Cerita Warga Tasikmalaya Merawat Bangunan Heritage yang Dibangun Tahun 1890

Pemilik rumah yang dibangun pada tahun 1890 mengungkap betapa sulitnya merawat nilai-nilai warisan (heritage) Tasikmalaya

Penulis: Aldi M Perdana | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/aldi m perdana
Bangunan kuno yang dibangun pada tahun 1890 di salah satu sudut Kota Tasikmalaya 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, TASIKMALAYA - Pemilik rumah yang dibangun pada tahun 1890 mengungkap betapa sulitnya merawat nilai-nilai warisan (heritage) Tasikmalaya, terutama rumah yang dihuni oleh dirinya.

“Tadinya bangunan ini tuh milik keluarga besar, tapi tidak digunakan untuk apa-apa, hanya sebagai gudang saja dan tidak terawat dengan baik,” ungkap Rina yang saat ini menempati rumah yang dibangun pada 1890 tersebut kepada TribunPriangan.com pada Minggu (18/12/2022).

Sambungnya, Rina beserta suaminya, Irwan, berinisiatif untuk menempati bangunan kuno itu. Selain untuk membuka usaha, mereka juga berniat untuk merawat bangunan kuno milik keluarga besarnya tersebut.

“Bangunan yang sudah lama tidak dipakai itu kan udaranya lembap, dan berpengaruh pada dindingnya, bisa berlumut dan berjamur. Belum kerusakan akibat hama. Sirkulasi udara juga harus diatur ulang. Hal-hal seperti itu memang perlu usaha ekstra,” jelas Rina.

Tak hanya waktu dan tenaga, lanjut Rina, mereka juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit guna menjaga bangunan dengan nilai heritage ini.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Tasikmalaya Diguyur Hujan Siang dan Malam Hari

“Kami membuka usaha kedai di bangunan ini, ya karena itu, selain membuka usaha, kami juga sekalian merawatnya,” tambah Rina.

Diketahui, bangunan tersebut juga berkaitan dengan awal mula usaha batik di daerah Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Melalui keterangan pihak keluarganya, rumah yang dibangun pada 1890 ini sempat menjadi gudang penyimpanan kain-kain batik.

Kedai yang bernama Tjinere milik Rina, yang menempati bangunan kuno tersebut, juga menjadi tempat digelarnya pameran 17 lukisan bangunan kuno karya Alexandreia Indri Wibawa, seniman lukis Chinese Painting asal Tasikmalaya.

Rina berharap, dengan digelarnya pameran lukisan bangunan kuno ini, dapat menjadi titik awal kepedulian masyarakat terhadap bangunan-bangunan lainnya yang memiliki nilai sejarah.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini, Kabupaten Tasikmalaya Hujan Seharian

“Tidak hanya bangunan yang ditempati Kedai Tjinere saja. Tapi juga bangunan kuno lain yang benar-benar terbengkalai, yang nasibnya tidak sebaik bangunan Kedai Tjinere ini,” sambung Rina.

Belum adanya Peraturan Daerah (Perda) di Tasikmalaya yang menyoroti terkait Cagar Budaya, Rina beserta penggiat sejarah menggelar diskusi terkait hal ini di Kedai Tjinere.

Hadi Riaddy selaku Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya, menghadiri kegiatan diskusi tersebut.

"Silakan, komunitas-komunitas yang peduli akan sejarah atau siapapun itu yang benar-benar peduli, ayo, mulai melakukan pendataan bangunan-bangunan kuno di Tasikmalaya, supaya kita bisa ajukan bersama-sama dan melahirkan Perda perihal ini," lengkap Hadi.

Pameran lukisan ini rencananya dibuka sampai 29 Januari 2023 mendatang dan berlokasi di Kedai Tjinere, Jalan Mohamad Hatta Nomor 16, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. (*)

Baca juga: Remaja Kepergok Simpan Miras dalam Tas, Bukan Perlengkapan Belajar atau Buku

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved