Gempa Cianjur

Infrastruktur Minim, Warga Cianjur Tandu Jenazah Sejauh 16 KM, Berjalan Kaki Selama 6 Jam

Berjalan kaki selama hampir enam jam, warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menandu jenazah sejauh 16 KM karena kondisi infrastruktur yang minim

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Warga Cianjur, Jawa Barat, menandu jenazah sejauh 16 kilometer untuk diantarkan ke rumah duka karena tidak punya akses jembatan yang memadai.(Dokumentasi warga) 

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Berjalan kaki selama hampir enam jam, warga di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menandu jenazah sejauh 16 kilometer karena kondisi infrastruktur yang minim.

Warga Kampung Cikurutug, Desa Mekarsari, Kecamatan Naringgul, Cianjur ini menggotong jenazah menggunakan kain sarung untuk diantarkan ke rumah duka.

“Terpaksa dengan cara ini karena akses ke kampung kami tidak bisa dilalui kendaraan. Jembatan tak kunjung dibangun,” kata Iwan (45) salah satu warga setempat, Rabu (4/1/2023).

Iwan mengatakan, jenazah yang ditandu merupakan warga setempat yang meninggal saat menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Purwakarta.

Baca juga: Cerita Mensos Tri Rismaharini Habiskan Waktu Seharian di Tenda Pengungsi Gempa Cianjur

Baca juga: Pemkab Cianjur akan Bantu Warga Bangun Hunian Darurat, Masing-masing Dapat Rp 1 Juta

"Warga bergantian membawa jenazah dengan jarak tempuh 16 kilometer, dan memakan waktu hampir 6 jam," ujarnya.

Iwan berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan sebagaimana yang pernah dijanjikan sebelumnya.

"Dari dulu hanya janji, tapi sampai sekarang tidak ada realisasinya. Padahal kami sangat membutuhkan jembatan. Meski kami tinggal di pelosok tapi ingin juga merasakan pemerataan pembangunan,” ujar Iwan.

Kepala Desa Mekarsari Saleh Hermawan membenarkan kejadian tersebut karena ambulans yang membawa jenazah warganya itu tidak bisa menjangkau lokasi rumah duka karena akses yang tidak memadai.

Baca juga: Status Ngenes Warga Cianjur Diguncang Gempa Awal Tahun, Langit Tanpa Kembang Api

“Jadi (ambulans) hanya sampai Kampung Cigaru untuk selanjutnya oleh warga kami dijemput untuk ditandu secara bergantian,” kata Saleh dikutip dari Kompas.com, Kamis (5/1/2023).

Saleh juga membenarkan bahwa selama ini warganya hanya bisa memanfaatkan jembatan gantung yang sudah lapuk untuk beraktivitas sehari-hari.

“Ada juga yang memaksakan berkendaraan dengan cara turun ke sungai. Tapi itu sangat berbahaya,” tambahnya.

Baca juga: Kisah Pilu Pengungsi Gempa Cianjur: Jangankan Tahun Baruan, Stok Logistik pun Sudah Mau Abis

Saleh mengatakan, sempat ada bantuan untuk pembangunan jembatan, namun sejak 2021 progres pengerjaannya baru sebatas pemasangan pondasi abutment.

“Sampai saat ini belum ada kejelasan perihal kelanjutan dari pembangunannya,” ucapnya.

Karena itu, pihaknya berharap pembangunan jembatan bisa diselesaikan karena keberadaannya sangat vital bagi warga yang tinggal di wilayah pelosok tersebut.

“Kalau hanya mengandalkan dari dana desa tentu tidak akan mampu untuk membangunnya,” ujar Saleh.(*)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved