Gempa Bumi Cianjur
Pasokan Air Bersih Mulai Langka, Korban Gempa Cianjur Keluhkan Gatal Hingga Diare
Kelangkaan Air Bersih di tenda pengungsian, Korban Gempa Cianjur Keluhkan Gatal-gatal hingga Diare
Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: Gelar Aldi Sugiara
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Hari ke-11 paska gempa bumi mengguncang Kabupaten Cianjur, para pengungsi mulai mengeluhkan berbagai macam penyakit yang bermunculan.
Hal tersebut diakui oleh relawan Kesehatan dari Universitas Esa Unggul, Evi Medina di posko Desa Ciputri, Kampung Tunggilis, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Kata Evi, banyak korban gempa Cianjur datang kepada paramedis untuk memeriksa kesehatan dengan berbagai keluhan yang dibawa, seperti gatal-gatal, iritasi kulit, demam, flu, hingga diare.
Baca juga: Berbagai Jenis Bantuan Terus Mengalir untuk Korban Gempa Cianjur
"Macam-macam (keluhan penyakitnya)," kata Evi saat ditemui di area pengungsian Tunggilis, Kamis (1/12/2022).
Penyakit-penyakit tersebut bermunculan ditengarai oleh kesulitan para korban gempa Cianjur dalam mendapatkan air bersih dan kurangnya sarana sanitasi.
Bahkan untuk mandi sekalipun, kata Evi, para pengungsi di posko Kampung Tunggilis harus mengambil air dari aliran sungai.
Baca juga: Seorang Korban Gempa Cianjur Meninggal di Tenda Darurat, Kedinginan Tidur di Tanah Basah
"Karena air bersih memang sulit di sini. Untuk mandi, wudhu saja mereka pakai aliran air ini (sungai)," ucap Evi.
Tak hanya itu, kondisi di dalam tenda yang kerap berdempetan dengan pengungsi lain juga memicu tingginya penularan.
Selain gatal-gatal, para pengungsi yang berada di dalam tenda juga rentan terjangkit flu dan batuk serta sesak nafas.
Baca juga: 2 Pengungsi Meninggal Karena Kedinginan, Atalia Sebut Kebutuhan Air Bersih dan Selimut Mendesak
"Iya karena mereka berdempetan, kalau yang satu (warga) gatal-gatal pasti gampang nularnya, kalau misalnya ada yang flu juga pasti nularnya cepet," ucapnya.
Dikutip dari Tribun Jabar, pengungsi banyak yang mengeluhkan gatal-gatal dan infeksi pada luka akibat tertimpa benda saat gempa terjadi, dan ada pula yang membawa balita dengan keluhan demam. (*)