Rujak Bebek Tasikmalaya, Kuliner Khas Sunda, Keberadaannya Tak Tergerus Zaman

Ciri khasnya buah-buahan dan bahan sambal disatukan dalam wadah terbuat dari batang kayu. Lalu ditumbuk halus kecil.

Editor: ferri amiril
Tribun Priangan.com/firman suryaman
Rujak bebek Mang Ade di obyek wisata Situ Gede, Kota Tasikmalaya 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com Tasikmalaya, Firman Suryaman

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, TASIKMALAYA - Rujak bebek (tumbuk), kuliner khas Sunda, hingga kini masih tetap eksis dan disukai. 

Ciri khasnya buah-buahan dan bahan sambal disatukan dalam wadah terbuat dari batang kayu. Lalu ditumbuk halus kecil.

Properti dagangannya pun khas. Kotak kayu yang ditanggungnya kecil-kecil, cukup menyimpan buah-buahan dan alat pembuatannya.

Bunyi tumbukannya pun khas, seolah memberi tahu keberadaan tukang rujak bebek, dan yang tergiur dipastikan langsung memesan.

Seperti yang dilakukan tukang rujak bebek yang tengah jualan di obyek wisata Situ Gede, Kota Tasikmalaya, Minggu (2/7/2023).

Begitu ada yang memesan, ia langsung menumbuk. Bunyi tumbukannya mengundang perhatian dan tak sedikit yang ikut antri memesan.

"Ini salah satu kuliner khas era tahun 70-an ketika saya masih remaja. Alhamdulillah hingga saat ini masih ada," ujar Esih (64), seorang nenek yang tengah berlibur bersama keluarga besarnya.

Esih tampak menikmati sajian rujak bebek, dengan rasa pedas yang pas bagi penggemar rujak bebek seusianya.

Berbeda dengan rujak atau petis, proses pembuatan rujak bebek dilakukan dengan cara ditumbuk.

Buah-buahan seperti bengkuang, jambu, ubi jalar serta kedondong ditumbuk bersamaan dengan bahan sambal seperti garam, gula, terasi, serta cane rawit.

Mang Ade (45), pedagang rujak bebek, menuturkan, tingkat kehalusan buah-buahan bisa disesuaikan sesuai pesanan pembeli.

"Kehalusannya tergantung. Ada yang suka halus, ada juga yang suka kasar," kata Ade yang sudah jualan rujak bebek sejak tahun 2013.

Menurut Weni (27), pembeli lainnya, cita rasa rujak bebek berbeda dengan rujak biasa. 

"Saya lebih suka rujak bebek, karena rasa sambal dan buah-buahannya sudah menyatu. Juga terasa lebih segar,"ujar Esih.(*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved