Franchise Tembakau Mole, Konsep Baru Agrobisnis di Sumedang

Kemajuan teknologi membuat pola penjualan tembakau mole di Kabupaten Sumedang terdisrupsi. Di pasar lelang tembakau

Editor: ferri amiril
Tribun Priangan.com/Kiki Andriana
Dadi Runadi, Kepala UPTD Agrobisnis Tembakau Tanjungsari 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Kiki Andriana dari Sumedang

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Kemajuan teknologi membuat pola penjualan tembakau mole di Kabupaten Sumedang terdisrupsi. Di pasar lelang tembakau, UPTD Agrobisnis Tembakau Tanjungsari mulai merambah model baru penjualan tembakau.

Pasar tembakau Tanjungsari aktif pada hari Selasa dan Sabtu saja. Di luar dua hari itu, kondisi pasar sepi, kecuali beberapa kios tembakau yang buka setiap hari. Namun umumnya, tidak ada aktivitas jual beli tembakau partai besar.

Kondisi ini disikapi UPTD sebagai sebuah tantangan, bahwa penjualan tembakau tak melulu harus menunggu momen penjualan dengan skala besar, namun patut dicoba penjualan eceran dengan intensitas yang sering.

"Ya kita harus mulai bertransformasi. Konsepnya harus ada tobacco shop. Toko tembakau eceran tapi sering ada yang membeli," kata Dadi Runadi, Kepala UPTD Agrobisnis Tembakau Tanjungsari, Rabu (3/5/2023).

Di pasar tembakau yang jaraknya hanya lima menit berjalan kaki ke belakang Alun-alun Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang UPTD Agrobisnis Tembakau sudah mulai menerapkan konsep itu dengan mengizinkan kios membuka "tobacco shop".

Di antaranya toko tembakau "Barokah" yang dikelola petani milenial binaan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Fery Salim. Di toko tersebut, Fery menjual tembakau dalam kemasan-kemasan kecil.

Fery juga getol mengikuti beragam kegiatan berkaitan dengan tembakau, mulai dari festival hingga membuka stand di Pasar Leuweung acara Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat.

Menurut Dadi, dengan menjual eceran, harga tembakau juga akan meningkat dibandingkan dengan menjual tembakau dalam bentuk lempengan atau per kilogram.  

"Kami sudah terpikirkan untuk membuat juga semacam franchise (waralaba). Pengusaha di sini dikumpulkan, bagi siapa yang punya modal kecil dan ingin membuka toko tembakau mole di kampung, bisa disuplai tembakaunya dari pengusaha-pengusaha ini," kata Dadi.

Tembakau mole olahan petani di Sumedang diyakini diminati bukan hanya oleh kalangan tua, namun juga orang-orang muda. Sebab, tembakau iris ini punya rasa yang khas.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved