekankan bahwa Prabowo selama debat ini menunjukkan diri sebagai orang yang selalu bergerak cepat menyelesaikan masalah, tidak terjebak dalam diskusi-diskusi yang berkepanjangan.

Buky mengatakan Prabowo menunjukkan juga bahwa semua penyelesaian masalah harus dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini dikatakan Prabowo saat menanggapi masalah percepatan digitalisasi. Juga saat menganggap bahwa unsur kebudayaan yang harus dilindungi di antaranya adalah berbagai kesultanan dan kerajaan di Indonesia serta situs-situs budaya.

Prabowo pun berkali-kali menitikberatkan bahwa sejumlah permasalahan penting di Tanah Air bisa diselesaikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, di antaranya melalui pendidikan dan kesehatan. Juga melalui program makan gratis bagi ibu hamil dan anak sekolah.

"Dalam debat kali ini Pa Prabowo telah memberikan pemikiran-pemikiran yang lebih orisinil. Dia lebih menekankan pada percepatan-percepatan. Tampaknya calon dari 01 dan 03 mati gaya karena tidak leluasa, padahal sebelumnya membabi buta, tapi ini malah membuat elektabilitas Pak Prabowo di survei naik," katanya 

Yunandar Rukhiadi Eka Perwira mengatakan Ganjar memposisikan diri sebagai orang yang sudah melakukan pergerakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dalam posisinya sebagai Gubernur Jateng. Hal ini yang menjadi salah satu dasar pemikirannya untuk melaksanakan program-programnya sebagai capres.

Ia pun sepemahaman dengan Ganjar di bidang kesehatan bahwa yang terpenting adalah promotif dan preventif, bukan kuratif. Yunandar mengatakan dalam tema perlindungan perempuan, dua capres lainnya tidak memiliki pemahaman sebaik Ganjar, dari mulai penanganan stunting sampai penanganan pekerja migran.

"Tidak bisa jaminan sekelas capres itu hanya sekedar gagasan. Tapi yang dilakukan ganjar audah dilakukan dan efektif dilakukan. Dari mulai tingkatkan sumber daya manusia, juga harus adil dalam mendapat pendidikan dan kesehatan," katanya.

Pengamat Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Kristian Widya Wicaksono, mengatakan tidak melihat hentakan-hentakan debat yang berarti dalam debat pamungkas ini. Ia pun memprediksi semua pasangan calon akan memberikan pesan terakhirnya pada kampanye akbar terakhir.

"Saya tidak melihat hentakan yang kuat dan malah cenderung saling mengonfirmasi yang dilakukna lawan debat," katanya.

Hentakan hanya terlihat di antaranya Ganjar tidak setuju kalau memberikan makan gratis untuk anak Indonesia dapat secara langsung mengatasi stunting.

"Kandidat nomor 1 dan 3 berimbang. Kali ini Pak Anies tidak sejahil sebelumnya di mana Pak Anies cukup mengganggu dan memberikan tekanan keluar. Itu padahal senjata penting. Saya sayangkan kandidat 2 mengamini 1 dan 3," katanya.

Adi Sasono mengatakan bahwa debat terakhir ini tampaknya seperti antiklimaks karena kurangnya hentakan-hentakan debat. Namun ia berharap debat ini dapat berguna menjadi referensi bagi masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari nanti.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved