Berita Viral

Sosok Pimpinan Ponpes Al-Zaytun yang Viral, Ternyata Bekas Imam Besar NII yang Dianggap Menyesatkan

Syekh Panji Gumilang, Sosok Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ternyata Bekas Imam Besar NII yang Dianggap Menyesatkan

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kolase TribunPriangan.com
Sosok Syekh Panji Gumilang, Sosok Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ternyata Bekas Imam Besar NII yang Dianggap Menyesatkan (Kolase TribunPriangan.com) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Pelaksanaan salat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Jawa Barat menuai sorotan lantaran dilakukan dengan tata cara tak biasa, sempat viral dimedia sosial, dan tuai banyak spekulasi negatif belum lama ini.

Salah satunya ditanggapi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang beranggapan polemik yang terjadi karena salat tak biasa di Ponpes Al-Zaytun masuk ranah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

"Itu nanti wilayah kewenangannya kepada MUI, bukan kewenangan administrasi pemerintahan, masalah fikih ya wewenangnya," kata Ridwan Kamil, Setelah melakukan apel di Gedung Sate, Rabu (26/4/2023) pagi.

Menurutnya, saat ini Pemprov Jabar tidak bakal melakukan tindakan apa pun soal polemik Al-Zaytun. Namun bukan tidak mungkin jika nantinya ada tindak lanjut jika MUI mengeluarkan rekomendasi.

Baca juga: Ridwan Kamil Tunggu Arahan MUI soal Kontroversi Salat Idulfitri di Al Zaytun Indramayu

"Nanti kalau ada rekomendasi dari MUI bahwa pemerintah Jabar harus ada follow up, baru kita tindaklanjuti. Tapi per hari ini kami masih menunggu apa rekomendasi MUI," jelasnya.

Sosok Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Ternyata Bekas Imam Besar NII yang Dianggap Menyesatkan

Selain tata cara shalat yang menyeleweng, Ponpes yang didirikan oleh Syekh Panji Gumilang, juga kembali disorot publik lantaran cara adzannya yang cukup nyeleneh.

Lalu siapakah sosok Syekh Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun yang terletak di Indramayu Provinsi Jawa Barat tersebut.

Diketahui dari laman stekom.ac.id, Syekh Panji Gumilang bernama asli Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang MP kelahiran Gresik 30 Juli 1946.

Panji Gumilang merupakan alumni dari Pondok Modern Gontor pada tahun 1966.

Setamatnya dari Gontor, Panji Gumilang kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas Adab jurusan Sastra dan Kebudayaan Islam IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Baca juga: Tepis Postingan Salat Ied yang Viral, Alumni Pesantren Al-Zaytun: Tidak Mewakili Apa yang Diajarkan

Lalu, Panji Gumilang dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dibidang Management, Education and Human Resources dari Internasional Management Centres Association (IMCA) tahun 2014.

Panji Gumilang, dari jurnal penelitian pendidikan Islam tahun 2019 menerapkan sistem pendidikan formal yang tidak terputus dari tingkat dasar sampai tinggi atau disebut Sistem Pendidikan Satu Pipa.

Ternyata, menurut catatan nama Panji Gumilang beberapa kali menuai kontroversi.

Pada tahun 2011, Panji Gumilang tercatat sempat dikaitkan sebagai Imam besar dari Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah (KW) 9, konon menurut kabar Panji Gumilang dikenal sebagai Abu Toto.

Organisasi NII sendiri dinyatakan telah dibubarkan pada saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun, Panji yang menjadi pimpinan Ponpes Al-Zaytun membatah dengan tegas bahwa dirinya sebagai Abu Toto.

Di tahun 2017, Panji Gumilang sempat bermasalah dengan guru-guru di Ponpes Al Zaytun yang diduga telah melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap guru-guru.

Akibatnya, sebanyak 117 guru tidak bisa mengajar di Ponpes Al Zaytun karena belum mengajukan surat seperti yang diminta oleh Panji Gumilang.

Kontroversi berlanjut pada tahun 2021, Panji Gumilang dilaporkan oleh mantan pegawai Ponpes Al Zaytun atas dugaan pencabulan terhadap pegawai berinisial K.

Namun, sampai saat ini kasus dugaan pencabulan yang telah di laporkan. Ke kepolisian tersebut belum juga menemui titik terang.

Itulah profil singkat Syekh Panji Gumilang, pendiri Ponpes Al Zaytun Indramayu yang ternyata sangat kontroversi yang konon mantan petinggi NII KW 9.

Dikutip dari salah satu sumber, menyebutkan mantan anggota NII mengaku Ponpes Al Zaytun dianggap sebagai Mekkahnya para anggota NII dari seluruh penjuru dunia.

Selama menjadi anggota NII, menjelang 1 Muharram wajib hukumnya anggota NII dari seluruh penjuru dunia datang dan berkumpul di Ponpes Al Zaytun.

Ia menyebutkan, NII pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sudah dibubarkan, saat itu ternyata bohong.

Sebagai saksi hidup, lanjutnya meski NII dibubarkan ternyata masih ada, hanya merubah nama saja menjadi Masyarakat Indonesia Membangun (MIM).

Baca juga: Viral, Salat Id di Ponpes Al-Zaytun di Indramayu Laki-Laki dan Wanita Disatukan Tuai Kontroversi

Seperti diketahui, Ponpes Al-Zaytun tengah disorot gegara salat Idul Fitri dengan menggabungkan barisan pria dan wanita, video tersebut pun viral di media sosial.

Dalam video itu terlihat saf salat dibuat berjarak. Selain itu, ada jemaah perempuan yang berada di barisan paling depan.

Para jemaah berjarak dan berjajar rapi diseling kursi. Tetapi, warganet fokus dengan adanya jemaah wanita yang salat berjajar dengan jemaah laki-laki.

Penampakan salat Id digelar Pondok Pesantren Al-Zaytun itu kini viral seperti yang dibagikan akun Instagram @kamerapengawas. Dalam foto-foto yang beredar, terlihat ratusan jemaah melaksanakan salat Idulfitri.

Ada juga foto seorang khatib bernama Prof Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, sedang menyampaikan khutbah Idul Fitri 1444 H.

Diketahui Prof Abdussalam Rasyidi adalah pendiri Pondok Pesantren Al-Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada 13 Agustus 1996.

Kini, foto-foto salat yang digelar Ponpes Al-Zaytun itu viral di media sosial hingga memicu kontroversi.

Tak sedikit warganet yang mengaku tak mengetahui adanya aliran yang melaksanakan salat berjarak seperti Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved