Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 15 Desember 2023, Menjaga Silaturahmi dan Toleransi di Tahun Politik

Naskah Khutbah Jumat 15 Desember 2023: Silaturahmi dan Sikap Toleransi yang Tetap Terjaga di Tahun Politik

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompasiana.com
Ilustrasi momen silahturahmi (Shutterstock via Kompas.com) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Qobliyah Jumat atau Shalat Jumat, merupakan shalat sunnah yang diwajibkan bagi para pria muslim yang telah balig.

Berbicara tentang hari Jumat merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, Jumat pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan khutbah pada sholat Jumat, di antaranya :

1) Khatib harus laki-laki, baligh, berakal, suci dari hadast besar dan kecil, menutup aurat dan bisa membedakan antara sunnah dan rukun khutbah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 15 Desember 2023, Bertemakan Memahami Keutamaan Ilmu dan Amal

2) Khutbah harus diperdengarkan dan didengarkan oleh jamaah sholat Jumat.

Dalam bekhutbah sang khotib bebas menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, tapi kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang ukhuwah dari silaturahmi dan sikap bertoleransi serta saling menghormati yang tetap terjaga di tahun Politik.

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْـدُ. فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ .وقال أيضا: وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ.كَمَا أُوْصِيْ بِطَاعَةِ رَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقَائِلِ: أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi akhir zaman, suri tauladan kita, Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang akan terus meningkatkan komitmen kita untuk taat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segenap larangan-larangannya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dalam rangka meningkatkan komitmen ketakwaan, terutama untuk menyambut tahun politik yang saat ini sudah mulai terbuka pintunya, penting bagi kita untuk mencermati pesan ayat Al-Quran.

Tujuannya agar keimanan dan ketakwaan kita tidak hanyut terbawa arus politik; supaya kita juga tidak memolitisasi keimanan dan ketakwaan.

Dengan itulah, kita justru bisa menjalani politik di negeri kita ini dengan penuh keimaman dan ketakwaan. Itulah politik yang diridhai Allah.

Kita harus jadikan keimanan dan ketakwaan sebagai pedoman dalam berpolitik.

"Fattaqullah fil qiyami bil umuris siyasiyyah". Mari kita selalu bertakwa dalam menjalani seluruh aktivitas perpolitikan kita.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

Sungguh, ini adalah umatmu, [yaitu] umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan kalian. Oleh karena itu, beribadahlah kepada-Ku!” (QS. Al-Anbiya: 92).

Baca juga: Khutbah Jumat 15 Desember 2023: Mari Berpartisipasi Memilih Pemimpin Negeri yang Amanah

Selain itu, dalam surah lain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى juga berfirman:

وَإِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

Sungguh, ini adalah umatm [yaitu] umat yang satu, dan Aku adalah Tuhan kalian. Oleh karena itu, bertakwalah kepada-Ku!” (QS. Al-Mu’minun: 52).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumuLlah

Kedua ayat tersebut menjadi renungan bagi kita semua dalam menyatakan ketegasan yang sama, tentang hakikat umat dan tentang satu Tuhan.

Selain kedua ayat ini, sebenarnya masih banyak lagi ayat Al-Quran yang memberikan pernyataan tegas tentang hakikat umat ini adalah satu. Dalam bahasa budaya di negeri kita disebut dengan "Tunggal Ika". Umat ini secara sunnatullah memang dijadikan berbeda-beda oleh Allah, namun hakikatnya tetap satu jua. Bhinneka Tunggal Ika. Begitulah semboyan negara kita, persis sesuai dengan pesan ayat-ayat Al-Quran.

Pertama, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menegaskan umat ini, umat Nabi Muhammad khususnya, dan umat manusia umumnya adalah satu kesatuan. Itulah hakikat kita. Bahkan binatang-binatang pun pada hakikatnya juga satu kesatuan umat seperti manusia: "umamun amtsaalukum".

Kedua, Allah menegaskan bahwa "Akulah Tuhan kalian". Seluruh umat manusia diciptakan dan diurus oleh satu Tuhan yang sama, yaitu Allah, meskipun keyakinan mereka tentang Tuhan bisa jadi berbeda-beda.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Desember 2023, Ada 6 Syarat Masuk Surga, Salah Satunya Jihad di jalan Allah

Penegasan pertama dan kedua menyiratkan sebuah pesan untuk menjaga fitrah umat ini.

Sebab sudah menjadi fitrah umat adalah persatuan (ummatan wahidah).

Kemudian penegasan kedua menyiratkan sebuah pesan untuk fokus mencapai ridha Tuhan.

Kita hanya bertugas menjalani aktivitas keumatan, yaitu menjaga persatuan dan kesatuan umat.

Jangan melihat perbedaan-perbedaan yang akhirnya membuat umat menjadi terpecah belah.

Lihatlah bahwa kita yang berbeda-beda ini memiliki Tuhan yang sama, sebab kita berasal dari Tuhan Sang Pencipta yang sama, pun menuju Tuhan yang sama.

Jangan mencari perbedaan yang sudah jelas kelihatan oleh mata kita, melainkan carilah ridha Allah di balik keragaman dan kebhinnekaan umat itu dengan cara tetap menjaga persatuan dan kesatuannya.

Dua ayat ini juga memberikan perintah teknis dengan redaksi yang berbeda, namun semangatnya tetap sama.

Ayat pertama memerintahkan untuk tetap beribadah kepada Allah, hanya menyembah-Nya (fa’buduun).

Sedangkan ayat kedua memerintahkan untuk tetap senantiasa bertakwa kepada Allah (fattaquun).

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Desember 2023: Ikhtiar Kemanusiaan Mendukung Perdamaian Palestina

Dua perintah ini tentu memiliki semangat yang sama, meskipun redaksi teknisnya berbeda. Ibadah itu adalah ketakwaan, dan ketakwaan sendiri adalah ibadah.

Dalam perintah beribadah (fa’buduun) tersimpan rahasia dan makna mendalam berupa motivasi untuk selalu taat.

Ada harapan positif yang bertambah (raja’) dalam perintah ibadah ini.

Sedangkan dalam perintah bertakwa (fattaquun), tersimpan rahasia makna mendalam berupa kewaspadaan dan menambah rasa khauf (takhwif).

Dengan beribadah, harapan kita untuk menjadi umat yang lebih baik bertambah.

Dengan bertakwa, kita akan senantiasa terhindar dari perpecahan umat yang akhirnya menghambat kebahagiaan, kesejahteraan, dan kemajuan, bahkan mengantarkan kepada kehancuran.

Lalu, bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk melaksanakan perintah ibadah dan perintah bertakwa yang ada dalam ayat tersebut, terutama di tahun politik seperti ini?

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 8 Desember 2023: Meneladani Sifat Rasulullah yang Pemaaf

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Tahun politik adalah masa di mana aktivitas politik, pemilihan umum, dan kampanye mendominasi perhatian masyarakat.

Positifnya, ini memberikan kesempatan untuk partisipasi aktif, meningkatkan kesadaran politik, dan membuka diskusi terbuka mengenai isu-isu penting.

Kampanye politik dapat mengedepankan visi dan pemilihan umum memberikan peluang perubahan positif.

Namun, di sisi lain, tahun politik juga membawa risiko seperti polarisasi, konflik, disinformasi, dan potensi kekerasan politik.

Ketegangan dan perpecahan dapat merugikan dialog dan kerjasama, bahkan dapat menimbulkan permusuhan dan kehilangan kedamaian.

Maka, dalam berpolitik, tetaplah bertakwa kepada Allah sebagai bekal utama.

Wa tazawwaduu fa inna khairaz-zaadit-taqwaa.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Desember 2023: 5 Kiat Patahkan Godaan Setan

Rasulullah juga berpesan,

"أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةً ضَلاَلَةٌ." رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ:حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ.

Aku berpesan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” (HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Terlihat jelas situasi dalam hadits ini Rasulullah sedang memberikan pedoman teknis bagaimana menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan perselisihan (ikhtilafan katsira).

Perselisihan itu membuat kita menjadi sulit membedakan kebaikan dan keburukan serta kebenaran dan kesalahan.

Itulah zaman fitnah, penuh dengan ujian dan cobaan berat, sebab selama masih belum lulus dari masa ujian itu, suatu bangsa pasti masih belum bisa memasuki masa yang damai serta penuh dengan kesejahteraan dan kemajuan.

Pesan Nabi ini memiliki kesamaan dengan pesan ayat yang telah kita cermati bersama.

Beliau berpesan supaya kita senantiasa bertakwa, dengan cara, dalam situasi seperti ini adalah tetap taat dan patuh pada konstitusi, undang-undang, dan pemerintah yang sah (as-sam’u wat-tha’ah).

Apapun kondisinya, siapapun pemimpinnya (wa in ta’ammara alaikum abdun habasyi), tidak ada alasan bagi kita untuk berbuat menyalahi aturan yang berlaku.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Desember 2023, Urgensi Tarbiyah untuk Meningkatkan Kualitas Hidup dan Moral

Ini adalah prinsip yang harus dipegang erat nan kuat (addlu ‘alaiha bin-nawajidz).

Melakukan tindakan-tindakan yang menyalahi aturan itulah sejatinya yang disebut dengan bid'ah.

Itulah hal-hal baru yang tidak ada dalam aturan yang telah ditetapkan.

Itulah yang disebut sebagai bid'ah yang menyesatkan dalam berbangsa dan bernegara.

Hal baru nan mengada-ada inilah yang membuat umat jadi terpecah belah, hancur dan binasa.

Lihatlah konstitusi kita, perhatikan undang-undang negara kita, dan cermatilah aturan-aturan pemerintah kita.

Niscaya, kita akan selamat dari hal bidah yang mengacaukan kesatuan dan persatuan umat dan bangsa kita.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 Desember 2023, Ternyata Ini Konsekuensi Bagi Muslim yang Meremehkan Sholat

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Dari ayat dan hadits tadi, kita menjadi paham bahwa untuk menjalani ibadah dan ketakwaan dalam menjaga keutuhan umat dan bangsa ini adalah melalui ketaatan kepada konstitusi, undang-undang, dan pemerintah yang sah.

Ayat-ayat dan hadits tersebut juga memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai menjaga silaturahim, perdamaian, dan sikap saling menghormati dalam konteks tahun politik.

Konsep "Bhinneka Tunggal Ika" dalam semboyan negara mencerminkan keberagaman umat yang bersatu dalam fitrah persatuan.

Dalam menjaga silaturahim, umat diajak untuk mengenali bahwa meskipun berbeda, hakikatnya satu.

Perintah untuk tetap beribadah kepada Allah dan bertakwa pada-Nya, sejalan dengan nilai-nilai menjaga silaturahim.

Ketakwaan kepada Tuhan menciptakan rasa tanggung jawab dan rasa hormat terhadap hak-hak dan perbedaan individu, membantu mewujudkan suasana saling menghormati.

Dalam konteks perdamaian, ayat-ayat tersebut menegaskan bahwa satu-satunya Tuhan bagi semua umat manusia adalah Allah.

Hal ini dapat dihubungkan dengan pentingnya memelihara perdamaian, menghindari konflik, dan menekankan pada nilai-nilai universal yang bersifat mendukung perdamaian dalam kehidupan bersama.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Singkat 1 Desember 2023: Pentingnya Menghargai Orang Lain

Dengan menjalankan perintah beribadah dan bertakwa, umat diajak untuk menjaga silaturahim dan memelihara perdamaian.

Sikap saling menghormati muncul dari pemahaman bahwa semua umat berasal dari Tuhan yang sama.

Dalam tahun politik, penerapan nilai-nilai ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk dialog, mencegah perpecahan, dan menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Atas dasar itu semua, mari kita sempurnakan pemahaman dan upaya kita dalam bertakwa di tahun politik ini dengan sebuah harapan dan doa kepada Allah semoga kita senantiasa dimudahkan untuk membekali diri dengan ketakwaan dalam menjalani aktivitas perpolitikan kita.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 17 Jumadil Ula 1445 H, Tentang Kenikmatan Dunia yang Melenakan

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ، أَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ(*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved