12 Tahun di Jazirah Arab, KH Muhammad Syabandi Pulang dan Dirikan Pesantren di Cilenga Tasikmalaya
12 Tahun di Jazirah Arab, KH Muhammad Syabandi Pulang dan Membangun Pesantren di Cilenga Tasikmalaya
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Bahkan, setelah kitab-kitab yang dimilikinya habis terjual, dia menyambung hidup dengan berjualan roti.
Baca juga: Hendak Wisata ke Kabupaten Tasikmalaya? Cuaca Hari Ini Diprediksi Cerah Berawan
“Dari tahun 1914, beliau tetap bertahan dengan kondisi seperti itu. Sampai akhirnya, KH Muhammad Syabandi bisa pulang ke kampung halamannya di Desa Cilenga (pada) tahun 1916,” jelas Farhan.
Tentu saja, kepulangannya ke tanah air tidak serta merta membawa barang-barang penting hasil masa belajarnya di Makkah, karena sudah habis terjual.
Baca juga: Bayi Perempuan yang Ditemukan dalam Kantung Kresek Hitam Dirujuk ke RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya
KH Muhammad Syabandi pulang ke Desa Cilenga berbekal ilmu semasa belajarnya di Makkah, serta pengalamannya saat menyaksikan gejolak politik perkembangan di Jazirah Arab.
“Barulah pada 1917, setelah KH Muhammad Syabandi kembali ke Desa Cilenga, beliau menyelenggarakan pendidikan kepesantrenan di kampung halamannya meskipun pada saat itu bangunan pesantrennya masih panggung, lantainya juga masih bambu,” pungkas Farhan. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.