Gempa Bumi Cianjur

Gempa Bumi Cianjur Termasuk Skala Kecil Namun Merusak, Ini Penjelasan BMKG

gempa Cinanjur 5,6 tidak besar, tapi menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

Foto: THINKSTOCK
Seismograf 

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, skala gempa bumi yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) siang sebenarnya tidak terlalu besar.

Namun, gempa bermagnitudo 5,6 itu menimbulkan kerusakan signifikan karena berjenis tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

"Karakteristik shallow crustal earthquake sangat dangkal. Jadi memang energinya itu dari pusat yang dipancarkan, yang diradiasikan ke permukaan tanah itu masih kuat," kata Daryono dikutip dari tayangan Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Selain itu, kata Daryono, struktur bangunan di wilayah terdampak tidak memenuhi standar tahan gempa.

Baca juga: BREAKING NEWS! Update Korban Gempa Cianjur, 268 Meninggal dan 1083 Luka-luka

Baca juga: Seusai Dihantam Gempa, Warga Cianjur Diminta BMKG Waspadai Banjir Bandang dan Longsor

Banyak rumah yang dibangun tanpa mengindahkan struktur aman gempa karena menggunakan besi tulangan atau semen standar.

Lokasi permukiman penduduk berada di daerah tanah lunak juga menyebabkan resonansi gelombang gempa yang akhirnya mengamplifikasi atau memperbesar dampak getaran gempa.

Belum lagi, di daerah perbukitan atau lereng, rumah-rumah penduduk mengalami kerusakan parah lantaran topografi wilayah tersebut tidak stabil.

"Gempa itu sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tapi bangunan yang tidak standar aman gempa yang kemudian roboh yang menimpa penghuninya itu menjadi penyebab jatuhnya korban jiwa dan luka," ujar Daryono.

Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, BMKG Mencatat 100 Lebih Gempa Susulan Terjadi di Cianjur dan Sukabumi

Lebih lanjut, Daryono menjelaskan, gempa Cianjur dipicu oleh pergerakan sesar Cimandiri.

Dalam sejarahnya, daerah-daerah di sekitar sesar Cimandiri kerap diguncang gempa, termasuk yang berkekuatan besar.

Beberapa gempa yang dampaknya sangat merusak misalnya terjadi pada tahun 1844, 1879, 1910, dan 1912, kemudian, sejak penggunaan seismograf, tercatat pada tahun 1969 terjadi gempa bermagnitudo 5,4 di kawasan tersebut yang menimbulkan banyak korban dan kerusakan.

Lalu, pada 1982 terjadi gempa bermagnitudo 5,5 dengan tujuh korban luka dan banyak rumah rusak.

Kemudian pada Juli 2000, terjadi gempa bermagnitudo 5,4 dan 5,1 yang mengakibatkan lebih dari 1.900 rumah rusak.

Baca juga: Terjadi 25 Gempa Susulan di Cianjur, BMKG: Potensi Gempa Susulan Masih Ada

Setelahnya, sempat terjadi beberapa kali gempa besar hingga terbaru pada 21 November 2022 yang dampaknya juga sangat merusak.

"Rata-rata gempa yang terjadi di zona ini tidak ada yang melebihi 6,0, semuanya bermagnitudo 5 koma," terang Daryono. (*)

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved