Kelangkaan Minyak Goreng

Teten Masduki: Minyak Makan Merah Bisa Jadi Solusi Kelangkaan Minyak Goreng

MenKopUKM Teten Masduki mengungkapkan, pengembangan minyak makan merah bisa menjadi solusi bagi persoalan terkait minyak goreng

(Dok. KemenKopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak makan merah, sekaligus meresmikan pabrik CPO Koperasi Sawit Makmur bekerja sama dengan PT BGMPA di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (31/1/2023) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menjelaskan, pengembangan minyak makan merah bisa menjadi solusi bagi persoalan terkait minyak goreng yang kini langka di pasaran.

Di sisi lain, minyak makan merah juga dapat menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani sawit di tanah air.

Teten sendiri baru saja melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik minyak makan merah, sekaligus meresmikan pabrik CPO Koperasi Sawit Makmur bekerja sama dengan PT BGMPA di Desa Tajau Mulya, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, Selasa (31/1/2023).

"Hilirasasi kelapa sawit yang dilakukan oleh Koperasi Sawit Makmur, mudah-mudahan bisa menjadi role model bagi koperasi petani sawit di Kalimantan. Tidak boleh gagal, karena pemerintah akan menghentikan program ini jika gagal. Ini akan menjadi fondasi dan tonggak kebangkitan petani di tanah air," kata Teten Masduki dalam keterangan resmi.

Baca juga: Minyakita di Jawa Barat Mulai Langka, Disperindag: Masih Diselidiki

Teten menjelaskan, pihaknya telah diutus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk lebih menyejahterakan petani sawit di Indonesia.

Presiden Jokowi ingin petani sawit yang menguasai 41,42 persen kebun sawit di Indonesia tidak menjual TBS (Tandan Buah Segar) ke industri.

"Presiden ingin kesejahteraan petani sawit meningkat. Oleh karena itu pengembangunan pabrik minyak merah khusus untuk koperasi petani sawit, bukan untuk korporasi besar, hal tersebut menjadi bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani sawit," imbuh Teten dikutip dari Kompas.com.

Lebih lanjut, Teten mengatakan dengan harga yang bersaing berkisar Rp 9.000 per liter masyarakat dapat mengakses minyak yang sehat dan murah.

"Minyak makan merah memiliki khasiat yang baik untuk tubuh, bahkan dapat mencegah stunting dengan memiliki vitamin A dan E," terang Teten.

Pada kesempatan yang sama Ketua Koperasi Sawit Makmur Samsul Bahri mengatakan, pihaknya hingga kini telah mengelola lahan kebun sawit seluas 11.750 hektar (ha) dan memiliki anggota yang beranggotakan petani sawit swadaya mandiri yang tersebar di 8 kecamatan dan 32 desa.

Baca juga: Rumah Makan Ampera Kota Bandung Kebakaran Diduga Berasal dari Cipratan Minyak Panas

"Koperasi kami masih menjadi satu-satunya koperasi di Indonesia yang memiliki kebun dan pabrik yang sangat besar. Kami juga sudah menerima dan mengolah TBS sampai 150.000-200.000 ton per hari dan berkontribusi sebesar Rp 47 miliar per tahun kepada negara," kata Samsul Bahri.

Dengan kemampuan produksi tersebut, Samsul yakin pembangunan pabrik minyak makan merah dapat menjadi solusi dalam mengatasi kelangkaan minyak goreng di masyarakat, sementara itu Bupati Tanah Laut Muhammad Sukamta menambahkan, dengan pembangunan pabrik minyak makan merah tidak akan terjadi lagi krisis minyak goreng karena krisis bisa diatasi dengan minyak makan ini.

"Saya merasa sudah saatnya Tanah Laut punya pabrik pengolahan kelapa sawit sendiri sebagai hilirisasi produksi sawit di Kabupaten Tanah Laut. Akan ada multiplier effect bagi masyarakat dan ini dapat menjadi pilihan pemenuhan kebutuhan masyarakat," tandas Sukamta.

Baca juga: Dinkes Garut Sediakan Minyak Goreng Gratis agar Warga Mau Divaksin

Kelangkaan di beberapa daerah

Isu kelangkaan minyak goreng juga terjadi di beberapa daerah termasuk di Jawa Barat dengan merek minyak goreng curah lokal Minyakita.

Kelangkaan tersebut pun sedang dalam penyidikan Disperindag dan Satgas Pangan setempat.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Barat, Iendra Sofyan, masih menyelidiki kelangkaan Minyakita.

Menurunya, kelangkaan disebabkan adanya penimbunan yang dilakukan para pelaku usaha. (*)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved