Jamaah Haji Reguler
Daftar Tunggu Jamaah Haji Reguler Capai 5 Juta Orang, Ace Hasan Syadzily: Harus Perbaiki Pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji pada situasi pandemi Covid-19 sangat terbatas, hanya untuk jamaah Arab Saudi atau warga negara lain yang ada di Arab Saudi
Penulis: Dwi Yansetyo Nugroho | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
Laporan Wartawan TribunPriangan.com. Nazmi Abdurahman
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Daftar tunggu jamaah haji reguler di Indonesia hingga kini telah mencapai 5.073.767 orang.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ace Hasan Syadzily, saat menjadi narasumber Jagong Masalah Umrah dan Haji (Jamarah) Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 Angkatan I, di Bandung Sabtu (12/11/2022).
Menurutnya, penyelenggaraan ibadah haji pada situasi pandemi Covid-19 sangat terbatas, hanya untuk jamaah Arab Saudi atau warga negara lain yang ada di Arab Saudi saja, kondisi itu tentu berakibat pada semakin menumpuknya daftar tunggu atau waiting list jamaah haji dari negara lain, termasuk Indonesia.
Baca juga: Mengenal Java Sporties Aquatic Therapy, Metode Terapi Air Pertama di Bumi Priangan yang Wajib Dicoba
"Alhamdulilah pada tahun 2022 kegiatan ibadah haji dari luar negara Arab Saudi bisa dilaksanakan kembali dengan lancar. Bahkan, saya waktu haji kemarin sempat berdiskusi dengan para jamaah haji yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat (KBB)," ujar Ace.
Kementrian Agama (Kemenag), sebagai penyelenggara ibadah haji, kata dia, harus membuat perencanaan yang baik untuk musim haji mendatang.
Jumlah daftar tunggu jamaah haji itu, kata Ace, belum termasuk dari daftar waiting list jamaah haji khusus yang jumlahnya mencapai 97.701 orang. Padahal, ujar Ace, semakin lama antrian jamaah, semakin banyak dana setoran jamaah yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Baca juga: Denise Chariesta Sindir Denny Sumargo Lewat Firman Tuhan, Ada Apa?
"Untuk itu kita telah melakukan evaluasi penyelenggaraan Ibadah Haji 1443/2022 agar kedepan penyelenggaraan ibadah haji bisa semakin baik," katanya.
Kemenag, kata Ace, harus memberikan penjelasan kuota yang tidak terpenuhi, dari 100.051 kuota, terpenuhi 99.887 jamaah yang berangkat. Termasuk pelayanan di Masyair yang dirasa tidak seperti yang diharapkan.
"Pelayanan di Masyair, walaupun terjadi peningkatan (layanan) namun ini tidak sebanding dengan biaya yang diberikan," ucapnya.
Baca juga: Profil dan Sejarah Band Jamrud, Grup Band Legendaris Pengisi Opening Ceremony Porprov XIV Jabar 2022
Saat ini, kata Ace, sisa anggaran dari penyelenggaraan haji masih besar yakni Rp. 546 miliar. Kemenag juga harus mendorong terciptanya ekosistem ekonomi haji, yaitu bagaimana produk-produk Indonesia betul-betul bisa dimanfaatkan bagi jamaah haji Indonesia juga.
"Jadi, jangan sampai misalnya sayur-sayuran dari Thailand, kemudian Ikan Patin dari Thailand, beras dari Vietnam. Jadi, ini harus ada komitmen politik kita untuk mendorong agar haji ini kembali ke kita juga" katanya.
Komisi VIII DPR RI, kata dia, terus mendorong kualitas penyelenggaraan lebih baik melalui berbagai revisi regulasi tentang haji seiring dengan dinamika, tantangan serta perkembangan yang terjadi.
Baca juga: Profil dan Sejarah Band Jamrud, Grup Band Legendaris Pengisi Opening Ceremony Porprov XIV Jabar 2022
"Kemarin kita tidak membayangkan akan ada Covid, kedepan maka pelayanan kesehatan harus lebih kuat dan dipersiapkan. Jangan sampai ada kebijakan tambahan kuota 10 ribu jamaah kita justru kelabakan padahal ada banyak jamaah yang masuk daftar tunggu," ucap nya.
Revisi regulasi tersebut, kata Kang Ace, salah satunya menjadi jawaban terkait situasi yang terjadi.
"Makanya dalam revisi UU Haji kita akan memasukan pasal-pasal tentang pengaturan pengelolaan visa haji yang menjadi tiga kelompok yakni visa reguler, visa khusus dan visa untuk haji furodah," katanya.
Baca juga: Mengenal Java Sporties Aquatic Therapy, Metode Terapi Air Pertama di Bumi Priangan yang Wajib Dicoba
Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat, Ajam Mustajam pun mendesak agar pemerintah bisa menentukan standarisasi subsidi haji dan disampaikan kepada masyarakat terutama para jamaah lebih awal.
Menurut Ajam, jamaah haji dari Jabar itu potensinya sangat besar, maka kedepan tata kelola haji dan umrah juga bisa berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat.
"Alhamdulilah mulai November 2022 setiap jamaah haji dan umrah akan berangkat dari dari Bandara Kertajadi. Perputaran dana umroh Jabar mencapai 9 triliun pertahun tentu harus berdampak pada ekonomi Jabar," ujar Ajam.