Seismograf Alat Pendeteksi Gempa
Apa Itu Alat Pendeteksi Gempa Bumi, Seismograf? Simak Begini Penjelasan dan Fungsinya
Seismograf merupakan instrumen pendeteksi gempa bumi yang dilengkapi dengan rekaman serta sistem perhitungan waktu pencatatan getaran tanah
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM - Tribuners, tentu kamu sudah mengetahui tentang salah satu alat pendeteksi gempa yaitu Seismograf.
Seismograf merupakan instrumen pendeteksi gempa bumi yang dilengkapi dengan rekaman data atau seismogram, serta sistem perhitungan waktu pencatatan getaran tanah hasil rambatan gelombang gempa bumi.
Rekaman data ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang gempa bumi seperti asal kejadian, pusat gempanya dimana, kedalamannya berapa, kekuatan serta parameter gempa lainnya.
Baca juga: Gempa Bumi di Cianjur Termasuk Gempa Tektonik, Apa itu Gempa Tektonik? Ini Penjelasannya
Tahukah kamu, Alat pendeteksi gempa bumi pertama kali ditemukan di Tiongkok pada 132 SM oleh Zhang Heng.
Alat ini memiliki bentuk seperti guci dengan ornamen delapan kepala naga, yang masing-masing kepala menghadap ke setiap arah mata angin.
Cara kerja alat pendeteksi gempa bumi pertama ini pun cukup sederhana, yaitu untuk memperkirakan arah dan besaran getaran berdasarkan suara dari bola di mulut naga yang jatuh.
Baca juga: Gempa Bumi di Cianjur Termasuk Gempa Tektonik, Apa itu Gempa Tektonik? Ini Penjelasannya
Perkembangan Seismograf modern tidak lepas dari sosok John Milne.
Seismograf pendulum horizontal rancangan Milne dan rekannya jadi cikal bakal perangkat seismograf yang digunakan hingga saat ini.
Mesin ini nantinya akan merekam getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis patahan di bumi.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Muhadjir Effendy: Penanganan Bencana Dibutuhkan Anggaran Rp26,5 Miliar
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Lima Warga Korban Gempa Berhasil di Evakuasi Petugas Gabungan
Gelombang gerak ini dapat berupa salah satu dari dua jenis gelombang primer (P) atau gelombang sekunder (S), yang bergerak dengan kecepatan berbeda.
Sementara itu, pengamatan aktivitas gempa bumi di Indonesia telah dilakukan sejak zaman kolonial belanda tahun 1898.
Dan sepanjang tahun 2019, BMKG telah memasang seismograf di 194 titik lokasi di Indonesia.(*)