Tahun Baru Imlek
TERNYATA Ini Arti dan Filosofi Tentang Kue Kerajang yang Identik di Perayaan Tahun Baru Imlek
Berikut Ini Dia Arti Serta Filosofi Mendalam Tentang Kue Kerajang yang Identik di Perayaan Tahun Baru Imlek
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, tak terasa ya tinggal 7 hari lagi atau H-7 Tahun Baru Imlek akan segera tiba.
Imlek, merupakan salah satu tahun baru yang dirayakan setiap tahun oleh masyarakat Tionghoa.
Beragam tradisi unik pun dilakukan oleh masyarakat Tionghoa untuk memeriahkan perayaan Imlek ini, mulai dari berbagi angpao, memakai pakaian serba merah, hingga pertunjukan festival budaya Tiongkok.
Baca juga: Detik-detik Peringatan Tahun Baru Imlek 2024, Ternyata Ini Jadwal Cuti Bersama Imlek, Segera Catat
Ikuti saluran Tribun Priangan di WhatsApp: Klik di Sini
Selain itu, saat Imlek tiba terdapat salah satu makanan yang wajib ada saat perayaan Tahun Baru tersebut adalah kue keranjang.
Ya, kue keranjang atau dalam bahasa disebut Nian Gao ini adalah makanan manis dan identik dengan perayaan Imlek.
Nah ternyata, kue keranjang ini memiliki arti dan filosofi tersendiri untuk masyarakat Tionghoa.
Penasaran seperti apa arti serta filosofi kue keranjang in? Berikut informasinya.
Baca juga: Kapan Tahun Baru China dan Cuti Bersama Imlek 2024? Berikut Rincian Tanggalnya
Arti Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek
Tribuners, seperti yang sudah dikutip dari laman Jakarta Tourism, jika kue keranjang ini merupakan salah satu makanan khas saat perayaan Imlek.
Kue keranjang ini merupakan kue lezat berbahan dasar dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket.
Untuk penamaan kue keranjang sendiri berasal dari wadah cetaknya yang berbentuk keranjang.
Kenapa kue keranjang wajib ada saat perayaan Imlek tiba?
Baca juga: Begini Persiapan Kelenteng Hok Tek Bio Ciamis Sambut Perayaan Imlek
Ternyata, untuk kue keranjang atau dalam bahasa Mandarin disebut sebagai Nian Gao (年糕) ini mulai dipergunakan sebagai sesaji pada upacara sembahyang leluhur, tujuh hari menjelang tahun baru Imlek (廿四送尫 Ji Si Sang Ang), dan puncaknya pada malam menjelang tahun baru Imlek.
Sebagai sesaji, biasanya kue keranjang yang disajikan dalam perayaan Imlek tidak dimakan sampai perayaan Cap Go Meh (malam ke-15 setelah tahun baru Imlek).
Filosofi Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek
Kue keranjang dalam perayaan Imlek pun memiliki filosofi yang cukup mendalam untuk masyarakat Tionghoa.
Yang mana, makna terdalam tersebut diartikan dari bentuk kue keranjang yang bulat bermakna agar keluarga yang merayakan tahun baru Imlek tersebut dapat terus bersatu, rukun dan bulat tekad dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Ternyata, makna lain pun tersirat bukan hanya dari bentuknya saja, namun juga dari rasa kue keranjang yang manis.
Seperti yang dilansir dari situs resmi Humas Jateng mengatakan jika rasa manis dari kue keranjang tersebut ini melambangkan harapan bagi yang menyantap kue tersebut akan selalu keluar tutur kata yang baik ketika mulut berucap.
Baca juga: Puncak Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili di Klenteng Hok Tek Bio Ciamis Ada Cap Gomeh dan Kirab Budaya
Selain itu, seperti di negeri asalnya yaitu Cina sendiri terdapat kebiasaan unik lho dalam menyantap kue keranjang ini.
Yang mana, masyarakat disana menyantap terlebih dahulu kue keranjang ini ketika tahun baru Imlek agar mendapatkan keberuntungan.
Nah setelah menyantap kue keranjang Imlek, barulah masyarakat disana mulai menyantap makanan lainnya seperti nasi dan makanan lainnya.
Sebagai informasi, jika menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pada awalnya Kue Keranjang ini ditujukan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku (竈君公 Cau Kun Kong) agar membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Surga (玉皇上帝 Giok Hong Siang Te). (*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.