Pesawat TNI AU Jatuh

Kolonel Subhan Korban Pesawat TNI AU yang Jatuh, Telibat Bantuan Kemanusiaan di Gaza

Sosok Kolonel Subhan Salah Satu Awak pesawat TNI AU yang Jatuh, Sempat Pimpin Bantuan Kemanusiaan ke Palestina

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunTrends.com
Kolonel Pnb Subhan, korban meninggal dunia jatuhnya pesawat TNI AU di Pasuruan, Kamis (16/11/2023). Ia sebelumnya sempat pimpin misi kemanusiaan ke Palestina. (istimewa) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Tragedi jatuhnya dua pesawat TNI AU yang hilang kontak hingga terbakar di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023), menambah daftar panjang para perwira yang gugur saat bertugas, satu diantaranya adalah Kolonel Pnb Subhan.

Identitas keempat perwira itu adalah Letkol Pnb Sandra Gunawan (Frontseater) (TT-3111), Kolonel Adm Widiono (Backseater) (TT-3111), Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) (TT-3103), dan termasuk Kolonel Pnb Subhan (Backseater) (TT-3103).

Baca juga: Letkol Pnb Sandra Gunawan Pilot Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan, Siswa Terbaik Seskoau 2018

Diberitakan sebelumnya, pesawat TNI AU yang jatuh ketika tengah melakukan latihan rutin tersebut diketahui jatuh di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Pasuruan.

Naas Kolonel Subhan yang berada di kursi belakang pesawat tempur jenis Super dengan nomor ekor TT-3103 yang dipiloti Mayor Pnb Yuda A. Seta, tersebut ikut menjadi korban dari kecelakaan itu.

Kolonel Pnb Subhan korban pesawat jatuh baru seminggu pulang dari misi kemanusiaan ke Gaza
Kolonel Pnb Subhan korban pesawat jatuh baru seminggu pulang dari misi kemanusiaan ke Gaza (Kolase Tribun Trends)

Luka dan duka mendalam pun amat dirasakan keluarga besar dan rekan sejawatnya, terlebih pria kelahiran Pamekasan Madura tersebut diketahui baru saja beberapa hari yang lalu sukses memegang peran penting misi kemanusiaan di jalur Gaza, Palestina, 44 prajurit TNI AU lainnya.

Seperti diketahui, pengiriman bantuan ke Palestina itu dilepas pada 4 November 2023.

Kala itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengerahkan dua unit Hercules C-130 TNI AU ke Palestina yang terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Dalam keterangan tertulis dari Puspen TNI kala itu, ada 44 personel TNI yang ikut dalam misi mengirim bantuan RI ke Palestina.

Baca juga: Penerbang Terbaik TNI AU yang Jatuh Bersama Pesawat Super Tucano Memiliki Julukan Chevron

Mereka di antaranya Kolonel Pnb Subhan, satu personel Deputy Mission Commander, satu personel Dalops Sops TNI, 17 personel Crew Pesawat A-1327, 17 personel Crew Pesawat A-1328, 6 personel Tim Pam Kopasgat, dan satu orang Puspen TNI.

Sebagai mission commander, Kolonel Pnb Subhan sukses menempuh perjalanan pulang dengan rute Bandara Al Arish (Mesir) - Abu Dhabi (Uni Emirat Arab) - Mumbai (India) - Yangon (Myanmar) - Lanud SIM (Aceh) hingga mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada 8 November.

Mengutip TribunNews.com, Mendiang Kolonel Pnb Subhan juga dikenal sebagai penerbang profesional dan memiliki karier yang cukup bagus di militer.

Ia merupakan penerbang pesawat C-130 Hercules Skadron Udara 32 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan pernah menjabat sebagai Kadisops di pangkalan udara tersebut.

Seperti diberitakan, Insiden jatuhnya dua pesawat tempur TNI AU di lereng Gunung Bromo, Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023), mengakibatkan 4 anggota TNI meninggal dunia.

Jasad keempat korban telah ditemukan pada Kamis (16/11/2023) siang.

Keempat jenazah awak pesawat TNI telah berhasil dievakuasi.

Keempatnya adalah Mayor Pnb Yuda A. Seta dan Kolonel Pnb Subhan yang terbang menggunakan pesawat dengan nomor ekor TT-3103.

Kemudian Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono yang terbang dengan pesawat bernomor ekor TT-3111.

“Alhamdulillah, sudah (dievakuasi),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, kepada Kompas.tv, Kamis malam.

Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya merupakan Kadispers Lanud Abdulrachman Saleh, lalu Letkol Pnb Sandhra Gunawan merupakan Komandan Skadron Udara 21.

Lalu, Kolonel Pnb Subhan merupakan Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh, dan Mayor Pnb Yuda A. Seta merupakan Karuops Lanud Abdulrachman Saleh.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma R Agung Sasongkojati mengatakan bahwa pesawat yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) siang sempat menerjang awan.

Baca juga: Ternyata Ada 2 Pesawat TNI AU yang Hilang Kontak, Satu Ditemukan Terbakar di Pasuruan Nomor TT 3103

Agung mengatakan bahwa pesawat berangkat (take off) dari Lanud Abdurrahman Saleh pada pukul 10.51 WIB. Ada empat pesawat yang berangkat dalam rangka latihan profisiensi formasi.

Pesawat terbang dalam box formation, yakni satu di depan, satu di kanan, satu di kiri, dan satu lagi di belakang. Setelah membentuk formasi, pesawat menghadapi adanya awan dan mencoba menerjangnya.

“Begitu masuk awan itu langsung bikin manuver untuk memisahkan diri, itu udah dilaksanakan,” kata Agung saat konferensi pers di Gedung Cakrawala Lanud Abdurrahman Saleh, Kamis.

Dua pesawat berhasil melalui awan, tetapi dua lainnya tiba-tiba hilang kontak pada 11.18 WIB. Dua pesawat yang hilang kontak memiliki nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

“Saat dicari dan dikontak, sudah tidak ada balasan lagi,” jelas Agung.

Warga di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan pun melaporkan jatuhnya pesawat tersebut.

Baca juga: Pesawat TNI AU Super Tucano Jatuh dan Terbakar di Pasuruan, Pesawat Sempat Menabrak Tebing

Agung menerangkan bahwa pesawat ditemukan di tempat yang terpisah, tetapi sama-sama berada di sisi utara pegunungan.

Akibat insiden itu, empat kru gugur menjadi korban.

Ia memastikan bahwa pesawat dalam kondisi laik terbang sebelum take off.

Pesawat buatan Brasil yang dibeli Indonesia pada 2012 lalu juga dirawat dengan baik.

Kronologi Kecelakaan pesawat milik TNI Angkatan Udara (TNI AU)

Sebuah pesawat milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) dilaporkan jatuh di GUnung Bromo wilayah Pasuruan, Jawa Timur.
Sebuah pesawat milik TNI Angkatan Udara (TNI AU) dilaporkan jatuh di GUnung Bromo wilayah Pasuruan, Jawa Timur. (Istimewa)

Dua pesawat milik TNI AU, yaitu EMB-314 Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103 jatuh di area Watu Gede, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Kamis (16/11/2023) siang.

Cuaca buruk diduga menjadi penyebab jatuhnya dua pesawat buatan pabrikan Embraer Brasil tersebut.

"Pada awalnya, ada 4 pesawat Super Tucano take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.50 WIB untuk latihan terbang formasi. Rutenya adalah area Alfa, Bravo, Charlie dan kembali ke Lanud Abdulrachman Saleh," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati saat memberikan keterangan dalam konferensi pers yang digelar di Lanud Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (16/11/2023).

Baca juga: TNI AU Buka Penerimaan Anggota Pasukan Elit, Simak Persyaratan dan Cara Daftarnya!

"Setelah take off, bergabung dalam formasi dan sesaat kemudian memasuki cuaca kurang baik. Akhirnya, mereka saling melepas diri (berpisah formasi). Di mana dua pesawat lainnya bisa naik dan keluar dari awan, kemudian lost contact dengan Super Tucano TT-3111 dan TT-3103," jelas Marsekal Pertama TNI R Agung Sasongkojati saat disinggung terkait dengan cuaca buruk yang dimaksud, pihaknya mengungkapkan adanya kumpulan awan yang menyelimuti lereng gunung.

"Jadi, awan yang menyelimuti lereng gunung. Membuat awak pesawat tidak bisa melihat dengan jelas,"

"Tetapi tentunya, ini masih diselidiki lebih lanjut. Karena saat ini, kami sedang mencari Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat Super Tucano yang jatuh tersebut. Karena, di FDR tersebut menyimpan rekaman suara, gambar, ketinggian, kecepatan, lokasi serta lain sebagainya," pungkasnya.(*)

Diolah dari Serambinew.com

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved