Tb Hasanuddin Minta Pemerintah Pusat Perhatikan Warga Surian yang Terdampak Bendungan

Masyarakat Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat semakin hari semakin menderita akibat akses jalan mereka untuk ke Kabupaten Subang

Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/Kiki andriana
Warga Kecamatan Surian yang terdampak limpasan air bendungan Sadawarna menggeruduk kantor Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Rabu (14/12/2022) sore. 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Masyarakat Kecamatan Surian, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat semakin hari semakin menderita akibat akses jalan mereka untuk ke Kabupaten Subang dan Kabupaten Indramayau terendam luapan air bendungan Sadawarna.

Masyarakat di daerah paling utara Kabupaten Sumedang ini tak bisa melakukan berbagai aktivitas seperti berjualan, bekerja, dan bersekolah, sebab jalan sepanjang tiga kilometer di Desa Surya Medal kini tenggelam.

Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) Tubagus Hasanuddin mengatakan derita masyarakat itu perlu perhatian pemerintah pusat.

"Keadaan di lapangan setelah ditinjau, ternyata masyarakat terputus akses sosial dan ekonominya, akibat luapan itu," kata Hasanuddin kepada TribunJabar.id, Kamis (15/12/2022) melalui sambungan telepon. 

TB Hasanuddin mengatakan bahwa jalan lingkar yang dijanjikan kepada masyarakat baru akan dibangun pada Januari-Februari 2023. 

Itu dinilai waktu yang lama bagi masyarakat. Sebab, jalan terendam selama 2 pekan saja, akibatnya sudah besar. 

Masyarakat sendiri sudah berunjuk rasa ke kantor Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS) pada Rabu (14/12/2022), untuk menagih janji. Dari PPS, masyarakat pulang kembali ke Surian dengan membawa janji yang baru.

"Ini semua sebagai akibat dari perencanaan yang acak adut (buruk dan semerawut). Kenapa tidak dipikirkan dampaknya?" kata Hasanuddin.

Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mengatakan pemerintah pusat harus memberikan perhatian bahwa dalam persoalan ini ada perencanaan yang tidak memperhatikan masyarakat di desa.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum memberikan solusi dengan 4 perahu untuk dipakai masyarakat menyebrang. Namun, Hasanuddin menilai hal itu bukan solusi, malah undangan kepada bahaya. 

"Ini menurut hemat saya, solusi dengan 4 perahu itu bukan solusi"

"Pertama tidak cukup, kedua mereka tak terbiasa menggunakan perahu dan tidak tahu bagaimana berperahu di kedalaman air sekian dalam itu,"

"Bisa jadi kalau ada angin atau arus deras bica celaka, masyarakat lagi yang jadi korban," kata anggota DPR dari dapil Sumedang-Majalengka-Subang itu.(*)

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved