Tol Nganjuk Kediri

Daftar 16 Desa di Kabupaten Nganjuk yang akan Dilalui Tol Nganjuk-Kediri

Proyek Tol Nganjuk-Kediri akan Trabas 16 Desa di Kabupaten Nganjuk, Pembebasan Lahan Segera Mulai

TribunMataram.com
Daftar 16 Desa Kabupaten Nganjuk yang terdampak Pembangunan Jalan tol Nganjuk-Kediri. Cek dokumen yang perlu disiapkan bagi pemilik lahan terdampak (Kemenpupr) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Proyek jalan Tol Nganjuk-Kediri digadang-gadang tengah jadi perencanaan Pemerintah sebagai penunjang Bandara Kediri.

Proyek jalan Tol Nganjuk-Kediri akan menghubungkan dua wilayah Kabupaten Kediri dan Nganjuk.

Tol Nganjuk-Kediri juga bagian dari lanjutan Tol Ngawi-Kertosono yang sudah selesai dibangun.

Tol yang akan memiliki akan memiliki panjang 20,7 kilometer tersebut membutuhkan lahan sebesar 1.768.183,54 m2.

Dari lahan 1.768.183,54 m2 tersebut nantinya akan melewati 3 Kecamatan dan 16 Desa Kabupaten Nganjuk.

Baca juga: Daftar 8 Desa di Kecamatan Kemranjen Banyumas Bakal Dilewati Tol Cilacap-Yogyakarta

3 Kecamatan itu adalah Sukomoro, Prambon dan Tanjunganom.

Agar lebih jelasnya berikut daftar 16 desa yang terdampak pembagunanTol Nganjuk-Kediri:

1. Kecamatan Tanjunganom

- Desa Sumberkepuh

- Desa Ngadirejo

- Desa Wates

- Desa Sambirejo

- Desa Banjaranyar

2. Kecamatan Prambon

- Desa Tanjung Tani

- Desa Baleturi

- Desa Watudandang

- Desa Sanggarahan

- Desa Sugihwaras

- Desa Rowoharjo

- Desa Singkalanyar

- Desa Gondanglegi

- Desa Tegaron

Baca juga: Daftar Lengkap 22 Desa dan 3 Kecamatan di Banyumas Terimbas Tol Cilacap-Yogyakarta

3. Kecamatan Sukomoro

- Desa Nglundo

- Desa Kedungsuko

Tahap Pengumpulan Data Dokumen Nganjuk-Kediri Kepemilikan Tanah Masih Berlangsung

Jalan Tol Nganjuk-Kediri akan segera dibangun. Saat ini, tahapan pengumpulan dokumen kepemilikan lahan terdampak masih berlangsung.

Dengan demikian belum ada proses pembebasan lahan dengan nilai ganti untung kepada warga yang diminta Pemkab Nganjuk.

Sebelumnya, pembangunan Tol Nganjuk-Kediri disebut molor dari target yang dicanangkan pemerintah, bahkan dinilai progres pembebasan lahan masih nol persen.

“Masih nol persen (pembebasan lahan), baru dua desa yang dimusyawarahkan, tapi ya ini percepatan,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Tol Kertosono-Kediri, Kartika Sari, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (25/2/2023) lalu.

Padahal, merujuk Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) seharusnya proyek Tol Kertosono-Kediri mulai dibangun tahun 2021.

Baca juga: Daftar 6 Desa di Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen Terdampak Tol Cilacap-Yogyakarta

Tika, sapaan akrab Kartika Sari, tak menampik PPJT tersebut.

Menurutnya, molornya pembangunan Tol Kertosono-Kediri karena proses pengadaan tanah yang lama.

“Dalam pelaksanaan di lapangan kan banyak kendala untuk pengumpulan dokumen juga, pengukuran masing-masing bidangnya. Jadi memang kalau target kami memang tahun 2021 itu sudah selesai untuk pembebasan tanahnya,” lanjutnya.

Baca juga: DAFTAR 43 Desa di Kabupaten Purworejo Bakal Terimbas Tol Cilacap-Yogyakarta, Terbanyak di Ngombol

Sementara, salah satu warga Desa Kedungsuko, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Suprapto mengatakan, pihaknya memiliki dua bidang tanah yang masuk dalam proyek jalan tol Nganjuk-Kediri.

Namun hingga sekarang belum ada proses ganti kerugian yang diterimanya dari proyek jalan tol tersebut.

"Sudah ada beberapa kali pertemuan antara kami dengan pihak pelaksana pembangunan jalan tol Nganjuk-Kertosono. Tapi ya hanya bicara saja tanpa belum ada kepastian kapan dimulainya pembebasan tanah tersebut," kata Suprapto, Minggu (9/4/2023).

Suprapto bersama warga yang lain mengharapkan segera ada kejelasan soal ganti kerugian yang bakal diterimanya. Karena bagaimanapun, pihaknya bersama warga sudah bersedia merelakan tanahnya untuk pembangunan jalan tol Nganjuk-Kediri tersebut.

"Kami mendukung proyek strategis nasional (PSN) tersebut, tapi ya kami jangan dirugikan terlalu besar dan yang penting bisa membeli tanah pengganti atau membangun rumah di tempat lain. Itu saja pada intinya harapan kami," ucap Suprapto.

Sementara Kepala Desa Nglundo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Ansori mengatakan, tim PPK Appraisal lahan jalan tol Nganjuk-Kediri sudah datang dan berkoordinasi dengan Pemdes Nglundo.

Baca juga: Daftar 2 Desa di Kecamatan Petanahan Kebumen akan Dilintasi Tol Cilacap-Yogyakarta

Tim tersebut meminta pertimbangan nilai taksiran harga lahan untuk jalan tol tersebut.

"Ya kami sampaikan taksiran harga kalau yang di tepi jalan mencapai Rp 2,5 juta permeternya, dan kalau tanah lokasinya di dalam nilai taksirannya Rp 1,5 juta permeternya," kata Ansori.

Tim PPK jalan tol, menurut Ansori, juga sudah turun langsung ke lapangan menemui warga untuk menanyakan nilai taksiran harga tanahnya.

Di samping itu, mereka juga bertanya tentang NJOP tanah kepada warga secara langsung. Dan hingga saat ini, data dari taksiran harga tanah untuk proyek jalan tol Nganjuk-Kediri masih belum ada kepastian.

"Kamipun tidak mengerti sampai dimana proses pembebasan lahan tersebut karena Pemdes tidak bisa ikut campur. Tapi yang jelas belum ada kepastian soal Appraisal tanah ganti rugi untuk jalan tol tersebut," ucap Ansori.

Memang, diakui Ansori, tim PPK jalan tol Nganjuk-Kediri telah meminta pihak Pemdes Nglundo untuk mempersiapkan data dokumen kepemilikan tanah warga yang terkena proyek jalan tol.

Mulai dari kepastian nama pemilik serta batas-batas kepemilikan tanah, yang mungkin akan digunakan untuk proses penetapan nilai ganti kerugian kepada warga.

Baca juga: Daftar 3 Desa di Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen Terdampak Tol Cilacap-Yogyakarta

Dan nantinya, tambah Ansori, apabila sudah ditetapkan nilai Appraisal dari bidang tanah milik warga yang terkena proyek jalan tol oleh tim PPK maka pihak Pemdes tidak bisa ikut campur sama sekali. Ini dikarenakan tim PPK akan memproses pembayaran nilai ganti rugi tanah dengan berhubungan langsung dengan warga pemilik lahan.

"Jadi sampai sekarang belum ada satupun proses pembebasan lahan dengan pembayaran nilai ganti kerugian kepada warga Desa kami. Itu yang sejauh ini kami ketahui terkait pembebasan lahan untuk proyek jalan tol Nganjuk-Kediri," tutur Ansori.

Berikut Daftar Dokumen yang Perlu Disiapkan Pemilik Lahan yang Terdampak Tol Nganjuk-Kediri

Bukti perolehan (akta PPAT/surat pernyataan waris/ jual beli/ hibah)

  • Identitas pihak yang berhak
  • Surat keterangan riwayat tanah
  • Surat pernyataan penguasaan fisik
  • Surat pernyataan fisik bangunan, tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan tanah, dan
  • Bukti kepemilikan tanah (eigendom atau petok/letter C atau setifikat).

Baca juga: Daftar 2 Desa di Kecamatan Karanganyar Kebumen Bakal Dilewati Tol Cilacap-Yogyakarta, Cek di Sini

Profil Jalan Tol Nganjuk-Kediri

Untuk diketahui jumlah lahan yang dibutuhkan Jalan Tol Nganjuk-Kediri atau Kertosono-Kediri terhitung mencapai 2.149.363,36 m2, yang tersebar di Kabupaten Kediri dan Nganjuk.

Sementara itu di Kabupaten Nganjuk sendiri jumlah lahan yang dibebaskan kurang lebih mencapai 1.768.183,54 m2, dan tersebar di 16 desa di tiga kecamatan.

Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), Arie Irianto, menyebutkan kalau Jalan Tol Nganjuk-Kediri atau Kertosono-Kediri nantinya terhubung dengan Jalan Tol Ngawi-Kertosono yang sudah beroperasi sejak 2018.

Dengan begitu, total panjang Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri yang dikelola JNK mencapai 108,3 Km.

Baca juga: Daftar 3 Desa di Kecamatan Buayan Kebumen Terimbas Tol Cilacap-Yogyakarta, Ini Rinciannya

"Jalan tol ini juga akan menghubungkan sejumlah pusat perekonomian di Jawa Timur bagian selatan, dan mempermudah akses menuju Bandara Internasional Kediri," ujar Arie, dikutip dari Tribunmataraman.com, pada Kamis (02/01/2023) lalu.

Ia menjelaskan, jalan tol tersebut bakal dilengkapi dengan satu junction di Kedungsoko, Tulungagung, untuk menghubungkannya dengan Jalan Tol Ngawi-Kertosono.

Ditambah ada dua interchange di Nganjuk yang terhubung ke Jalan Raya Balen-Sugihwaras dan di Kediri yang terhubung ke Jalan Raya Banyakan.

Proyek Nganjuk-Kediri Tingkatkan Pererkonomian Jatim

Proyek Tol Nganjuk-Kediri atau Kertosono-Kediri yang rencananya mulai dibangun tahun ini punya nilai vital bagi akselerasi perekonomian di Jawa Timur (Jatim) bagian selatan.

Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) Arie Irianto mengatakan, tol Kertosono-Kediri nantinya juga akan menjadi akses menuju Bandara Daha Kediri.

Selain itu, pembangunan jalan tol sepanjang 20,7 km ini akan menghubungkan pusat perekonomian di Jawa Timur bagian selatan.

“Nanti (tol) dari Kertosono-Kediri (menyambung) ke arah selatan sampai ke Tulungagung rencananya,” kata Arie kepada Kompas.com, Sabtu (25/2/2023).

Arie menuturkan, proyek Tol Kertosono-Kediri akan dikerjakan oleh Jasamarga. Sementara Tol Kediri-Tulungagung akan digarap oleh Gudang Garam.

Baca juga: DAFTAR 8 Desa di Kecamatan Kemranjen Banyumas yang Terkena Tol Cilacap-Yogyakarta, Ada Desa Sirau

“Nanti ruas tol yang Kediri-Tulungagung itu yang bangun Gudang Garam, terus menyambungkan Bandara Daha Kediri dari Gudang Garam juga, bisa terkoneksi ke Tol Trans Jawa,” tuturnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Tol Kertosono-Kediri Kartika Sari menambahkan, pembangunan Tol Kertosono-Kediri memang ditujukan untuk menjadi salah satu akses ke Bandara.

“Memang (tol) Kertosono-Kediri itu juga merupakan akses ke bandara, karena nanti exit tol-nya pun dekat dengan bandara juga, sekitar mungkin lima kilometer ke bandara nanti,” kata Tika.

Tol Kertosono-Kediri rencananya memiliki dua gerbang exit tol, yakni exit tol Sugihwaras di Desa Watudandang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk dan exit tol Banyakan di Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri yang lokasinya tak jauh dari Bandara Daha Kediri.(*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved