Naskah Khutbah Jumat
3 Naskah Khutbah Jumat, Konsep Bertuhan yang Harus Dimiliki Seorang Hamba dalam Kehidupan
(Naskah Khutbah Jumat) 3 Contoh Naskah Khutbah Jumat, Konsep Bertuhan Seorang Hamba Dalam Kehidupan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
4. Makhluk yang mendapat karunia akal, tetapi juga dikaruniai nafsu, itulah kita manusia.
Akal mempunyai potensi positif, yang akan mendorong yang siapa yang ditempatinya untuk senantiasa berbuat baik dan mencegahnya dari perbuatan yang tidak baik, sementara nafsu punya potensi buruk.
Ia akan memprovokasi siapa saja yang ditempatinya untuk cenderung melakukan sesuatu yang menyenangkan tanpa mempertimbangkan apakah itu termasuk perbuatan yang baik atau buruk; haq atau batil dan juga sama sekali tidak mempertimbangkan pantas apa tidak.
Sehingga wajar, kalau malaikat punya kecenderungan untuk selalu berbuat baik, karena ia hanya dianugerahi akal saja, dan juga sangat bisa dimaklumi, kalau hewan melakukan sesuatu sesukanya tanpa mempertimbangkan baik buruk, sah atau batal, pantas atau tidak pantas, karena ia hanya diberi nafsu saja oleh Allah.
Dengan demikian kita berbeda dengan malaikat yang hanya dikaruniai akal, berbeda dengan hewan yang hanya dikaruniai nafsu saja. Kita oleh Allah dianugerahi baik akal dan nafsu. Tugas kita adalah mengelola keduanya dengan baik.
Ketika akal dijadikan penuntun, akal dijadikan pengontrol keinginan nafsu, maka manusia akan menjelma sebagai makhluk yang paling mulia, makhluk yang ahsani taqwim sebagaimana surat al-Tin ayat ke empat di atas.
Di dalam Surat an-Nazi'at ayat 40-41 Allah berfirman:
(وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى (40) فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى (41
"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya, "maka sungguh, surgalah tempat tinggal (nya). (ayat 41)"
Kedua ayat di atas dapat diterjemahkan secara secara global bahwa orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dengan melakukan amal saleh dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dengan menaati ajaran agama, maka sungguh, surgalah tempat tinggal-nya untuk selama-lamanya dengan segala kenikmatan di dalamnya.
Itulah anugerah agung Tuhan Yang Maha Pemurah.
Sebaliknya, jika nafsu yang memegang kendali, akal tunduk dengan nafsu, maka yang terjadi adalah manusia lebih jahat, lebih ganas dan lebih buas daripada binatang buas sekalipun.
Makanya Allah menyebut pada Surat al-Tin ayat 5:
(ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (التين/5
"kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya,"
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.