Pengamat Sarankan Oknum Suporter yang Bertindak Rasis Dihukum Ketimbang Liga 1 Dihentikan Sementara
Menurut Wawan, pemberhentian liga bukan menjadi satu-satunya solusi PSSI & APPI untuk menghentikan tindakan rasisme dari oknum.
Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Pengamat sepak bola nasional, Wawan Dermawan, meminta PSSI dan Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) untuk tidak gegabah atas kejadian rasisme terhadap pemain PSM Makassar saat kontra Persija Jakarta, 3 Juli 2023.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir sebelumnya menyetujui wacana APPI agar Liga 1 2023/2024 dihentikan sementara akibat rasisme.
Adapun tiga pemain PSM Makassar yang mendapat perlakuan rasisme ini antara lain Yuran Fernandes, Yance Sayuri, dan Erwin Gutawa.
APPI mengusulkan kepada PSSI untuk memberhentikan kompetisi Liga 1 sebagai bentuk perlindungan kepada para pemain dari tindakan rasisme.
Baca juga: Ryan Kurnia Belum Puas Debutnya di Persib Bandung saat Lawan Madura United
Menurut Wawan, pemberhentian liga bukan menjadi satu-satunya solusi PSSI dan APPI untuk menghentikan tindakan rasisme dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Sebelum mengambil tindakan pemberhentian Liga 1, alangkah baiknya memberikan tindakan yang tegas terlebih dahulu kepada para oknum suporter yang melakukan rasisme. Sebagai solusi lain, bisa diterapkan terlebih dahulu bahwa suporter yang terlibat rasisme, dilarang untuk mendukung tim kesayangannya di dalam stadion. Dengan adanya larangan tersebut, oknum suporter yang terlibat rasisme bisa berpikir terlebih dahulu bahwa tindakan mereka adalah salah. Jadi dengan diberlakukannya itu, kompetisi atau liga masih tetap berjalan dan tim lain masih bisa bertanding sesuai jadwal," ucapnya kepada Tribunjabar.id, Minggu (9/7/2023).
Wawan mengatakan, pemberhentian liga ini akan berpengaruh dan merugikan kepada semua pihak, khususnya yang tidak terlibat sama sekali.
"Memang rasisme merupakan tindakan yang tidak dapat ditoleransi lagi, karena bisa merusak mental bahkan hubungan satu sama lain. Apalagi di Indonesia banyak sekalian suku, agama bahkan budaya yang beragam. Namun pemberhentian liga ini akan berimbas ke mana-mana, seperti layaknya tragedi Kanjuruhan. Okelah kalau misalnya diberhentikan hanya 1 atau 2 pekan itu masih bisa ditoleransi, tapi kalau lebih dari itu menurut saya sudah sangat merugikan untuk tim yang tidak terlibat sama sekali," tambahnya.
Baca juga: Persib Bandung Dikejutkan Gol Cepat Madura United, Umuh Muchtar: Saya Sudah Ingatkan Sejak Awal
Meskipun begitu, Wawan mengatakan pemberhentian liga masih bisa dilakukan setelah tindakan hukuman larangan kepada oknum suporter rasisme kembali diabaikan.
"Setelah tindakan-tindakan awalan sudah dilakukan, baru PSSI dan APPI bisa melakukan pemberhentian liga. Karena misalnya suporter tidak jera dan terus melakukan rasisme. Baru pemberhentian sementara liga masih bisa diwajarkan. Hal itu mungkin bisa memberikan pembelajaran kepada oknum suporter atas tindakannya. Namun perlu digaris bawahi, selain melakukan pemberhentian liga sementara, PSSI atau semua pihak yang terlibat di sepak bola harus mengiringinya dengan edukasi anti rasisme. Jangan sampai pemberhentian liga hanyalah pemberhentian saja tanpa ada kegiatan apapun. Dan perlu diingat, pemberhentian ini akan menggangu jadwal sepak bola dan mungkin akan semakin bertabrakan dengan masa atau tahun politik," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/suporter-indonesia-bakal-memadati-stadion-utama-bung-karno.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.