Tol Getaci

Profil SMA Negeri 8 Garut, Sekolah di Cilawu yang Bakal Tergusur Proyek Tol Getaci

Pembebasan lahan tol yang berdampak pada salah satu infrastuktur sekolah yakni SMAN 8 Garut, Jawa Barat, yang mengundang spekulasi dari berbagai pihak

Tribunjabar.id
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 8 Garut yang beralamat di Jalan Garut-Tasik via Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat masuk dalam rencana pembebasan dalam pembangunan Jalan Tol Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci). (Tribun Jabar/Sidqi Al Ghifari) 

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Pembebasan lahan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang berdampak pada salah satu infrastuktur sekolah yakni SMAN 8 Garut, Jawa Barat.

Bangunan SMAN 8 Garut itu akan digusur untuk keperluan Tol Getaci yang melewati Kabupaten Garut.

Berikut ini profil SMAN 8 Garut yang dilansir dari berbagai sumber.

SMAN 8 Garut  adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA di Pasanggrahan, Kec. Cilawu, Kab. Garut, Jawa Barat.

Dalam menjalankan kegiatannya, SMAN 8 GARUT berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Berdiri sejak tahun 1990, SMA N 8 Garut menjadi salah satu sekolah di Garut yang lulus seleksi dan telah resmi teakreditasi pada 2016 lalu, sesuai dengan sertifikat 02.00/274/BAP-SM/SK/X/2016.

Beralamat di JL. RAYA GARUT - TASIKMALAYA KM. 6,5, Pasanggrahan, Kec. Cilawu, Kab. Garut, Jawa Barat, sekolah ini memiliki 28 ruang kelas, 1 laboratorium, 1 perpustakaan dan 1 sanitasi siswa.

Dengan jumlah siswa sebanyak 864 orang, 56 guru, dan 27 rombongan belajar.

Salah satu sekolah yang terakreditasi A di Garut ini juga, dilengkapi dengan berbagai fasilitas memadai untuk para murid, di antaranya Akses Internet Smartfren, sumber listrik PLN dengan daya 10,600, dan fasilitas pendukung belajar lainnya.

Luas lahan sekolah SMAN 8 Garut setidaknya kurang lebih sekira 7.450 meter persegi.

Soal tergusurnya bangunan SMAN 8 Garut  ini mengundang banyak spekulasi dari berbagai pihak, salah satunya anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Enjang Tedi.

Enjang menyebut pembangunan infrastuktur negara tidak boleh mengganggu proses pendidikan.

"Program pembangunan infrastuktur itu sebenarnya tidak boleh mengganggu proses pendidikan, saya lihat di denahnya memang hampir semua bangunan terkena jalan tol," ujar Enjang, seperti yang dikabarkan Tribunjabar.id, Rabu (15/3/2023).

Ia menuturkan, pihaknya akan berkomunikasi dengan Komisi IV DPRD Jawa Barat untuk berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk memastikan bahwa sekolah tersebut memang terdampak.

Saat ini, menurutnya, belum ada kepastian yang jelas terkait rencana pembebasan lahan tol yang melintas di SMAN 8 Garut.

"Maka kami akan coba komunikasi antarkomisi. Jika pun harus pindah kami berharap sekolah bisa pindah setelah ada tempat relokasi yang baru, yang sudah siap pakai," ucapnya.

Baca juga: SMAN 8 Garut Kena Pembangunan Tol Getaci, Kepsek Khawatir Berdampak Psikologis ke Orang Tua Siswa

"Jadi jangan sampai pindah tapi tempat relokasinya belum siap, makanya ini harus jadi perhatian kita semua," lanjut Enjang.

Enjang menjelaskan, saat ini pihak sekolah merasa terganggu dengan ketidakpastian pembebasan lahan yang berakibat pada proses pembangunan sarana-prasarana.

"Mau bikin lab, mau renovasi masjid atau mau bikin pembangunan apa pun jadi terhambat karena pihak sekolah takut nantinya mubah," ucapnya.

Ia menyebut, pemerintah daerah juga harus memperhatikan hal tersebut lantaran itu menyangkut soal pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Garut.

Menurutnya, DPRD Jabar memiliki prinsip, jika pun harus dibebaskan maka gantinya harus sesuai harapan sekolah.

Baca juga: SMAN 8 Garut Bakal Kena Tol Getaci, Bupati: Relokasi Harus Dekat Jalan Raya

"Pemkab Garut juga jangan abai, ini harus jadi perhatian semua. Kalau kita DPRD prinsipnya harus apple to apple, lokasinya tidak jauh," ungkapnya.

Satu orang tua siswa SMAN 8 Garut, Siti Syamsiah (45), mengatakan, jika nantinya sekolah anaknya harus dipindah, ia berharap tetap ada di jalur Jalan Raya Cilawu.

Hal tersebut untuk memudahkan siswa-siswi yang berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum.

"Anak saya saat ini baru kelas 10, biasa pakai angkot sama tetangga juga banyak yang pakai angkot, kalau jauh kasihan juga. Harapannya sih tetap di tempat itu saja, jangan pindah," ujarnya.

Baca juga: UPDATE Terbaru 5 Desa di Kecamatan Kadungora Garut yang Bakal Dilintasi Jalan Tol Getaci

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berjanji akan mencarikan solusi atas dampak pembangunan Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) bagi SMAN 8 Garut.

Sekolah yang berada di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, itu harus digusur karena terkena dampak pembangunan Tol Getaci.

"Sudah disampaikan secara lisan kepada pak gubernur. Beliau bilang akan dicarikan solusi," kata Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Enjang Tedi, Jumat (17/3/2023).

Persoalan yang dihadapi SMAN 8 Garut dalam pembangunan Tol Getaci adalah mengenai belum jelasnya kapan pelaksanaan proyek, dan di mana lokasi baru sebagai tempat relokasi sekolah ini.

Baca juga: Proyek Tol Getaci Gusur Juga Bangunan Sekolah di Kabupaten Bandung, Bupati: Wajib Kita Dukung

Padahal, rencana pembangunan tersebut telah diketahui pihak sekolah sejak akhir 2020 lalu.

"Sekolah sudah mengetahui pembangunan Tol Getaci dan mereka akan terdampak. Tapi sejauh ini sampai sekarang, belum jelas kapan terlaksana dan dimana lokasi baru yang akan menjadi tempat relokasi bagi SMAN 8 Garut," ujarnya.

Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) ini menjelaskan, ketidakjelasan waktu pelaksanaan proyek dan tempat relokasi setidaknya membuat sejumlah pengembangan di SMAN 8 Garut terhambat.

Tak hanya itu, para orang tua siswa dan guru pun dibuat cemas oleh proyek strategis nasional tersebut.

"Mulai dari orang tua siswa yang cemas untuk menyekolahkan anaknya di SMAN 8 Garut, karena mereka berpikir sekolah akan pindah ke tempat jauh, hingga keragu-raguan SMAN 8 Garut mengembangkan fasilitas sekolah karena akan dibongkar lagi. Padahal belum tentu juga pelaksanaan pembangunan jalan tol ini dibangun di waktu dekat," ucapnya.

Selain berkomunikasi dengan Gubernur Ridwan Kamil, Enjang Tedi juga memastikan temuan terkait SMAN 8 Garut akan dicantumkan dalam laporan yang disampaikan pada unsur pimpinan Komisi V DPRD Jawa Barat.

Baca juga: UPDATE Terbaru 6 Desa di Kecamatan Cikancung Bandung Ini Bakal Terdampak Jalan Tol Getaci

Laporan ini, kata dia, mesti ditindaklanjuti dengan dibuatnya nota komisi.

"Karena pembangunan jalan ada di Komisi IV, kami akan mendorong agar pimpinan Komisi V melakukan koordinasi lintas komisi. Bagaimana pun juga PUPR Jawa Barat adalah mitra kerja dari Komisi IV, nanti kami akan dampingi jika Komisi V meminta keterangan atau penjelasan dari PUPR ini," katanya.

Kepala SMAN 8 Garut Jujun berharap sekolahnya mendapatkan solusi dari pemerintah, baik di daerah hingga tingkat pusat.

Jujun tak menampik jika rencana pembangunan Tol Getaci telah berdampak bagi sekolah yang ia pimpin.

"Kami mendukung program pembangunan yang direncanakan pemerintah, namun kami harap ada solusi terbaik," ujar Kepala SMAN 8 Garut.

Baca juga: SMAN 1 Pamarican Ciamis Bakal Tergusur karena Pembangunan Tol Getaci?

Seperti yang diberitakan sebelumnya, SMAN 8 Garut menjadi bangunan yang terdampak akan pembangunan tol Getaci.

Hampir seluruh bangunan sekolah masuk dalam rencana pembebasan lahan yang saat ini sedang dilakukan.

Kepala SMAN 8 Garut, Jujun, mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut setelah melakukan pertemuan dengan Kementerian PUPR dalam rangka sosialisasi pembebasan lahan untuk tol Getaci beberapa waktu lalu.

"Waktu itu kumpul di desa, sekolah kami ini disebutkan terdampak pembangunan tol Getaci. Mereka juga menjanjikan ada pergantian yang luas dari yang sekarang," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Rabu (15/3/2023).

Namun menurutnya hingga kini, pihaknya belum mendapat kepastian waktu kapan sekolahnya akan mulai dilakukan pembebasan.

Hal itulah, menurut Jujun, cukup menghambat proses kegiatan pengembangan infrastuktur sekolah berupa bantuan yang saat ini banyak ditawarkan kepada pihaknya.

Pihak sekolah menurutnya terpaksa banyak menolak sejumlah bantuan fisik, lantaran takut nantinya pembangunan tersebut tidak akan digunakan secara penuh oleh siswa.

"Ya itulah yang bingung, ini belum ada kepastian, apakah jadi atau tidak. Efeknya menghambat pada pembangunan sekolah. Kita juga tidak semangat untuk mengajukan bantuan, ragu-ragu," ungkapnya.

Baca juga: 3 Dusun di Desa Neglasari Ciamis Bakal Dilewati Tol Getaci, Harga Tanah Naik Tajam

Pihak sekolah menurutnya terpaksa banyak menolak sejumlah bantuan fisik, lantaran takut nantinya pembangunan tersebut tidak akan digunakan secara penuh oleh siswa.

"Ya itulah yang bingung, ini belum ada kepastian, apakah jadi atau tidak. Efeknya menghambat pada pembangunan sekolah. Kita juga tidak semangat untuk mengajukan bantuan, ragu-ragu," ungkapnya.

Selain berdampak pada infrastuktur, rencana pembebasan tersebut juga menurutnya berdampak pada psikologis para orang tua siswa yang hendak menyekolahkan anaknya ke SMAN 8 Garut.

"Orang tua siswa nanti tidak mau menyekolahkan anaknya ke sini, karena tidak tahu ke mana nantinya mereka akan pindah. Misalnya baru kelas dua harus pindah ke tempat jauh," ucap Jujun.

Pihaknya lebih menginginkan sekolahnya batal masuk dalam rencana pembebasan dalam pembangunan tol yang disebut terpanjang se-Indonesia itu.

Namun jika tetap masuk dalam rencana pembangunan, Dia menginginkan adanya kepastian dengan syarat tempat relokasi yang baru nantinya tetap berada di kawasan strategis dan memiliki kawasan yang luas.

"Dalam arti mudah dijangkau oleh angkutan, kalau misalnya ditempatkan di tempat lain yang terlalu ke dalam ini tidak mudah bagi siswa dan guru," ucapnya.

Baca juga: UPDATE Terbaru 1 Desa di Kecamatan Leuwigoong Garut yang Masuk Desa Terdampak Jalan Tol Getaci

Dalam peta rencana pembangunan, proyek strategis nasional yang menggunakan setengah lahan kompleks SMAN 8 Garut ini, menjadi pioner dalam program mitigasi bencana tingkat SMA atau sederajat itu.

Kepala SMAN 8 Garut Jujun mengatakan, rencana pembangunan Jalan Tol Getaci yang akan berdampak langsung terhadap sekolah telah diketahui sejak dua tahun lalu.

Namun, kata Kepala SMAN 8 Garut, sampai saat ini, sekolah belum mengetahui kapan proses pembangunan Tol Getaci bakal dilaksanakan.

Sudah sejak 2020, saya menerima informasi sekolah kami terdampak pembangunan Jalan Tol Getaci. Tapi sampai saat ini belum jelas kapan rencana pembebasan lahan dan pembangunan jalan tol dilakukan, kata Kepala SMAN 8 Garut, Selasa (14/3/2023).

Sebagai pelaksana kegiatan belajar mengajar di sekolah, ujar Jujun, para guru hanya pasrah dan mengikuti kebijakan pemerintah untuk mendukung program pembangunan jalan tol tersebut.

Jujun menyatakan, walaupun pelaksanaan pembebasan lahan dan pembangunan Tol Getaci belum jelas kapan dimulai, tetapi telah berdampak kepada program pengembangan sekolah.

Baca juga: UPDATE Terbaru 5 Desa di Kecamatan Kadungora Garut yang Bakal Dilintasi Jalan Tol Getaci

Saat sejumlah sekolah lain mendapat bantuan fisik dari pemerintah, seperti untuk pengembangan fasilitas lab (laboratorium), masjid sekolah, kami ragu untuk mengambil karena khawatir akan dibongkar lagi karena terkena proyek.

Sementara kami belum mengetahui kapan pembebasan dan pelaksanaan pembangunan dilakukan, ujar Jujun.

Selain itu, tutur Kepala SMAN 8 Garut, kekhawatiran lain pihak sekolah adalah menurunnya jumlah siswa yang akan mendaftar, karena isu pembangunan ini membuat para orang tua cemas bahwa SMAN 8 Garut akan dibongkar dan harus pindah.

Jujun berharap, jika nanti disiapkan lahan relokasi, sebaiknya kompleks bangunan baru berada di tempat yang mudah diakses siswa.

Syaratnya tempat strategis lagi. Sekolah ini kan mudah dijangkau angkutan umum. Kalau di tempat lain agak susah, terutama akses jalan dan keinginan ada pengganti lebih luas lagi, tutur Kepala SMAN 8.

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved