Kesehatan
Data Riskedas 2010 Catat Jamu Bermanfaat, Warga di Desa Cimahi Sukabumi Dapat Materi Produksi Jamur
Jamu merupakan salah satu obat herbal warisan budaya bangsa Indonesia yang telah dikonsumsi secara turun temurun dan terus dikembangkan tiap generasi
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Jamu merupakan salah satu obat herbal warisan budaya bangsa Indonesia yang telah dikonsumsi secara turun temurun dan terus dikembangkan dari generasi ke generasi.
Selain memiliki khasiat terhadap kesehatan tubuh, jamu pun memiliki nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Di era modern saat ini, jamu memiliki dimensi yang luas. Dengan meningkatnya kecenderungan masyarakat global yang peduli dengan alam, maka menuntut tersedianya produk bahan alam yang berkualitas, praktis, dan sesuai dengan pola hidup modern.
Baca juga: Relawan GMP Tebar Bibit Ikan di Cikancung Bandung, Yakin 30 Persen Suara Jabar untuk Ganjar
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2010, lebih dari separuh (55,3 persen) penduduk Indonesia menggunakan jamu dan 95 persennya menyatakan bahwa jamu bermanfaat.
Berangkat dari data tersebut, relawan Pandawa Ganjar mengadakan kegiatan Workshop Pembuatan Jamu Tradisional yang berlangsung di Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (26/8/2023).
"Indonesia merupakan negara yang subur dan kaya akan rempah-rempah yang dimilikinya sangat bermanfaat, salah satunya untuk pengobatan. Ini sebagai momentum dalam mengingatkan masyarakat terutama generasi muda dalam melestarikan apa yang sudah diberikan oleh leluhur, salah satunya jamu tradisional yang selama ini telah menjadi identitas bangsa Indonesia," ucap Koordinator Wilayah Pandawa Ganjar Jawa-Bali Haldoko Danantyas Subandoro.
Dalam kesempatan tersebut, mereka memberikan materi seputar proses produksi jamu tradisional, yang meliputi bahan baku dan tanaman yang bisa digunakan dalam mengolah jamu tersebut.
Haldoko menyarankan untuk menanam tanaman terlebih dahulu di pekarangan rumah, sehingga dapat menekan biaya pembelian bahan baku selama proses pembelajaran.
"Hari ini materi yang disampaikan masih dasar, seputar bahan baku jamu, olahannya apa saja dan khasiat dari jenis jamu yang diolah itu apa saja. Pada umumnya bahannya cukup mudah, untuk proses awal kami menyarankan untuk belajar menanam rempah-rempahnya sehingga tidak perlu belanjar terlebih dahulu, cukup memetik dari pekarangan rumah," kata Haldoko.
Targetnya, mereka ingin memberikan materi lanjutan seputar pemasaran. Sehingga, selain dikonsumsi untuk kebutuhan pribadi, masyarakat bisa menjual produknya tersebut ke pasaran.
Hal tersebut diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Baca juga: Cara Wujudkan Pola Hidup Sehat ala Warga Bandung Barat Bersama Relawan GBB
"Ke depannya dapat diterapkan menjadi salah satu produk yang memiliki nilai jual, bisa dipasarkan dan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat dengan jamu yang sudah ada pembaharuan, baik secara kemasan secara modern dan juga dapat dipasarkan secara digital, sehingga bisa seperti semacam tukang jamu naik kelas," jawab Haldoko.
Haldoko berharap pembelajaran pembuatan jamu tradisional kali ini bisa berproses dengan baik hingga akhirnya bisa mendunia.
"Semoga masyarakat yang mengikuti kegiatan hari ini dapat memasarkan hasil produksi jamunya hingga go internasional," lanjut Haldoko. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Ilustrasi-jamu-tradisional.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.