Mendekati Tahun Politik 2024, Ini Imbauan Anggota DPR RI Komisi II untuk Warga Ciamis

Mendekati tahun politik 2024 mendatang, Anggota DPR RI Komisi II Yanuar Prihatin menggelar sosialisasi dan mengajak masyarakat Kabupaten Ciamis

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: ferri amiril
Tribun Priangan.com/ai sani nuraini
Yanuar Prihatin Anggota DPR RI Komisi II saat ditemui usai acara sosialisasi tentang Pemilu di Hotel Priangan Ciamis, Jumat (16/6/2023) 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Mendekati tahun politik 2024 mendatang, Anggota DPR RI Komisi II Yanuar Prihatin menggelar sosialisasi dan mengajak masyarakat Kabupaten Ciamis untuk ciptakan Pemilu yang bersih, jujur, dan adil.

Sebagai informasi, Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia adalah salah satu dari sebelas Komisi DPR RI dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.

Dalam hal ini, Yanuar bertindak sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan mewakili daerah pemilihan Jawa Barat X, yang meliputi Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan, dan Kota Banjar. 

Kegiatan sosialisasi tersebut dilaksanakan di Hotel Priangan Ciamis, Jumat (16/6/2023) siang tadi.

Saat ditemui usai acara, Yanuar menyampaikan beberapa hal terkait kegiatan menjelang Pemilu 2024, di mana ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menciptakan Pemilu yang bersih, jujur, dan adil.

"Sederhana sebenarnya, kita semua mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk menciptakan Pemilu yang bersih, jujur, dan adil. Salah satunya dengan menghindari ujaran kebencian, hoax atau kebohongan, hindari politik uang, kemudian harus bisa menjaga kerukunan dan kebersamaan," kata Yanuar, Jumat (16/6/2023).

Ia melanjutkan, jangan hanya karena Pemilu kemudian orang-orang bermusuhan pada akhirnya.

Dari permasalahan ujaran kebencian, hoax, politik uang dan lain-lain ia menilai di setiap daerah atau provinsi akan selalu ada titik rawan terjadinya praktik tersebut.

"Ya tentu saja di setiap provinsi ada namanya titik rawan dan hal tersebut sangat tergantung pada apa yang disampaikan oleh para tokoh di lingkungannya masing-masing, terus yang kedua budaya atau kebiasaan politik yang terjadi di wilayah tersebut, kemudian yang ketiga peran kunci dari Bawaslunya juga mungkin berbeda-beda," paparnya.

Lebih lanjut Yanuar memberikan contoh tentang tempat di mana tingkat pendidikan orang sudah jauh lebih bagus, maka hoax dan ujaran kebencian relatif ada filter meskipun tidak selalu demikian.

"Kalau teman-teman yang rasionalitasnya jalan ketika ada informasi kan nggak langsung ditelan bulat-bulat pasti ada filter dulu soal benar atau tidaknya, tapi kan tidak semua kelompok masyarakat mampu mencerna itu," jelasnya.

Di samping itu, terkait ujaran kebencian dan hoax yang rawan sekali terjadi di media sosial, ia juga meminta untuk semua pihak agar mawas diri dan mengendalikan diri dalam pemanfaatan penggunaan media sosial.

Yanuar berpesan untuk semua pihak penyelenggara dalam hal ini terutama Bawaslu agar lebih intensif lagi mensosialisasikan Pemilu yang bersih, jujur, dan adil dan menghindari berbagai jenis larangan seperti ujaran kebencian, hoax, polotik uang danl ain-lain. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved