Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Masih Sesuai Rencana
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menjelaskan pernyataan
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menjelaskan pernyataan Wakil Gubernur Jabar UU Ruzhanul Ulum terkait proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang molor hingga 2029.
Bambang mengatakan yang dimaksud oleh Uu, tol tersebut baru bisa tuntas tersambung hingga Cilacap pada 2029, dan hal ini masih sesuai dengan rencana awal. Proyek Getaci sendiri terbagi ke dalam dua tahapan.
"Tahap pertama Gedebage-Tasikmalaya, kemudian tahap kedua Tasikmalaya-Cilacap. Nah untuk Tasikmalaya-Cilacap itu berpotensi dioperasionalkannya sampai dengan 2029," katanya ketika dihubungi, Selasa (11/10/2022).
Ia mengatakan pembagian tahapan ini sangat bisa dimengerti dan wajar dalam sebuah proses pembangunan tol, apalagi sebagai tol terpanjang di Indonesia. Terlebih Getaci memiliki panjang hingga 206,6 kilometer, dan memakai konstruksi perkerasan kaku atau betonisasi.
Bambang mengatakan dua tahap pembangunan Getaci pun pada teknisnya kembali dibagi menjadi empat fase atau seksi. Seksi I Gedebage-Garut Utara yang direncanakan selesai 2025, kemudian Seksi II Garut Utara-Tasikmalaya selesai pada 2027. Kemudian seksi III Tasikmalaya-Patimuan kemungkinan tuntas pada 2030, begitu pula Seksi IV Patimuan-Cilacap.
"Jadi apa yang disampaikan Pak Wagub ada potensi kemunduran sampai dengan seksi IV. Problemnya banyak hal," katanya.
Ia mengatakan persoalan yang bisa membuat proyek tersebut molor antara lain soal pengadaan tanah serta kondisi dan teknis geografis. Ini menjadi dua hal yang menjadi variabel penentu keterlambatan.
"Potensi itu yang sedang kita dorong bersama baik pemerintah daerah juga membantu untuk mengakselerasi, karena kita semua butuh tol Getaci," katanya.
Ia mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat saat ini di lapangan tengah memproses pengadaan tanah dari Gedebage sampai ke Garut. Menurutnya urusan pembebasan lahan sendiri tidak mudah karena sejumlah kendala seperti perubahan bidang tanah, tanah kas desa yang harus diganti lewat mekanisme panjang.
Ia optimistis jika semua pihak kompak mewujudkan dan menuntaskan urusan di lapangan, maka Tol Getaci bisa terwujud sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan memulai pembangunan Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Getaci) yang akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah bagian selatan
Jalan Tol Getaci merupakan Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pada Senin (31/1/2022) pun telah dilaksanakan Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian Regres Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Jalan Tol Getaci di Auditorium Kementerian PUPR.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Danang Parikesit, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) M Wahid Sutopo, serta Direktur Utama PT Jasamarga Gedebage Cilacap Johannes Mancelly.
"Dalam pelaksanaan pembangunan Tol Getaci saya ingin mengingatkan cepat is a must but not sufficient. Saya berharap untuk tetap menjaga kaidah-kaidah lingkungan hidup agar tidak merusak bukit-bukit yang ada. Selain itu juga agar menghindari memotong pohon yang tidak perlu. Ini merupakan perintah bapak Presiden Jokowi pesannya adalah dalam membangun jangan merusak lingkungan," ujar Menteri Basuki melalui siaran tertulisnya.
Menteri Basuki juga mengatakan selama proses konstruksi juga harus tetap memperhatikan kualitas pembangunan. sehingga hasilnya bukan hanya tersambung tapi juga agar lebih nyaman yang merupakan tuntutan untuk digunakan masyarakat.
"Jalan Tol Getaci khususnya di wilayah Gedebage ini struktur geologinya cukup rumit dengan banyak batuan gunung yang rawan longsoran, sehingga perlu penanganan khusus selama proses konstruksi," kata Menteri Basuki.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit dalam laporannya juga menambahkan, dengan dibangunnya Jalan Tol Getaci diharapkan peningkatan konektivitas dan ekonomi di Indonesia khususnya di kawasan selatan Pulau Jawa yang berada di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah, serta mendukung Kawasan Pariwisata Pangandaran.
Dikatakan Danang, Jalan Tol Getaci akan mulai konstruksinya pada Triwulan III Tahun 2022 setelah diperoleh tanah bebas dan diharapkan bisa lebih cepat.
"Sesuai pesan bapak Presiden Jokowi serta bapak Menteri Basuki pada tahun 2022 ini adalah tahun kualitas, kita semua mengharapkan pekerjaan proyek tol ini memiliki hasil dengan kualitas yang semakin lebih baik dengan standar internasional," ujarnya.
Jalan Tol Getaci sepanjang 206,65 km melintas di dua provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat sepanjang 171,40 Km dan Provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,25 Km dengan total Panjang 206,65 Km.
Untuk tahap 1 yakni Seksi 1 JC Gedebage – SS Garut Utara, dan Seksi 2 SS Garut Utara – SS Tasikmalaya dengan target operasi pada tahun 2024. Kemudian tahap 2 terdiri dari Seksi 3 SS Tasikmalaya – SS Patimuan, dan Seksi 4 SS Patimuan – SS Cilacap dengan target operasi pada tahun 2029.
Masa pengusahaan Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap adalah selama 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dengan nilai investasi sebesar Rp 56,20 triliun yang dilaksanakan oleh PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang dibentuk oleh konsorsium pemenang lelang.
Konsorsium selaku pemenang pelelangan proyek ini terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga-PT Sarana-PT Gama Group, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero Tbk (Konsorsium).
Ruas Tol Getaci pada tahap konstruksi dan operasi dibagi menjadi 2 bagian, yakni Tahap 1 Gedebage - Tasikmalaya, dan konstruksinya dilakukan pada tahun 2022 sampai selesai 2024. Kemudian Tahap 2 selanjutnya dari ruas Tol Tasikmalaya - Cilacap pada tahun 2027 diperkirakan selesai tahun 2029 dan nantinya terdapat jeda pengoperasian sekitar 3 tahun.
Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap nantinya memilki 10 Simpang Susun (SS) yakni SS Majalaya, SS Nagrek, SS Garut Utara, SS Garut Selatan, SS Singaparna, SS Tasikmalaya, SS Ciamis, SS Banjar, SS Patimuan, dan SS Cilacap.(syarif abdusalam)