Potensi Objek Wisata Teh Taraju, Bisa Sejahterakan Masyarakat dan Petani

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com Kabupaten Tasikmalaya, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Festival Teh Taraju digelar oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya di Pasir Andil, Desa Taraju, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Rabu (22/2/2023).

Dari empat rangkaian kegiatan Festival Teh Taraju, yakni kesenian tradisional, demo pengolahan teh dan kopi, games interaktif, serta live music, salah satu band asal Bandung yang bernama Mr Sonjaya turut memeriahkannya.

Dimas Dinar Wijaksana selaku vokalis Mr Sonjaya, sekaligus penggiat agraria seperti gurunya mendiang Mukti-Mukti, berharap jika petani teh di Desa Taraju tersebut sejahtera.

“Kalau kita ketahui ya, di Jawa Barat itu banyak penghasil teh, mulai dari Pangalengan salah satunya, nah, ini yang terbaik nih, Teh Taraju dari Kabupaten Tasikmalaya,” lengkap Dimas kepada TribunPriangan.com saat ditemui di lokasi acara pada Rabu (22/2/2023).

Tambahnya, ketika Desa Taraju menjadi desa wisata dan masuk ke dalam 4 besar di Jawa Barat, hal tersebut menjadi pesan untuk semua orang bahwa petani teh di Taraju harus sejahtera dari hulu sampai hilir.

“Tehnya potensi banget, karena tadi saya kan diberi Teh Taraju ini, ternyata Tehnya memang enak banget,” ungkap Dimas.

Ia juga menilai, bahwa secara ekonomi, hal lain seperti kunjungan wisatawan yang datang ke Desa Taraju untuk melihat cara memetik teh yang benar atau cara memproses teh supaya rasanya enak, itu akan menjadi pemasukan tersendiri jika dikelola dengan baik oleh masyarakatnya sendiri. 

“Mungkin bisa melibatkan aparat desa atau siapa gitu supaya terkelola dengan baik. Jadi orang (red: wisatawan) tidak hanya melihat ke sini terus cuma lewat doang, tapi ini lho, kenapa kita jadi yang terbaik. Potensi itu yang patut diperlihatkan,” usul Dimas.

Tambahnya, perihal pertanyaan ‘kenapa Teh Taraju jadi yang terbaik?’ atau ‘kenapa teh Taraju lebih enak dari teh di daerah lain?’ merupakan pertanyaan yang patut dipertimbangkan, mengingat pertanyaan tersebut memiliki nilai penting selain daun tehnya sendiri yang menjadi komoditas.

“Mulai dari cara memetik tehnya juga bisa jadi sebuah atraksi ya, dalam tanda kutip, supaya orang-orang lebih ‘wow! bagus nih untuk dikunjungi Festival Teh Taraju’, dari situ saja kita sudah paham, padahal di sini mungkin ada tanaman kopi, tapi kenapa Festival Teh Taraju bukan Festival Kopinya?” lengkap Dimas.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa di Desa Taraju tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk tidak hanya mensejahterakan warganya saja, melainkan juga para petaninya.

Sehingga Dimas berharap supaya pihak Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya  mengakomodir nilai-nilai lainnya yang terhubung dengan Teh Taraju ini.

“Ya terkait Taraju, ya mungkin kalau saya sih balik lagi ke soal kesejahteraan petaninya. Makanya saya harap pemerintah menjadi rekan untuk petani, bahwa industri teh ini harus sejahtera dari hulu sampai hilir, dari mulai produsen sampai konsumen. Seperti Tegal (Jawa Tengah) punya Teh Gucci, kenapa tidak di Desa Taraju ini menjadi ikon? Itu tentu harus melibatkan juga pemuda-pemudi di Kabupaten Tasikmalaya khususnya,” papar Dimas.

Dalam mengemas Teh Taraju, tambahnya, banyak hal-hal yang dapat dikembangkan namun cukup berdampak pada kesejahteraan petani beserta masyarakat Desa Taraju.

“Termasuk dengan Featival Teh Taraju ini. mungkin dengan mendatangkan Bapak Bupati Ade Sugianto ke sini, itu bisa mendatangkan kawan-kawan musik, dan kawan-kawan seni yang lain, itu juga ‘kan bisa menjadi modal untuk lebih memperkenalkan Taraju ini lebih luas,” pungkasnya. (*)