Gempa Kembali Guncang Sumedang

5 Desa di Cimalaka Kena Dampak Gempa Sumedang, Belasan Rumah Dilaporakan Rusak

Sebanyak 5 desa di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang terdampak gempa Sumedang, belasan rumah warga dilaporkan rusak

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Kondisi rumah warga di Desa Trunamanggala, Cimalaka, Sumedang yang rusak akibat gempa, Minggu (31/12/2023) malam. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Sebanyak 5 desa di Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang terdampak gempa Sumedang, Minggu (31/12/2023). 

Kelima desa itu letaknya tersebar, yakni Desa Cimuja, Serang, Galudra, Cikole, dan Desa Trunamanggala. 

Camat Cimalaka, Ayuh Hidayat, mengatakan pendataan masih dilakukan dan data yang terkumpul hongga pukul 23.00 masih bersifat sementara. 

"Di Cimalaka lagi dipantau, pendataan, tapi belum masuk semua datanya," kata Camat saat dikonf;irmasi. 

Camat memastikan tidak ada korban jiwa. 

Baca juga: PVMBG Badan Geologi Ungkap Sesar Penyebab Gempa Sumedang, Memanjang dari Tanjungsari ke Cipeles

Baca juga: WASPADA! Terowongan Tol Cisumdawu Retak-retak Diduga Dampak Gempa Sumedang, CKJT Sebut Belum Pasti

"Hanya ada korban luka, satu orang, dan itu pun tidak terlalu parah lukanya," kata Camat. 

Korban luka itu telah dibawa ke RSUD Sumedang untuk dirawat intensif. 

Selain itu, data sementara juga menunjukkan belasan rumah rusak. Camat menyebutkan, di Desa Serang ada 9 rumah rusak, di Desa Cimuja 11 rumah rusak

"Sisanya masih didata," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Gempa Magnitudo 4.8 mengguncang Sumedang  dan sekitarnya, Minggu (31/12/2023) sekitar pukul 20.35 WIB.

Getaran gempa cukup kuat dirasakan warga Bandung dan Cimahi serta Subang.

Informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 4.8 terjadi pada 31-Dec-2023 pukul 20:34:24WIB.

Pusat gempa berada di koordinat 6.85LS, 107.87BT . Jaraknya hanya 2 km Timur Laut Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Kedalaman gempa mencapai 10 Km.

Getaran gempa dirasakan kuat dengan skala III-IV MMI di Sumedang, kemudian skala III MMI di Lembang, skala II-III di Subang dan Bandung serta skala II di Garut.

Sebelumnya pada Minggu sore juga terjadi dua kali gempa di Sumedang. Gempa pertama berkekuatan Magnitudo 4,1, sementara gempa kedua berkekuatan 3,4.

Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Badan Geologi menyatakan gempa bumi yang terjadi sampai tiga kali di Kabupaten Sumedang pada Minggu (31/12/2023), disebabkan oleh aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 107,94 BT dan 6,85 LS, berjarak sekitar 1,5 km timur Kota Sumedang, dengan magnitudo (M4,8) pada kedalaman 5 km pada 20:34:24 WIB. 

Sebelumnya stasiun BMKG pada hari yang sama juga mencatat kejadian gempa bumi pada pukul 14:35:34 WIB dengan magnitudo (M4,1) dan pukul 15:38:10 WIB dengan magnitudo (M3,4).

Baca juga: WASPADA! Terowongan Tol Cisumdawu Retak-retak Diduga Dampak Gempa Sumedang, CKJT Sebut Belum Pasti

Kepala PVMBG Badan Geologi, Hendra Gunawan, menjelaskan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG, maka kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif yaitu Sesar Cileunyi – Tanjungsari. 

"Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi – Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun," katanya melalui siaran tertulis, Minggu (31/12/2023).

Ia mengatakan morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. 

Berdasarkan data Badan Geologi, daerah Sumedang secara umum tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C). Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api (breksi gunung api, lava, tuff) dan endapan danau. Sebagian batuan rombakan gunung api tersebut telah mengalami pelapukan. 

Endapan Kuarter secara umum bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.

Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan rombajan gunung api yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi. 

Hingga laporan ini dibuat berdasarkan informasi awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat dan penduduk setempat kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan rumah penduduk di Kampung Babakan Hurip, Kelurahan Kotakaler; Kampung Rancapurut, Desa Rancamulya; Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan. 

Menurut informasi BMKG dan penduduk setempat, guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Sumedang dengan skala intensitas antara III - IV MMI (Modified Mercalli Intensity).

Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. 

Kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi berada di darat. Badan Geologi mencatat bahwa wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972.

Sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km. 

"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi," katanya.

Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman sesuai dengan arahan petugas BPBD setempat.

Bangunan di Kabupaten Sumedang harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi.

Oleh karena wilayah Kabupaten Sumedang tergolong rawan gempa bumi, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi gempa bumi.

 Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved